DARIUS
Darius memijit kepalanya singkat selepas negosiasi alot dengan Takashida Corporation selama dua jam tadi.
Takashida Corporation, yang dalam rapat ini dipimpin oleh Mr. Takayama, mengulur-ulur waktu sebelum menyetujui perjanjian kerja sama yang telah digagas sejak enam bulan lalu. Tak ingin berlama-lama, Darius memberikan ultimatum untuk mendapatkan 'yes' dari perusahaan Jepang itu hari ini juga.
"Listen, Gentlemen, let's wrap this up by today. I don't want to waste our time any longer. Either you take our offer, or just leave it. Swiss Eco Luxury just contacted me this morning, waiting my call and expecting this project given to them," ujar Darius dengan nada keras.
"Your choice, Gentlemen. But I expect before clock change into zero o'clock by today I already get the answer. And I prefer to have a yes from you."
"Kalian tahu, kami fair dalam bernegosiasi dan memberikan analisa terbaik serta realistis untuk IRR proyek ini. Big Four Consultant companies also give positive analysis of our financial modeling." Raka menimpali percakapan ini sambil mengamati reaksi lawan bicara mereka yang terlihat cukup kaget dengan ultimatum keras Darius.
Beberapa jajaran direksi mereka mengangguk setuju dan memberikan respon positif. Namun sebagian kecil masih terlihat ragu-ragu dan penuh kehati-hatian, membuat Darius semakin tidak sabar untuk menyelesaikan deal ini.
"Raka, you follow this up with them. I don't want to do this anymore. I just expect the deal is closing now. Either you bring the contract from Takashida or from Eco Swiss. All the same to me!" tuntut Darius seperti gaya demanding-nya sebagai CEO.
"Good afternoon, Gentlemen. I must go now. Please finalize with Raka."
Setelah menekankan bahwa hari ini adalah terakhir kalinya Darius bernegosiasi dengan Takashida mengenai proyek ini, Darius beranjak dari ruang tele-conference dan bergegas keluar menuju ruang kerja pribadinya untuk merokok.
Para lawan bicara dari Takashida menatap Raka dari layar besar dengan sedikit khawatir dan tidak nyaman karena Darius sudah tidak ingin berdiskusi lagi dengan mereka.
Mereka tahu ini deal yang baik untuk mereka. Namun jika mereka berharap keuntungan yang lebih tinggi dari yang telah dijabarkan dan mencoba memeras mereka karena menganggap Danudihardjo Enterprise sebagai sasaran empuk mereka, itu salah besar.
Darius Danudihardjo terkenal sebagai salah satu pebisnis handal di Asia Pasifik. Proyeknya pasti sukses besar dengan profit yang menjanjikan.
Lihai, licik, dan luar biasa cerdas, merupakan kualitas sifat yang Darius miliki dan dia asah semenjak dia remaja dan sudah diperkenalkan dengan bisnis oleh ayahnya. Dia tahu kapan harus bersikap lihai, licin, dan tenang dalam satu situasi, serta kapan dia harus bersikap keras seperti tadi.
Lihat saja jika mereka berani mencari keuntungan lebih seperti cara yang mereka coba lakukan tadi. Darius tak segan untuk menghancurkan bisnis mereka di Indonesia, bahkan jika dia mau, beserta afiliasi bisnis mereka.
"Okay, you heard the boss. Now... let's finalize this, Gentlemen." Itu hal yang Darius dengar dari Raka sebelum dia menutup pintu dan pergi keluar ruangan.
Darius berjalan menuju lift eksekutif di lantai ruang tele-conference yang berada di lantai 45 dan menekan angka 50 untuk menuju ruangan kantornya.
Ketika dia melewati ruangan kecil resepsionis yang terletak di foyer depan lantai eksekutif ini, dia melihat Amira duduk penuh konsentrasi sambil membaca setumpuk tebal berkas-berkas sambil dikelilingi oleh beberapa PA di sisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESI TUNGGAL SANG MAFIA
RomanceSERIAL PERTAMA OBSESI SERIES (18+) Darius Richard Danudihardjo, pewaris tunggal Perusahaan Danudihardjo Enterprise yang memiliki segalanya. Harta, tahta, wanita. Hanya dengan jentikkan jari, semua yang diinginkan, akan jatuh dalam pelukannya. Amira...