DARIUS
Saat ini Darius sedang menunggu Amira keluar dari kamarnya. Beberapa stylist yang bertugas untuk memoles Amira sibuk mondar-mandir keluar dan masuk dari kamar Amira. Darius ditemani oleh Nero, dan mereka berdua sejujurnya sudah tidak sabar untuk menendang orang-orang dari tempat ini dan bergegas menuju acara pesta.
Darius terpaksa menggunakan satu unit apartemen miliknya yang terletak di bawah unit griya tawangnya sebagai tempat Amira mempersiapkan diri untuk acara pesta yang diselenggarakan oleh kedua orangtuanya.
Dia tak akan membiarkan orang lain masuk ke dalam griya tawangnya yang memang didesain secara eksklusif khusus untuk memenuhi ekspektasinya akan tempat yang memiliki sistem keamanan serta privasi terbaik yang bisa diberikan.
Nero menyesap lemonade dan memperhatikan beberapa staf yang sibuk berlalu lalang. Mereka didatangkan langsung dari sebuah salon terbaik ibu kota, khusus untuk memoles wajah dan tampilan Amira hari ini.
"Gue nggak nyangka jika lo rela melakukan hal sejauh ini untuk Amira."
Darius melirik sahabatnya selepas Nero mengucapkan hal tersebut.
"Ini hal mudah. Gunakan saja uang, semua akan beres," balasnya santai.
Dia melihat jam di pergelangan tangannya kembali, gerak-geriknya menunjukkan kegusaran yang tak bisa ditutupi lagi. Darius sudah tak sabar untuk melihat penampilan Amira dalam balutan gaun yang dia pilihkan secara khusus.
"Hey, berapa lama lagi akan selesai?" tanya Darius tak sabar kepada salah seorang perempuan yang baru melintas.
"Oh, Pak Darius, mohon tunggu sebentar lagi. Make up dan hair do telah selesai. Tinggal memakai gaun saja untuk Ibu Amira," jawab staf salon itu dengan takut-takut.
"Gue kemarin baca laporan tentang sedan asing yang mengikuti kemarin."
Demi mengusir kebosanannya, Darius kembali mengulas informasi yang diterima dari Nero kemarin pasca mobil asing membuntutinya ketika dia dalam perjalanan menuju Exquisite Boutique.
"Apa lo mau membicarakan hal tersebut dengan Carlos nanti?" tanya Nero.
Darius menggelengkan kepalanya.
Tepat sekali, kemarin adalah ulah ayahnya. Pekerjaan kotor nan tengil itu ditujukan kepada Darius sebagai salah satu bentuk peringatan. Darius tentu tak akan membiarkan kejadian kemarin lewat begitu saja. Akan ada pembalasan dan retaliasi atas tindakan ayahnya kemarin.
"Gue bakal membalasnya. Nggak perlu gaduh untuk menjalankan rencana ini nanti. Apalagi membuat kakek tua itu semakin waspada jika gue sengaja membicarakan hal ini dengannya," jawab Darius.
Nero mengernyitkan dahinya, tepat ketika dia ingin bertanya apa yang Darius rencanakan, Nero melihat raut wajah sahabatnya berubah begitu drastis.
Full of awe. Mungkin itu yang bisa Nero gambarkan ketika melihat ekspresi dari wajah Darius.
Sumber kekagumannya, tentu saja, gadis sederhana bernama Amira yang kini bertransformasi menjadi wanita menawan dengan balutan gaun indah berwarna merah.
"Fuck me!" Darius mengutuk pelan tatkala melihat penampilan Amira yang baru saja keluar dari kamar diiringi oleh tim stylist.
Darius sibuk memandangi Amira yang melangkah perlahan menuju ke arahnya. Gadis itu sedikit kesulitan berjalan karena stiletto warna senada yang dipakainya kini membuatnya berjalan berhati-hati. Sebisa mungkin tak ingin ceroboh dan terjerembab jatuh dengan wajah tertumbuk lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESI TUNGGAL SANG MAFIA
RomantikSERIAL PERTAMA OBSESI SERIES (18+) Darius Richard Danudihardjo, pewaris tunggal Perusahaan Danudihardjo Enterprise yang memiliki segalanya. Harta, tahta, wanita. Hanya dengan jentikkan jari, semua yang diinginkan, akan jatuh dalam pelukannya. Amira...