DARIUS
Amira memandangnya dengan tatapan nanar. Darius tahu sebentar lagi tangis Amira akan pecah. Entah mengapa dia benci melihat Amira menangis, tapi... Darius tak akan berhenti sampai dia mendapatkan Amira.
Mengusapkan satu bulir air mata yang jatuh membasahi pipi Amira yang memiliki semburat merah, entah karena marah, menahan tangis, atau emosi lain yang belum bisa Darius tangkap.
Perasaan yang berkecamuk dalam rongga dada Darius akhirnya tumpah dan dia secara jujur dan tidak direncanakan mengucapkan begitu saja hasrat terdalamnya untuk berhubungan lebih dekat lagi dengan gadis yang semakin lama semakin terlihat begitu cantik di matanya.
How the hell those people thought that Amira was just an average girl?! Buta semuanya!
Wajah Amira penuh ekspresi yang membuat Darius terpesona dan ketagihan untuk melakukan sesuatu yang dapat memancing reaksi dari wajah Amira bergejolak penuh ekspresi.
Kedua bola mata Amira yang begitu jujur menyampaikan apa yang ada di dalam hatinya. Tak perlu berbicara, lewat kedua manik hitamnya yang begitu indah di mata Darius, dia dapat menebak bagaimana suasana hati gadis ini.
Tapi butanya para pria dalam melihat Amira yang sesungguhnya justru menjadi keuntungan bagi Darius. Karena semakin sedikit lawannya untuk mendapatkan hati Amira, maka semakin besar kesempatannya untuk memiliki Amira seutuhnya.
He was indeed an egoistical maniac, but he didn't care, at all!
'She will be mine!' janji Darius dalam hati.
"Berhenti menangis, Amira."
Tak hentinya Darius mengusap pipi Amira yang terasa begitu halus dibandingkan dengan ruas jarinya yang besar dan kasar.
"Berhenti melawan perasaan ini. Terima saja, dan katakan iya kepadaku. Aku akan memanjakanmu dengan hal-hal yang tak pernah terbayangkan olehmu sebelumnya." Darius mencoba membujuk gadis itu.
Kemungkinannya kecil kalau Amira akan terkesan dengan bujukannya. Apalagi yang berbau material. Darius tahu Amira bukan gadis seperti itu. Amira adalah anomali dalam hidup Darius. Dia tahu persis jika Amira adalah perempuan baik dengan memiliki niat yang baik terhadap orang lain.
No hidden agenda. Just a pure hearted girl.
Tapi dia akan mencoba segala cara untuk mencari celah dan membuka hati Amira untuk membiarkan Darius masuk ke dalamnya.
"Tapi Pak Darius nggak akan pernah bisa memberikan apa yang saya inginkan," balas Amira dengan suara parau.
"Apa yang kamu inginkan? Aku bisa memberikan segalanya!"
Tak ada yang tak mungkin bagi Darius.
"Cinta? Kebebasan? Bisakah Pak Darius memberikan itu?" Amira menantangnya.
Darius menggertakkan giginya.
"Beside those things." Dia mengelak.
Cinta? Haha, itu satu hal yang menggelikan yang Darius dengar.
Cinta hanya ungkapan manis dari kumpulan hormon dan alterasi kimia dalam tubuh yang menggila ketika pasangan mendapatkan stimulasi yang mereka inginkan. Entah stimulasi dari otak lewat percakapan, atau stimulasi sejak zaman primitif sudah terbukti eksis seperti sentuhan dan bercinta.
That kind of brain chemistry called love will fade once the excitement of the relationship gone. Darius yakin cinta tidak diperlukan dalam suatu hubungan. Lihat saja ayah dan ibunya, mereka tetap bisa bertahan dalam ikatan pernikahan tanpa adanya cinta di antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESI TUNGGAL SANG MAFIA
RomanceSERIAL PERTAMA OBSESI SERIES (18+) Darius Richard Danudihardjo, pewaris tunggal Perusahaan Danudihardjo Enterprise yang memiliki segalanya. Harta, tahta, wanita. Hanya dengan jentikkan jari, semua yang diinginkan, akan jatuh dalam pelukannya. Amira...