18). Love Potion

14.1K 910 5
                                    

Aneh. Saras merasa di ikuti. Berulang kali ia menoleh kebelakang, untuk memastikan—namun tidak ada hal yang mencurigakan. Namun meskipun begitu, Saras tetap mempercepat langkah kedua kakinya demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, sambil membenarkan tudung diatas kepalanya.

Tanah lumayan becek dibawahnya, membuat Saras harus ekstra hati-hati karena hanya itu jalan alternatif yang paling cepat untuk kembali ke Duchy.

"Kenapa kau senang sekali menempatkan dirimu sendiri ke dalam bahaya?"

Saras terkesiap kaget saat mendapati seorang tiba-tiba berdiri di hadapannya. Seorang pria misterius yang memakai penutup wajah. Pria yang sama—yang menolongnya dari kejaran bandit waktu itu. Pria bermata biru.

"Kau?" Saras menuding lelaki dihadapannya itu dan sedikit menjauh. "Apa yang kau lakukan dan siapa kau?"

"Bukankah seharusnya aku yang bertanya begitu? Apa yang seorang Lady bangsawan lakukan di tempat kumuh seperti ini? Menemui seorang penyihir?"

Sejenak, cengkeraman Saras pada botol kecil berisi ramuan cinta yang ia simpan didalam saku jubahnya menguat, takut kalau pria di depannya ini mengetahui apa yang ia sembunyikan. "Kau mengikutiku?"

"Aku hanya merasa terganggu melihat seorang wanita berkeliaran tengah malam, sendirian."

Pria itu kemudian melangkah menjauh namun Saras justru mengikutinya karena merasa penasaran dengan siapa gerangan sosok dibalik kain penutup itu. Pasti bukan hanya kebetulan. Ini sudah kedua kalinya mereka bertemu dan Saras merasa orang itu mengintainya selama ini secara diam-diam.

"Apa kau yang mengirimkan surat misterius itu?" Tanya Saras yang tiba-tiba teringat dengan isi surat misterius yang beberapa waktu lalu sempat mengusiknya. Langkah kedua kaki pria itu mendadak berhenti membuat Saras ikut menghentikan langkahnya. Entah kenapa, Saras merasa lelaki di depannya ini adalah si pengirim surat itu. "Jadi benar kau orangnya?"

Lelaki itu tidak menjawab, membuat Saras tiba-tiba diliputi rasa kesal. Tangan Saras terulur hendak menarik penutup wajah lelaki itu, namun lelaki itu langsung dengan sigap memutar tubuh sekaligus menahan tubuh Helena dengan tangan dikunci dibelakang. Saras tentu terkejut dengan gerak reflek lelaki itu namun tidak bisa berkutik saat lelaki itu berbisik tepat di telinganya.

***

"Nyonya, syukurlah Anda sudah kembali? Saya takut sekali Tuan Duke datang memergoki saya menggantikan Anda disini."

Helena melepaskan jubah yang melekat ditubuhnya dengan bantuan Chara—pelayan pribadi yang ia minta untuk menyamar sebagai dirinya selama dirinya pergi. Saras tahu dia sudah mengambil resiko yang terlalu berbahaya apalagi sampai melibatkan Chara, namun Saras tidak punya pilihan lain.

"Apakah ada yang datang kesini tadi, Chara?"

"Tidak, Nyonya. Untungnya tidak ada yang datang berkunjung sejak tadi. Tapi, Anda darimana sebenarnya?"

Saras tentu tidak akan memberitahu siapapun tentang kepergiannya menemui seorang penyihir. Selain berbahaya untuk dirinya, Saras harus merahasiakan soal ramuan cinta supaya rencananya tidak hancur berantakan.

"Aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan pergi jalan-jalan keluar sendirian. Percayalah, itu rasanya sangat menyenangkan."

Chara mengangguk saja, sama sekali tidak menaruh curiga. Usai membantu Helena merapikan pakaiannya sendiri, Chara kemudian melepaskan gaun milik Helena yang sebelumnya melekat di tubuhnya dengan gaun pelayan miliknya. Rasanya lega sekali saat ia sudah terlepas dari beban penyamarannya. Sungguh, Chara rasanya hampir ingin menangis tadi saat Helena belum juga kembali.

I Became a bad Duchess (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang