DARIUS
Suasana hatinya sedang kacau hari ini.
Entah karena pelampiasan hasratnya kemarin malam yang tak tercapai bersama Amira, atau mungkin juga karena Darius tahu jika Amira memilih kabur dari dirinya pagi ini. Belum sempat Darius menemui Amira dan membicarakan tentang apa yang terjadi semalam, dia mendapati jika Amira sudah berangkat jam tujuh pagi demi menghindari dirinya.
For God's sake!
Buat apa berangkat sepagi itu jika jarak kantor dan apartemen hanya membutuhkan waktu 15 menit berkendara mobil?
Darius akan mengejarnya-his little kitten, sampai ke kantor tentu saja.
Tapi sayangnya, sebelum Darius pergi menyusul ke kantor, dia mendapat informasi dari Nero bahwa masalah di pelabuhan berasal dari lawan bisnisnya yang memberikan bocoran informasi kepada seseorang di pihak bea cukai dan kejaksaan.
Nero sudah mengamankan orang yang mengacaukan bisnisnya, dan hari ini saat yang tepat. Darius butuh pelampiasan atas semua kejengkelan yang menumpuk.
Jadi mereka berangkat menuju gudang tempat Nero mengamankan si pengganggu. Mereka bertiga duduk di dalam mobil bersama, Raka bilang dia malas bawa mobil sendiri, sedangkan Nero memang biasanya berangkat bersamanya jika ingin melakukan 'hitung-hitungan' kepada pengganggu mereka.
"Siapa dia?" tanya Darius dengan jengkel.
"Orang suruhan keluarga Sudibyo," jawab Nero yang sukse membuatnya mengernyitkan dahi.
"Sudibyo? Mengapa dia berulah dengan kita?" Dia berdecak kesal.
Darius tahu jika Sudibyo merupakan salah satu lawan bisnisnya, terutama dalam bidang real estate dan market residensial. Perusahaan mereka tidak sebesar Danudihardjo Enterprise, namun cukup diperhitungkan dalam ranah real estate pemain lokal. Pun setahu Darius, mereka selalu bermain bersih dan cenderung memilih cara yang aman dalam berbisnis. Tipikal perusahaan yang dicintai oleh dirjen pajak karena taat peraturan.
Tidak seperti ayahnya, Carlos Danudihardjo yang telah berani melebarkan sayapnya dalam berbisnis ke berbagai sektor, bahkan melalu crypto-currency dan juga terkadang mencuci uangnya melaui skema perjudian di Macau dan Vegas. Raksasa gurita bisnis mereka juga menyimpan uang mereka di negara-negara tax haven dalam menjaga aset mereka.
Danudihardjo bisa melakukan hal itu semua karena mereka memegang orang-orang penting yang bisa mempermudah kegiatan mereka. Mulai dari perpajakan, beacukai, hingga orang-orang yang berkaitan dalam penegakan hukum. Backing mereka merupakan para petinggi negeri, para pembuat keputusan dan kebijakan, dan itu yang membuat Danudihardjo nyaris tak tersentuh oleh hukum.
"Gue rasa mereka hanyalah hama pengganggu yang mencoba mengambil market kita." Raka menimpali dari kursi penumpang depan.
Raka tidak terlalu menaruh perhatian lebih terhadap masalah ini. Menurutnya ada kelompok lain yang lebih berbahaya dan sudah mulai putus asa untuk menyingkirkan Danudihardjo dari monopoli bisnis dan kekuasaan.
"Coba kalian gali lebih dalam lagi mengenai ini. The Sudibyos are spineless. Mereka pengecut yang tak akan berani melakukan hal ini kepada Danudihardjo. Apakah mereka naif atau bodoh karena berani menyenggol bisnis kita? Atau mungkin ada kelompok yang menunggangi ini melalui Sudibyo yang polos."
Darius mengepalkan tangannya melihat berbagai macam kemungkinan yang muncul dari tindakan bodoh Sudibyo yang menyenggol bisnis mereka.
"Gue udah interogasi orang itu semalam. Nggak banyak informasi yang bisa digali sekarang. Orang suruhan itu masih di tingkat bawah yang nggak mengerti apa-apa," jawab Nero dengan kaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESI TUNGGAL SANG MAFIA
RomanceSERIAL PERTAMA OBSESI SERIES (18+) Darius Richard Danudihardjo, pewaris tunggal Perusahaan Danudihardjo Enterprise yang memiliki segalanya. Harta, tahta, wanita. Hanya dengan jentikkan jari, semua yang diinginkan, akan jatuh dalam pelukannya. Amira...