••20••

98 57 18
                                    

"Zeeya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Zeeya?"

"Ay-ayah?" beo Zeeya kaget. Kenapa bisa ayahnya di sini? ngapain di sini?

Sedang Zeeya berjongkok di balik semak-semak, ia sedang mengintip seseorang yang berada di sebrang jalan sana, sosok itu bikin Zeeya penasaran.

"Kamu ngapain ngumpet di sini?" tanya Hardi sambil memegang kedua pundak Zeeya.

Tatapan teduh itu yang sangat Zeeya rindukan, setelah sekian lama, ayahnya menemui dirinya juga, ya meskipun di tempat seperti ini, alias di semak-semak.

"Ay-ayah ngapain di sini?" tanya Zeeya balik.

"Oh, Ayah tadi habis nganterin Reza nyusul ibunya." Jawab sang ayah.

Reza? ibunya? berati anak dan istri ayahnya. Zeeya hanya ber oh saja.

"Kamu tadi belum jawab pertanyaan Ayah,"

"Aku lagi nggak ngapa-ngapain kok yah, yaudah Zeeya mau pulang dulu, permisi."

Saat Zeeya hendak melangkah pergi melewati Hardi, sang ayah langsung mencekal pergelangan tangan Zeeya, "tunggu dulu Zeeya! ayah mau ngomong."

"Ngomong aja"

Hardi menarik nafas dalam-dalam, "kamu mau tinggal sama Ayah?"

Hah? nggak salah ayahnya ngajak Zeeya tinggal bareng? terus nanti keluarga ayahnya gimana? kalau ada Zeeya sama saja Zeeya nanti jadi benalu gimana? kalau di film-film ibu tiri itu banyak yang jahat. Zeeya nggak mau nambah-nambah beban pikiran lagi.

"Ayah jangan bercanda."

Hardi menggeleng, dari sorot matanya Zeeya menemukan keseriusan dan ketulusan, tapi ada sorot penyesalan dalam diri Hardi.

"Ayah nggak bercanda, anggap aja ayah lagi nebus semua salah Ayah sama kamu," ujar Hardi dengan penuh penyesalan.

"Zeeya udah nyaman sendiri yah, Zeeya nggak mau jadi benalu di keluarga baru Ayah, Zeeya nggak mau ganggu kebahagiaan Ayah," ucap Zeeya parau.

"Nggak nak. Kamu putri ayah, kamu bukan benalu. Ayah sayang sama kamu, maafin Ayah,"

"Kalo ayah sayang sama Zeeya, seharusnya ayah nggak cerai sama ibu."

Hardi seketika diam. Rasa sayang dan rasa cinta Hardi untuk ibunya Zeeya sudah habis, bukan berarti cinta Hardi kepada Zeeya ikut habis juga. Jawaban zeeya sangat menyentil hati Hardi.

Tak ada jawaban dari Hardi, Zeeya pun melepaskan tangan ayahnya dari pundaknya dengan halus, "maaf Ayah. Zeeya pamit dulu, Zeeya juga sayang sama Ayah."

Setelah beberapa kata keluar dari mulut Zeeya, Zeeya benar-benar enyah dari pandangan Hardi. Zeeya berlari meninggalkan ayahnya yang masih terdiam.

     ♪♪♪♪♪♪♪♪♪

ZEEGAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang