Kapan terakhir kali Juan memperhatikan setiap detail penampilan Helena. Juan sendiri tidak yakin apakah ia pernah memperhatikan istrinya.
Helena yang sangat menyukai warna merah dan barang-barang mewah kerapkali membuat Juan sakit mata jika harus memperhatikan wanita itu lama-lama. Namun, dengan tampilannya yang sekarang ini, rasanya Juan tidak masalah jika harus melihat Helena selama lebih dari 24 jam.
"Ada apa dengan penampilanmu hari ini?"
Mendadak semuanya menjadi canggung saat Juan bergabung dimeja makan. Saras yang semula masih menyuapi Caesar jadi menghentikan kegiatannya dan membiarkan Caesar makan sendiri.
Juan mengamati Helena yang hanya mengaduk-aduk makanan di piringnya tanpa minat. Entah kenapa, Juan merasa kedatangannya membuat wanita itu tidak nyaman. Tapi kenapa?
"Bisakah Anda tidak selalu berpikiran buruk mengenai saya Yang Mulia Duke?"
Helena mengangkat pandangannya, menatap kearah Juan ragu-ragu. Hal itu rupanya disadari oleh Caesar. Bocah laki-laki itu menatap kearah Helena dan Juan bolak-balik, seakan ingin memastikan sesuatu. Namun, saat Helena menoleh kearahnya, Caesar langsung menundukkan pandangan dan kembali melanjutkan sarapan.
"Tidak bisa. Jika perubahanmu kali ini berhubungan dengan putraku, maka aku tidak akan tinggal diam."
"Sekarang, katakan padaku? Untuk apa kau mendekati Caesar?" Tanya Juan.
"Bukankah wajar seorang ibu dekat dengan putranya?"
"Memang wajar, tapi pengecualian jika itu kau."
Saras tidak tahu harus mengatakan apa. Jujur saja, Saras bingung. Dia hanya ingin mengubah Helena menjadi orang baik. Tapi, lelaki itu terus saja berpikiran buruk hingga membuat kesabaran Saras yang setipis tisu itu terkikis habis.
"Apa yang sedang kau rencanakan, sebenarnya?"
Prank.
Saras terkejut saat mendengar Juan meletakkan sendok tanpa minat, hingga menimbulkan suara yang cukup nyaring karena berbenturan dengan piring. Caesar bahkan sampai sedikit terlonjak dari kursinya. Bocah laki-laki itu mungkin sudah terbiasa mendengar perseteruan antara ayah dan ibunya dari dalam kamar selama ini. Namun berada diantara kedua orang tuanya yang sedang bertengkar secara langsung, Caesar jelas baru mengalaminya.
"Katakan, siapa laki-laki itu?"
"Laki-laki apa?"
Juan berdiri dari duduknya dengan kedua tangan mencengkram erat pinggiran meja. Ekspresi lelaki itu terlihat sangat geram. Namun, sebelum mengeluarkan suara, Juan lebih dulu meminta pelayan untuk membawa Caesar kembali kedalam kamar. Menyadari kini ditinggal berdua saja dengan Juan di meja makan, entah kenapa Saras merasa tubuhnya menggigil.
"Kau berselingkuh."
Saras ternganga. Sampai kehilangan kata-kata. Bukannya membenarkan, Saras hanya terlalu syok saat Juan terang-terangan memfitnahnya. Meskipun yang dia tuduh adalah Helena—istrinya, yang terkenal jahat itu. Juan Kaialan jelas sudah sangat keterlaluan. Pernah dengar fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Itulah Juan. Selain hobi membunuh di medan perang nyatanya Juan Kaialan juga suami tukang fitnah.
"Aku baru pergi tidak lebih dari satu minggu dan kau sudah berselingkuh."
"Saya tidak berselingkuh."
"Lantas apa yang sedang kau rencanakan? Kau mendekati Caesar, bersikap baik padanya untuk memperdaya putraku bukan. Kau akan menggunakan Caesar untuk memanipulasi diriku ini."
"Tuduhan macam itu."
"Katakan saja, siapa laki-laki itu."
"...." Astaga! Kenapa sulit sekali menjadi protagonis. Saras bahkan belum melakukan apapun tapi sudah dituduh yang bukan-bukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became a bad Duchess (END)
FantasyPercayalah, hukum karma itu ada. Seperti Ayura Saraswati, seorang penulis novel yang sangat membenci karakter Antagonis bahkan dikenal tanpa belas kasih dalam menyiksa tokoh antagonis karangannya. Alih-alih terbangun di rumah sakit, Saras yang men...