Ting
Bunyi notifikasi dari hp Afgan, ia yang sibuk menulis tapi harus teralihkan.
Pesan singkat dari mamanya membuat dada Afgan bergemuruh, Afgan berdoa semoga papanya tidak aneh-aneh di rumahnya, semoga mamanya bisa menghadapi sendiri, nggak mungkin Afgan bolos karena nanti akan ada ulangan remidi untuk mapel fisika.
Udah tua, nggak tau malu, maki Afgan dalam hati.
Zeeya yang juga menulis, ia melirik Afgan sebentar, sejak buka hp, raut wajah Afgan terlihat panik. Merasa khawatir, Zeeya memberanikan diri untuk memegang lengan Afgan.
"Gan?"
Afgan menoleh, ia merasa ada tangan halus menyentuh kulit tangannya, Afgan melirik sebentar ke tangannya, lalu ia menatap Zeeya lagi.
"Kenapa Zee?"
"Kamu kenapa?" tanya Zeeya lagi.
"Gue kenapa? gue nggak papa," alibi Afgan.
Bohong. Jelas Zeeya melihat kebohongan dalam diri Afgan, bahkan sepasang mata Afgan tidak bisa berbohong, "mau cerita sama aku?" tawar Zeeya.
Afgan sangat tersiksa, Afgan berusaha menepis rasa suka, cinta, sayang, perhatian dan segala macam itu untuk Zeeya, tapi kenapa Zeeya malah perhatian banget sama nya? tatapan itu? tatapan itu yang buat Afgan jatuh dalam pesona gadis lugu di depannya ini.
Afgan menyingkirkan tangan Zeeya dari tangannya, "jangan gini Zee, gue udah berusaha lupain rasa gue buat lo. Dengan lo yang perhatian gini sama gue, rasa itu malah semakin dalam Zee" ucap Afgan lirih.
Ada sedikit rasa sakit dalam hati Zeeya ketika Afgan bilang udah melupakan rasa untuk dirinya. "Maaf"
"Kenapa minta maaf? bukan salah lo. Ini salah gue, gue yang salah mengartikan semua respon lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEEGAN
RomanceMenceritakan tentang sebuah kisah cinta sederhana dari dua hati yang saling mencintai. Konon katanya, jika cinta laki-laki lebih besar daripada perempuan, maka cinta itu bisa bertahan lebih lama, tapi alangkah baiknya jika mereka mempunyai cinta yan...