Darius's Plan

2.1K 120 0
                                    

AMIRA

Amira menoleh ke arah nakas yang terletak di samping ranjang. Sekarang menunjukkan pukul 8 malam.

Seharusnya pada pukul segini dia sudah berada di rumahnya. Mungkin saat ini sedang makan malam bersama Ibu dan Bapak, jika bapak sudah pulang setelah bekerja sebagai satpam di sebuah Bank swasta terbesar di Indonesia.

Atau saat ini dia sedang membantu adiknya, Ambar yang sedang duduk di bangku kelas 11 SMA untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan rumah dari sekolahnya.

Pak Darius tadi menyebutkan bahwa dia telah memiliki rencana untuk menyelesaikan semuanya. Namun, apa gerangan rencananya?

Jangan-jangan karena dia telah mengetahui semuanya, dia akan dilenyapkan oleh Pak Darius untuk menutupi rahasia besar ini?

Amira bergidik ngeri membayangkan kalau hari ini adalah akhir hidupnya. Bagaimana nanti nasib Ibu dan Bapak di rumah? Siapa yang akan menjaga adik cantiknya Ambar nanti?

Tidak! Dia tidak bisa mati konyol begitu saja di ruangan rahasia ini. Dia harus putar otak untuk bisa keluar dari ruangan ini dan bergegas mencari pertolongan.

Suara percikan shower masih terdengar dari dalam kamar mandi. Amira bergegas jalan menuju nakas di samping tempat tidur dan mencoba mencari ponselnya atau ponsel Darius yang mungkin tertinggal di ruangan ini.

Laci pertama hingga laci terakhir telah Amira buka dan periksa, namun tidak ada barang yang tertinggal di dalamnya. Amira mengerang frustasi. Mengedarkan kembali pandangannya di ruangan ini yang layaknya tak ubah bagaikan penjara mewah baginya.

Saat Amira memutar otak memikirkan jalan untuk kabur, dia tidak mendengar kalau Darius telah selesai mandi dan berdiri di depan ruangan itu sambil memperhatikan Amira. Dia baru menyadari kehadiran Darius tatkala tangan dingin Darius menyentuh bahunya.

"Sudah kukatakan, kamu tidak bisa kabur dariku sekarang." Amira meringis dalam hati mendengar ucapan Darius.

"Setidaknya biarkan saya bicara dengan keluarga saya Pak, mereka pasti khawatir karena saya belum pulang dan tidak mengabari mereka sampai saat ini," pintanya.

"Kamu mengingat nomor telepon rumahmu?" tanya Darius yang disambut dengan anggukan dari Amira.

"Tunggu di sini. Akan kusambungkan telepon ini ke rumahmu." Darius kemudian meraih gagang pintu dan membuka kunci dengan pindai bola mata retinanya. Dia begitu hati- hati tidak menggunakan kode numerik untuk membuka pintu, berjaga-jaga jikalau Amira dapat mengingat kodenya dan dia bisa kabur dari genggaman Darius.

Tak ingin melewatkan kesempatan emas ini, Amira tanpa berfikir panjang langsung berlari keluar dari ruangan ini dan mencoba menghindari Darius yang sudah berada di hadapan meja mahogani hitam di ruang kerjanya.

Namun baru beberapa langkah melewati Darius, pinggang mungil Amira ditarik oleh lengan kanan Darius dan menyebabkan tubuh Amira mundur ke belakang menabrak dada bidang Darius.

"Naughty... naughty girl you are," bisik Darius tepat di telinganya. Amira meronta sekuat tenaga dan mulai mencoba menyikut badan, serta menendang kaki Darius. Namun semua usahanya sia- sia belaka, karena Darius tetap bergeming dan tidak melepaskan pelukannya dari tubuh Amira.

"Lepas... lepasin saya Pak. Saya nggak mau di sini. Saya mau pulang! Saya mau berhenti dari perusahaan ini!" Ucapan Amira justru menambah amarah Darius yang sejak tadi siang dia coba pendam.

'Sial, perempuan ini benar-benar menyusahkan!' Darius membatin. 

"Aarghh... " Amira berteriak sekuat tenaga sambil meronta hebat di pelukan Darius.

OBSESI TUNGGAL SANG MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang