Pesta para bangsawan itu, mau seberapa keras Saras menghindar sudah jelas akan berakhir percuma. Kini dia bukan lagi Ayura Saraswati. Dirinya adalah Helena Kaialan. Seorang wanita bangsawan yang memiliki kedudukan tidak main-main di dalam dunia novel ini. Maka, sudah sepantasnya Saras mengikuti jalannya takdir yang dibuat oleh penulis.
Jadi, disinilah dirinya sekarang. Di depan sebuah toko pakaian yang terkenal. Untuk memilih langsung pakaian khusus yang akan dikenakan menghadiri pesta debutante Lady Anastasya. Undangan dari Kekaisaran adalah hal yang mutlak dan tidak bisa di hindari.
Omong-omong ini adalah kali pertama dirinya pergi keluar meninggalkan mansion, selain cemas Saras juga takut. Tapi, Saras berusaha melawan perasaan itu.
"Aku ingin memesan secara khusus setelan pakaian untuk satu keluarga."
Wanita yang merupakan pemilik toko mode pakaian terkenal itu terkejut melihat kedatangan Helena di tokonya. Bukan karena keberadaan Helena, melainkan sikap sopan santun serta suara lembut itulah yang membuat hampir semua orang ternganga. Bahkan, tak jarang ada beberapa orang yang menunjuk-nunjuk ke arah Helena dengan ekspresi aneh.
Menyadari dirinya menjadi pusat perhatian, Saras lantas tersenyum dan menyapa beberapa dari mereka dengan membungkukkan sedikit badannya. Ini adalah kesempatan Saras menunjukkan diri sebagai sang protagonis.
"Sebelumnya mohon maaf jika keberadaan saya menganggu. Saya Helena Kaialan ingin meminta maaf secara tulus jikalau saya pernah membuat kesalahan yang disengaja maupun tidak sengaja pada kalian semua. Saya benar-benar menyesal dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi."
"Apa benar berita itu, Anda sempat jatuh sakit Lady?" Tanya salah seorang lelaki asing. Saras asumsikan orang itu adalah seorang bangsawan dari kalangan bawah. Tapi, tidak tahu pasti dari keluarga yang mana.
"Memang benar. Mungkin itu karma atas kejahatan yang selama ini saya sering lakukan. Beruntung saya masih diberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki diri."
"Lady benar-benar menyesal?" Seorang nenek tua tiba-tiba muncul dari balik kerumunan. Saras tanpa sadar bergerak mundur melihat wajah dibalik tudung itu.
"Saya harap, Lady tidak melupakan siapa saya?"
"Anda... Nenek penjual roti?"
Nenek itu tersenyum, menunjukkan deretan giginya yang menghitam. Saras ingat-dia pernah membuat adegan dimana Helena merusak dagangan nenek penjual roti itu hanya karena sang nenek tidak sengaja menghalangi jalannya saat nenek itu hendak mengambil roti yang terjatuh.
"Tolong maafkan kesalahan saya." Secara mengejutkan, Helena bersimpuh dibawah kaki nenek tua itu. Sang nenek sampai terlonjak mundur dari berdirinya.
"Lady, tidak sepantasnya Anda bersujud dibawah kaki orang rendahan seperti saya. Anda adalah seorang bangsawan."
"Saya telah melakukan kesalahan yang fatal. Saya merasa rendah diri. Bisakah saya menebus kesalahan saya, nenek?"
Nenek tua itu menatap Helena lekat-lekat.
"Tentu. Dengan senang hati saya akan menerima permintaan maaf yang tulus."Saras tersenyum cerah mendengarnya. "Terima kasih."
***
Saras menghela napas lega usai kereta kuda yang membawanya bergerak pergi meninggalkan tempat itu. Hari ini, ia melakukan begitu banyak perubahan. Alih-alih membeli setelan pakaian untuk menghadiri pesta seperti tujuan awalnya datang kemari, Saras justru membelanjakan barang lain dengan koin-koin pemberian Juan.
Seperti mengganti dagangan nenek Fatma berupa roti untuk dijual kembali, mengganti rugi etalase toko perhiasan yang pernah hancur karena fitnah darinya dan masih banyak lagi. Kini, Saras duduk termenung, dengan ekspresi wajah cemas dari dalam kereta kuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became a bad Duchess (END)
FantasyPercayalah, hukum karma itu ada. Seperti Ayura Saraswati, seorang penulis novel yang sangat membenci karakter Antagonis bahkan dikenal tanpa belas kasih dalam menyiksa tokoh antagonis karangannya. Alih-alih terbangun di rumah sakit, Saras yang men...