••40•• End

69 7 1
                                    

Semalaman Zeeya tidak bisa tidur karena masih terbayang-bayang kejadian beberapa detik yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semalaman Zeeya tidak bisa tidur karena masih terbayang-bayang kejadian beberapa detik yang lalu. Sepulang nya dari pasar malam, bibirnya tak henti menebar senyum, aslinya Zeeya itu anaknya tantrum abis, cuma ketutup sama sikapnya yang pendiam.

"Ada apa nih senyum-senyum terus, gue curiga ada rencana busuk yang lagi lo umpetin dari gue kan Zee!" tuduh Tania dengan mata melotot.

"Ih, apaan sih Nia, mana ada aku punya rencana busuk, nggak baik tau suudzon" 

Tania duduk di belakang Zeeya, akhirnya pindah duduk di samping Zeeya, dan kebetulan Afgan belum datang, jadi Tania bisa duduk di samping Zeeya. "Terusss??" 

"Aku itu lagi seneng," celetuk Zeeya.

Tania menganga, lalu ia bergerak mendekat ke mulut Zeeya, "naon?" 

"Gaya kamu Tania, segala pake bahasa sunda, kamu kan orang gila" 

Plak 

"Enak aja!" sewot Tania.

Zeeya mengelus-elus pahanya akibat tabokan maut dari Tania, " sakit tau"

"Alay. Padahal pelan" 

"Nggak papa alay yang penting sekarang aku lagi happy

"Kenapa lo? dapet tiket umroh? atau dapet bedah rumah? atau lo abis nyuci uang ayah lo kan! iya kan, halah ngaku aja deh Zee," Tania terus saja nyerocos tanpa henti, Zeeya hanya diam mendengarkan.

"Udah?" reflek Tania mengangguk, "mau aku lanjutin nggak?" Tania mengangguk lagi.

"Dengerin baik-baik ya, ini hanya satu kali aku ngomong." Tania pun patuh.

"Aku sama Afgan udah jadian" ucap Zeeya pelan tepat di telinga Tania.

Kedua mata Tania melotot, "WHAT??"

       ♪♪♪♪♪♪♪♪♪

Hari pertama Zeeya dan Afgan resmi berpacaran. Seperti orang pacaran pada umumnya, bergandengan tangan, dan saling melemparkan senyum. Tapi tidak dengan dua orang ini, Afgan maupun Zeeya sama-sama masih canggung antara lain. 

Mereka berjalan beriringan menuju caffe tempat buat mereka kerja kelompok, anggota kelompok mereka terdiri dari lima orang, diantaranya Afgan dan Zeeya, lalu ada Elang, Tania, gio. Mereka semua janjian mau mengerjakan di caffe.

"Bentar Zee!" tahan Afgan.

Kaki Zeeya reflek berhenti, ia melihat Afgan berjalan ke arah tukang jual es krim, dalam hati Zeeya sudah berbunga-bunga karena di belikan es krim oleh Afgan, ini kesekian kalinya Zeeya di beri sesuatu oleh Afgan.

ZEEGAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang