AMIRA
Rapat antara Darius, Raka, Nero serta Amira-yang duduk diam mendengarkan mereka berdebat dan bertukar pendapat dengan efisien, membuat Amira semakin menyadari kalau mereka bertiga memang luar biasa.
Rapat tentang apa?
Tentu saja tentang nasib Amira yang secara mendadak diangkat menjadi personal assistant orang nomor satu di perusahaan ini.
Memang perusahaan ini adalah perusahaan privat yang sebagian besar keputusannya berada di tangan Presiden Direktur perusahaan ini, Darius, atau di tangan pemegang saham mayoritas perusahaan ini, yaitu Pak Carlos Danudihardjo. Tentu saja ada dewan direksi dan dewan komisaris yang bertugas untuk mengarahkan dan memberikan nasihat kepada Darius untuk menjalankan perusahaan ini.
Namun tak bisa dipungkiri, pengaruh keluarga Danudihardjo terhadap perusahaan mereka sangatlah besar sehingga dewan direksi dan dewan komisaris hampir selalu setuju dengan keputusan para Danudihardjo dalam menjalankan perusahaan.
Atas itu semua, bukan berarti jika keputusan Darius untuk mempekerjakan pegawai rendahan yang minim pengalaman seperti Amira akan bebas dari cercaan dan kritik internal petinggi perusahaan.
Mengingat betapa kompleksnya bisnis mereka yang selalu bersinggungan dengan dunia hitam mafia, maka tak bisa sembarang orang datang ke dalam lingkar terdalam mereka dan bebas begitu saja tanpa konsekuensi.
Oleb sebab itu Raka, si risk-assessor dan juga otak yang mendalangi segala macam hal yang berkaitan dengan risiko dan legalitas yang berkaitan dengan dunia mereka, begitu menentang keras keputusan Darius untuk mempekerjakan Amira.
"Lo memberi tahu begitu saja tentang eksistensi Danudihardjo kepada gadis ini?" ujar Raka dengan frustasi.
"Darius yang gue kenal berpikir dengan kepala dingin dan melakukan apa pun dengan penuh perhitungan yang matang. Nggak mungkin bertindak berdasarkan impuls belaka seperti sekarang ini!"
"Let it go, Raka. Nggak ada yang perlu lo khawatirkan. Jika gadis ini macam-macam, gue sendiri yang akan menyingkirkannya." Nero menimpali dengan santai dari ujung sofa yang tentu saja membuat Amira beringsut di sofa yang dia duduki.
'Ternyata mereka bertiga sama gilanya!' rutuk Amira dalam hati.
"Just shut your mouth off, both of you! Kalian nggak perlu bersikap penuh teatrikal seperti ini terhadap keputusan gue menyangkut Amira. Lo urus saja kontrak yang gue minta, serta buat transisi ini semulus mungkin." Akhirnya Darius menanggapi kedua sahabatnya itu.
"Apa yang nanti mau lo bilang ke Pak Carlos?" tanya Raka.
Salah satu masalah utama adalah Pak Carlos yang tentu saja tidak akan dengan mudah menerima keputusan gila Darius mempekerjakan pegawai rendahan masuk ke dalam inner circle mereka.
"Katakan saja Amira teman tidurku. Dia akan lebih mudah percaya alasan seperti itu dibandingkan jika kau berbohong mengatakan kalau Amira punya kompetensi sebagai PA." Ucapan Darius sungguh menohok hati Amira dan dia benci sekali dengan keadaan ini.
"Atau yang lebih parah lagi, ketika ayahku mengetahui kalau Amira mengerti tentang rahasia ini," imbuhnya.
Tentu saja dia belum memiliki kompetensi sebagai PA!
Dia baru saja empat bulan bekerja di sini, di divisi yang berbeda pula! Mana bisa mengharapkan anak bau kencur seperti dirinya langsung bisa mengerjakan tugas tingkat tinggi dan penuh tekanan seperti seorang personal assistant CEO perusahaan sebesar ini!
Amira jengkel. Rasanya hidupnya begitu murah dan kecil karena nasibnya seakan dipermainkan dengan mudahnya oleh Darius. Bahkan kini harga dirinya semakin terinjak karena dianggap sebagai teman tidur bosnya belaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESI TUNGGAL SANG MAFIA
RomantikSERIAL PERTAMA OBSESI SERIES (18+) Darius Richard Danudihardjo, pewaris tunggal Perusahaan Danudihardjo Enterprise yang memiliki segalanya. Harta, tahta, wanita. Hanya dengan jentikkan jari, semua yang diinginkan, akan jatuh dalam pelukannya. Amira...