••24••

85 42 45
                                    

Zeeya termenung di halte sendirian, ia sama sekali belum ada niatan pulang, Zeeya cuma mau ketenangan, hening, dan jauh dari keramaian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zeeya termenung di halte sendirian, ia sama sekali belum ada niatan pulang, Zeeya cuma mau ketenangan, hening, dan jauh dari keramaian. Ia memegang sebuah kertas putih, ia menimbang-nimbang keputusan apa yang akan Zeeya ambil agar ke depannya tidak menyesal.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dua jam yang lalu, bukannya tidak ada kendaraan umum, bus dan semacamnya, tapi Zeeya nya yang nggak mau naik.

Awan biru telah di gantikan menjadi awan orange, atau bisa di sebut senja. Melihat senja itu tenang, apalagi sambil menikmati terpaan angin, duduk di bibir pantai sambil melihat ombak.

"Apa nggak ikut aja kali ya, kata bu Nora nggak papa kan kalo nggak ikut," gumam Zeeya.

Flashback on

"Anak-anak, seminggu hari lagi angkatan kalian akan melakukan study tour ke Bali, untuk biaya sudah tercantum dalam surat ijin ini, kalian berikan kepada orang tua kalian, lalu kalau mereka setuju, bagian yang menunjukkan tidak setuju bisa di sobek, begitu juga sebaliknya." Jelas Bu Nora.

Clarissa mengangkat tangannya, "ada yang mau kamu tanyakan Rissa?" tanya Bu Nora.

Clarissa mengangguk, "Bu kalo surat ini nggak sampai ke orang tua gimana Bu? soalnya saya di rumah cuma sama adek saya. Mama sama papa di luar negeri"

"Kamu punya nomor orang tua kamu kan? minta ijin dari telfon kalau memang bicara langsung nggak bisa"

"Kalo nggak di angkat gimana Bu?" tanya Clarissa lagi.

"Kalo nggak di angkat banting aja Apple kamu."

"Anjir, enteng bener Bu mulutnya" gumam  Elang.

Flashback off

       ♪♪♪♪♪♪♪♪♪

"DIRA, KELUAR KAMU DIRA!"

Gara, dia seperti orang kerasukan karena teriak-teriak heboh memanggil Dira. Tapi sayangnya wanita itu sedang tidak ada rumah.

Afgan sedang tidur jadi kebangun gara-gara papanya. Afgan turun dari ranjang lalu menuju ke sumber suara yang ada di bawah, sepertinya di ruang tamu.

Afgan setengah sadar, ia mengucek-ucek matanya melihat siapa yang datang, "papa?" gumamnya.

Gara mendengar suara derap kaki dari arah belakangnya, Gara membalikkan badannya, "Afgan. Dimana mama kamu" tanya Gara.

Afgan tidak langsung menjawabi pertanyaan Papanya, ia malah pergi ke dapur untuk mengambil air minum, Afgan meneguk air mineral itu hingga habis tak tersisa dalam gelas.

Merasa di abaikan oleh anaknya, Gara menghampiri Afgan, "jangan kurang ajar kamu sama papa Afgan, orang tua lagi ngomong malah kamu cuekin."

Afgan berdecak malas, "ngapain ke sini?" Afgan langsung pada intinya.

ZEEGAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang