A Heated Debate with Raka

1.7K 86 0
                                    

DARIUS

Darius mengawali pagi ini dengan perasaan senang. Dia bangun pukul 5.30 pagi dan melakukan jogging di treadmill ruang work out griya tawangnya selama 45 menit.

Setelahnya melakukan shower, memilih kemeja putih serta setelan jas Valentino abu-abu yang senada dengan celananya dan memakai jam tangan Patek Philippe warna cokelat. Dia keluar dari kamarnya pukul 6.15 pagi dan mendapati Amira tengah berkutat di dapurnya. Darius mencium aroma sedap dari sana dan bergegas melihat apa yang Amira siapkan.

"Nasi goreng di pagi hari?" tanya Darius sambil menaikkan alis sebelah kirinya.

"Saya lapar. Dan saya tidak mau makan steak seperti semalam lagi. Terlalu mewah untuk lidah Indonesiaku." Jawaban Amira membuat Darius tersenyum.

"Lakukan sesukamu. Kamu bisa koordinasi dengan chef pribadiku nanti untuk menyesuaikan menu makananmu saat kamu tinggal di sini nanti. Biar dia nanti yang menyiapkan semuanya." Amira memutar matanya mendengarkan ucapan Darius.

Gadis itu meletakkan hidangan nasi goreng di atas meja makan dan langsung duduk untuk menyantap sarapannya.

"Pak Darius mau?" tanya Amira setengah hati.

Darius menggeleng. Dia baru saja selesai melakukan treadmill yang merupakan rutinitas paginya, tak akan dia rusak tubuh atletisnya hasil olahraga rutin dengan godaan ratusan kalori dari nasi goreng, semenggoda apa pun itu aromanya.

Dia memiliki nutrisionis dan personal chef yang dapat secara tepat meracik kebutuhan kalori dengan paduan makanan sesuai seleranya. Mungkin nutrisionis dan chef Darius akan geleng-geleng kepala melihat hasil hidangan Amira.

Dia membuka kulkas dan mengambil potongan buah serta protein shake yang telah disiapkan chef nya kemarin malam. Duduk di hadapan Amira dan mulai mengemil buahnya.

Senyum Darius mengembang ketika memperhatikan Amira yang duduk berkonsentrasi dengan sarapannya memakai pakaian miliknya. Kaus putihnya terlihat begitu besar di membalut tubuh Amira. Celana jogging-nya membuat kaki Amira tenggelam, dan terpaksa memakai bantuan tali untuk mencegah celana itu jatuh ke lantai karena terlalu besar.

"Nanti setelah pulang kerja kita ke rumahmu dan segera packing barang-barangmu untuk dibawa ke sini."

Amira hanya mendelik kesal mendengar ucapan Darius, dia lebih memilih melanjutkan sarapannya dalam diam hingga suapan terakhir dan meneguk fresh smoothies dengan segala bahan segar yang telah disiapkan dan distok oleh asisten sebelumnya. Pun gadis itu tanpa malu-malu membuat untuk diri sendiri, tanpa repot-repot menawari Darius. 

Darius mengerti kalau saat ini dia sedang mendapatkan silent treatment dari Amira. Tapi dia tak terlalu peduli. Suasana hatinya hari ini sangat baik dan dia masih bisa menoleransi sikap kekanakan Amira saat ini.

Masih dalam keadaan diam, Amira bangkit dari duduknya dan membersihkan seluruh sisa-sisa piring dan peralatan kotor lalu berlalu dari hadapan Darius menuju kamarnya.

"Sebentar lagi Nero akan datang membawa pakaianmu. Bersiap segera. Dan... jangan lupa untuk mandi." Goda Darius yang disambut dengan erangan kesal Amira.

Darius menggelengkan kepala.

How cute!

Dia bersiul senang dan diganjar dengan suara pintu yang dibanting oleh Amira.

Jeda beberapa menit setelah melihat kelakuan Amira yang begitu menggemaskan baginya, Darius mendengar hpnya berbunyi dan benar saja, Nero mengabari kalau dia sudah ada di basement dan sebentar lagi akan tiba di apartemen Darius.

OBSESI TUNGGAL SANG MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang