Negotiation - Negosiasi

2K 120 2
                                    

DARIUS 


"Seperti yang saya bilang, besok kamu mulai bekerja sebagai PA saya." Tanpa pembukaan, Darius langsung mengucapkan inti dari pembicaraan hari ini kepada Amira.

"Jadi rencana Bapak adalah menjadikan saya PA? Lalu apa setelah itu? Sampai kapan saya harus bekerja di sini?" tanya Amira cemas. Tersirat dari seluruh gesturnya hari ini jika dia tidak ingin lagi berurusan dengan keluarga Danudihardjo yang ternyata adalah mafia kakap di Indonesia.

Darius beranjak dari duduknya dan menggapai lemari minumannya dan membuka botol whiskey untuk dibawa ke ruang tamu. Dia berniat untuk menghabiskan malam ini dengan bersantai bersama whiskey yang berumur 25 tahun hadiah dari rekan bisnisnya yang berasal dari Islay Skotlandia.

Setelah menuangkan isinya ke dalam gelas kristalnya, Darius menyesap minuman beralkohol kegemarannya itu.

Darius juga benci mabuk. Dia tidak suka jika dirinya tidak bisa memegang kendali atas seluruh aspek dalam hidupnya. Dan mabuk adalah hal terbodoh yang bisa dia lakukan untuk menghilangkan kendali atas dirinya sendiri. Maka dari itu, dia tak pernah minum melebihi batas toleransinya dan menganggap minum adalah hal rekreasional untuk rileks pikiran.

"Ya, setidaknya sampai saya paham apa motifmu sebenarnya, kau harus tetap dalam pengawasanku. Dan cara terbaik adalah menjadi PA." Darius kembali duduk di samping Amira, dan tentu saja Amira bergeser menjauhinya.

Darius tertawa melihat tingkah gadis satu ini.

"Relax, I don't bite!" ujar Darius yang disambut dengan delik curiga Amira.

"Saya tidak ada motif apapun! Sampai berapa kali saya harus bilang sih Pak?" ujar Amira frustasi.

"Yang bisa kamu lakukan dari tadi hanya berbicara dan menyangkal, saya tak butuh itu. Saya mau lihat actionnya." Amira hendak menyangkal, namun kembali terdiam dengan ucapan Darius. Memang benar. Saat ini Amira bahkan tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk mengurai permasalahan yang turut menyeret dirinya.

"Nanti setelah saya yakin kalau kamu memang tidak punya hubungan dengan lawan bisnisku, kau boleh resign dan pergi dari sini," ucap Darius dengan enteng. Darius harus berbohong mengenai hal ini, hanya untuk membuat Amira sedikit lebih tenang. Tentu saja dia tak akan melepaskan Amira dengan mudah.

"Bagaimana caranya Bapak mengecek kalau saya memang tidak ada hubungan dengan dunia bapak, apalagi dengan musuh-musuh bisnis anda?"

"Saya punya cara, uang dan sumber daya, serta orang-orang yang kupekerjakan di belakangku." tambah Darius. Dengan kata lain, dia akan mempekerjakan detektif privat andalannya untuk mengulik seluruh informasi mengenai Amira Dwi Handayani ini.

"Kau tak perlu khawatir. Urus saja dirimu sendiri."

Laporan dari Nero yang dia berikan sebelum mereka kembali ke griya tawangnya merupakan laporan awal yang dikerjakan oleh detektif sewaannya sejak dia melihat gerak gerik Amira dalam CCTV ruangannya kemarin.

Malam ini dia akan buka laporannya dan menilai bagaimana Amira yang sebenarnya.

"Dan mulai besok kamu jadi PA saya, bukan berarti ini hanya kedok. Tapi kamu harus benar-benar mengerjakan tugas PA seperti umumnya. Kamu akan sering berkoordinasi dengan Raka, Head of PA dari Danudihardjo Enterprise." Darius mewanti-wanti.

Dia tertarik dengan Amira, tapi bukan berarti dia akan menghamburkan uang begitu saja untuk menggaji Amira jika dia tidak bisa menyelesaikan pekerjaan PA dengan baik nanti.

"Tapi saya tidak mau jadi PA. Saya tetap jadi staf sekretaris saja Pak. Pasti rekan-rekan banyak bertanya kenapa saya tiba-tiba diangkat menjadi PA CEO perusahaan ini, padahal saya baru lulus probation bulan lalu." Amira memijit keningnya dengan gerakan memutar.

OBSESI TUNGGAL SANG MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang