bag 37

2.8K 352 13
                                    

Happy Reading!

Setelah tenang dari tangisnya, barulah sam mengajak istrinya masuk ke ruang rawat dan untuk pertama kalinya chika melihat sang ayah terbaring tak sadarkan diri, ia disambut bundanya yang tersenyum getir melihat kedatangan nya, ada rasa bersalah dari dalam diri chika karena tidak bisa menemani sang bunda disaat keadaan nya lagi genting, tapi satu sisi juga bundanya pasti gak suka kalau ia sampai meninggal kan sang anak dalam keadaan sakit juga.

”bunda....” chika menghampiri bunda tya yang berdiri di sebelah bed ayahnya,lalu segera memeluk erat wanita yang telah melahirkan nya itu. ”maafin chika karena telat tau keadaannya ayah,maaf juga chika baru datang ke sini,maaf bunda.” ucap chika lirih dengan menahan suara tangisannya.

Bunda tya mengangguk dan hanya mampu mengusap-usap punggung sang anak yang menangis di pelukannya, bunda tidak marah karena anaknya telat mengetahui keadaan sang ayah karena itu juga atas keinginan bunda yang tidak mau memberitahukan siapapun dulu termasuk sang anak,tapi karena kepekaan cucunya akhirnya ia memberitahukan keadaannya.

”kaka gak salah,tapi memang pada awalnya bunda gak mau siapapun tau keadaan ayah, apalagi posisinya  sama-sama lagi kena musibah adek masuk rumah sakit juga, jadi bunda nggak mau bikin kalian repot dan nambah khawatir dengan jarak yang lumayan jauh itu akan buat kalian lebih repot lagi, maafin bunda juga karena udah menyembunyikan ini....” papar bunda tya, lalu melepaskan pelukannya dan segera menghapus air mata sang anak.

”tapi bunda marah sama kaka yang tega-teganya ninggalin anak dalam keadaan sedang sakit! kalau ayah tau kaka kayak begini pasti akan kecewa banget,bunda gak habis pikir,” ungkap bunda tya, yang membuat chika kembali menunduk merasa bersalah.

Sam yang menyaksikan itu merasa ingin membantu istrinya tapi ia segan kalau harus memotong pembicaraan ibu mertuanya itu, jadilah sam hanya memberikan waktu untuk mereka berdua ngobrol dari hati ke hati, sedangkan dirinya lebih memilih duduk di kursi sebelah bed christy tanpa bisa menyaksikan lagi istri dan ibu mertuanya itu, karena sudah terhalang gorden.

Sam yang menyaksikan itu merasa ingin membantu istrinya tapi ia segan kalau harus memotong pembicaraan ibu mertuanya itu, jadilah sam hanya memberikan waktu untuk mereka berdua ngobrol dari hati ke hati, sedangkan dirinya lebih memilih duduk di ku...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Seperti itu gambarannya)

Chika masih terdiam menunduk dihadapan bundanya, sedangkan bunda tya duduk di kursi dengan menggenggam tangan suaminya. ”beruntungnya kamu nak, punya suami yang mau selalu mengerti keinginan mu dan selalu mau memaafkan kesalahan mu,tapi ingat manusia tetap punya batasan nya!.” tegas bunda tya,lalu beranjak meninggalkan chika, bermaksud memberi ruang untuk anaknya mengobrol dengan sang ayah.

”sam udah makan nak?” tanya bunda tya ketika sudah mendudukkan diri di kursi makan dan melihat menantunya sedang memandang cucunya tanpa berkedip.

Sam menoleh tersenyum, ”sudah bunda, bunda udah makan?atau mau sam buatin teh?” tawar sam menghampiri ibu mertuanya.

”gak usah sayang, terimakasih,” ucap bunda tya mengelus pundak sam sambil memberikan senyum tulusnya. ”tadi dokter sudah periksa adek, katanya coba dulu dikasih obat merek lain kalau besok pagi masih belum ada perubahan baru mereka akan tindak lanjut dengan melakukan x-ray.” papar bunda tya

PUTRI KECILKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang