AMIRA
Amira sadar jika gerak gerik dalam ruangan ini terpantau oleh CCTV di setiap sudut ruangan yang bernuansa retro klasik dengan sentuhan maskulin yang didominasi oleh warna hitam, cokelat kayu dan sedikit sentuhan merah marun dalam dekorasi ruang kerja atasannya.
Tak sampai di situ, Amira pun merasakan di balik punggungnya, bosnya - Pak Darius Richard Danudihardjo begitu intens memandangnya hingga Amira merasakan bulu kuduknya meremang.
"I am talking to you Amira..." Suara dalam Darius membuat jantungnya berdegup kencang. "Menghadap ke meja saya sekarang!"
Amira sudah tidak bisa mengelak lagi, lembaran kertas yang sejak sepuluh menit lalu dia bongkar dan susun hingga sedemikian rupa di meja kecil yang terletak di ujung ruangan, tak lagi bisa dia jadikan sebagai perisai untuk berlama-lama tak menghadap bosnya ini.
Dengan langkah pelan, Amira berjalan menuju meja Darius sembari meremas tumpukan kertas yang ia dekap erat di depan dadanya.
"Ya, Pak Darius?" tanya Amira gugup.
Sorot mata Darius begitu tajam dan sensual tatkala menatap Amira, seakan-akan Darius mencoba menelanjanginya dengan tatapannya tersebut. Wajah Amira memerah dan dia tak dapat menyembunyikannya ketika wajahnya sudah memanas seperti ini. Pasti akan terlihat seperti kepiting rebus.
Darius terkekeh kecil melihat Amira bertingkah seperti itu.
"Saya dapat informasi kalau kemarin kamu datang ke ruangan saya ketika saya tidak ada di sini?"
Ruangan ber-AC ini mendadak menjadi panas bagi Almira.
Dia mengangguk pelan mendengar pertanyaan Pak Darius, Presiden Direktur dari Danudihardjo Enterprise.
Salah satu perusahaan real estate yang kini merambah ke berbagai lini sektor di Indonesia. Keluarga Danudihardjo sendiri masuk ke dalam daftar 10 orang terkaya se-Indonesia versi majalah Forbes dalam 7 tahun terakhir, dan juga masuk ke dalam jajaran 50 orang terkaya se- Asia dalam majalah prestis tersebut.
Punggawa dari Danudihardjo Enterprise adalah Carlos Darmawan Danudihardjo. Ayah dari Pak Darius - sang Presiden direktur yang saat ini duduk di kursi kulit yang diimpor langsung dari artisan kulit furnitur mewah eksklusif Italia.
Carlos David Danudiharjo merupakan pendiri dari perusahaan besar ini dan saat ini telah mengundurkan diri dari kursi Presiden Direktur demi fokus pada kegiatan filantropis dan kegiatan politiknya. Dengan penuh kesadaran Carlos mengumumkan kepada media bahwa konglomerat itu meneruskan tahtanya kepada anak semata wayangnya, Darius.
Tuk... tuk... tuk... suara jemari Darius membuat Amira semakin salah tingkah.
"Ya Pak, saya kemarin datang ke sini atas perintah Bu Yudia untuk drop dokumen agar Bapak tandatangani segera."
"Siapa yang mengizinkan kamu masuk ke dalam ruangan saya?" Amira bergidik mendengar suara Darius yang begitu halus, namun dingin menohok.
"Uh... ruangan ini kosong dan saya pikir saya hanya perlu meletakkan dokumen tersebut," jawab Amira terbata-bata.
"Itu jawaban yang sangat lemah dan tidak profesional, Amira. Bagaimana mungkin staf dengan pemikiran dangkal sepertimu bisa lolos dalam perusahaan ini! Buruk sekali sistem rekrutmennya!" tukas Darius yang sontak membuat kerongkongan Amira tercekat.
"Ma.. maafkan saya Pak telah lancang masuk ke dalam ruangan Bapak," lirih Amira.
Dia memejamkan matanya, dan telah mempersiapkan skenario terburuk, yaitu dia akan dipecat hari ini juga karena masuk ke dalam ruangan direktur tanpa izin.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESI TUNGGAL SANG MAFIA
RomanceSERIAL PERTAMA OBSESI SERIES (18+) Darius Richard Danudihardjo, pewaris tunggal Perusahaan Danudihardjo Enterprise yang memiliki segalanya. Harta, tahta, wanita. Hanya dengan jentikkan jari, semua yang diinginkan, akan jatuh dalam pelukannya. Amira...