Lunch at Fukuro

982 54 2
                                    


AMIRA


Amira masih memandangi takjub ruang resepsi tempat laundry premium yang berada di bilangan Senopati.

Ruangan yang Amira tempati sekarang begitu mewah, layaknya seperti butik salon. Sebelumnya, dirinya ragu saat melangkah masuk ke dalam mansion mewah ini jika tim satpam mansion ini tidak mengkonfirmasi bahwa tempat ini adalah benar tujuannya. 

"Terima kasih sudah menunggu Ibu Amira. Kemeja dan jas Bapak Darius sudah kami terima. Biasanya beliau meminta paket premium sore ini telah bersih dan siap diantar kembali. Boleh tolong konfirmasinya, Bu Amira?" Salah seorang executive sales bernama Indri menyapa ramah Amira yang terlihat sedikit kebingungan.

Dia baru pertama kali mengurus laundry atasannya di tempat yang lebih cocok disebut sebagai butik. Dan sungguh tempat ini begitu profesional. Mereka tidak berkomentar apapun mengenai bercak darah yang terdapat di kerah lengan kemeja dan jas milik Darius. Mereka hanya memperhatikan sejenak, meraba tekstur kemeja, dan kembali tersenyum ke arah Amira seolah tidak terjadi apa pun. 

"Oh ya, silakan samakan saja dengan service yang biasa Pak Darius pakai di sini." 

Setelah Amira mengangguk memberikan konfirmasi, Mbak Indri kembali ke komputer desktop kasir dan mencetak invoice untuk jasa binatu mereka. Amira menerima lembaran tagihan itu dan terbelalak melihat nominal harga yang tertera di dalamnya.

Memang bosnya sungguh orang yang berada di luar jangkauannya.

Astaga! Semahal inikah jasa laundry premium?

Amira mengeluarkan kartu kredit korporat yang diberikan oleh Raka kepadanya untuk membayar segala macam kebutuhan yang diperlukan Darius sebagai CEO perusahaan mereka. Indri menerima kartu kredit dengan senyum ramahnya dan membuat Amira menghela nafasnya.

Amira harus segera terbiasa dengan hidup penuh kemewahan dan previlese yang disandang oleh bosnya.

"Nanti sore kami akan konfirmasi kembali kepada Ibu Amira perihal proses pengiriman pakaiannya. Terima kasih telah berkunjung ke Clean Maison Laundry Executive." Indri berbicara dengan nada yang super ramah. 

Setelah menerima salinan pembayaran dari mereka, Amira beranjak menuju mobil Camry yang akhirnya didaulat oleh Darius sebagai mobil untuk menemani Amira jika dia butuh bepergian ke berbagai tempat saat disuruh melakukan sesuatu oleh bosnya.

Di dalam mobil yang melaju kembali ke arah kantornya, Amira mendapati jika terdapat pesan baru masuk ke dalam ponselnya.

Dari Raka.

'Amira, cepat kembali ke kantor dan temui Darius.' Hanya itu pesannya.

Amira menyederkan kepalanya di kaca mobil, merasa sedikit gugup akan apa yang akan terjadi kelak bersama Darius. Dia kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas dan memandangi jalanan ibukota yang relatif lengang di siang hari ini.

Apa lagi yang akan dilakukan bosnya nanti?

Tak terasa sepanjang lamunannya yang dirasa singkat itu, akhirnya di kembali ke kantor dan keluar dari mobil. Rasanya bolak-balik menghirup napas untuk menenangkan degup jantungnya tak berpengaruh banyak untuknya. 

Dengan susah payah Amira mengumpulkan keberaniannya dan melangkah masuk kembali ke ruangannya. Amira berlama-lama meletakkan bukti pembayaran laundy di atas meja kerjanya dan memainkan kabel telepon secara acak sebelum menghela napas panjang dan membawa tasnya menuju kantor Darius. 

OBSESI TUNGGAL SANG MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang