Berita mengenai kelompok bandit yang menyerang langsung terdengar di telinga para bangsawan termasuk Duke Juan Kaialan. Apalagi, kawasan yang diserang masih wilayah kekuasaannya. Segera, Juan langsung mengerahkan para ksatria untuk meringkus para kriminal itu tanpa sisa. Juan bahkan terjun langsung ke lapangan. Begitu melihat kereta yang dinaiki Helena ada di lokasi dan ketiadaan Helena di tempat itu jelas membuat sang Duke marah besar.
Lelaki itu bahkan langsung menebas kepala salah seorang bandit di tempat, membuat orang-orang berteriak ngeri. Juan memang di kenal kejam dan tidak berperasaan jika berhadapan dengan musuh. Maka tak heran apabila dirinya mendapatkan predikat sebagai Duke paling mengerikan di Kekaisaran Orchidaceae.
"Juan!"
Suara teriakan tanpa embel-embel Duke itu, tentu mengejutkan semua orang. Apalagi, Duke Juan Kaialan sedang dalam suasana hati yang buruk. Tapi, saat mengetahui siapa pemilik suara itu, secara mengejutkan Juan yang masih membawa pedang berlumuran darah setelah memenggal kepala seorang bandit langsung melangkah menghampiri Helena yang berlari kearahnya.
Keduanya berpelukan diantara kekacauan. Disaksikan oleh warga sekitar dan juga para ksatria yang tengah menawan para bandit disana.
"Kau darimana saja, hm?"
"Bersembunyi. Seseorang menolongku."
"Siapa?"
"Sekelompok lelaki asing. Aku tidak mengenali mereka karena mengenakan penutup mulut."
Tatapan Saras kemudian jatuh pada sosok tubuh tanpa kepala diatas tanah. Saras menjerit, terlampau terkejut sampai jatuh pingsan dalam pelukan suaminya.
***
"Ibu...."
"Ayah, apa ibu baik-baik saja."
"Ibumu hanya pingsan, Caesar."
"Tapi, kenapa ibu tidak kunjung bangun."
Gerakan pelan pada jemari tangan lentik itu membuat Caesar terperangah. Segera setelah menyadari Helena membuka kedua kelopak matanya, bocah laki-laki itu langsung memeluk sang ibu.
"Aku tidak akan membiarkan ibu pergi lagi. Ibu tidak boleh pergi kemana pun."
Saras yang baru tersadar dari pingsannya segera membalas pelukan Caesar dan menepuk pelan punggung kecil yang masih bergetar itu. Bocah kecil itu benar-benar sangat menyayangi Helena.
Tatapan kedua bola matanya kemudian bertemu dengan mata hitam legam milik Juan, yang juga tengah menatapnya intens. Saras menelan ludah susah payah. Tiba-tiba teringat pada kejadian sebelum ia jatuh pingsan. Betapa kejamnya lelaki yang merupakan suami Helena itu. Mungkin menyadari rasa takut tersirat yang terpancar dari kedua bola matanya, secara mengejutkan Juan mengungkapkan permintaan maafnya tanpa suara.
Saras terbelalak melihat ekspresi bersalah lelaki itu. Juan meminta maaf untuk hal yang tidak perlu ia lakukan? Untuk apa? Ya, meskipun Saras takut, disisi lain ia pun tidak masalah jika bandit itu meregang nyawa dengan cara seperti itu. Toh, hukum di dunia ini memang begitu adanya. Para penjahat akan tetap berakhir di eksekusi mati pada akhirnya.
"Terima kasih sudah datang, Duke."
"Ya. Dan... kuharap kau tidak mengalami sesuatu yang mengerikan? Bisakah kau ceritakan padaku siapa gerangan laki-laki yang menolongmu?"
Saras melepaskan pelukannya pada Caesar yang beralih duduk di sebelah ibunya. Saras sendiri berusaha mengingat penolongnya itu.
"Laki-laki misterius. Mereka datang berkelompok."
Juan tampak mengangguk mendengar itu. Enggan menanyakan lebih sebab Helena butuh beristirahat usai melalui hal yang cukup mengerikan. Meskipun begitu, Juan akan tetap mengusut tuntas permasalahan ini. Bukan hanya para bandit itu, tapi juga sekelompok orang misterius yang datang sebagai pahlawan kesiangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became a bad Duchess (END)
FantasyPercayalah, hukum karma itu ada. Seperti Ayura Saraswati, seorang penulis novel yang sangat membenci karakter Antagonis bahkan dikenal tanpa belas kasih dalam menyiksa tokoh antagonis karangannya. Alih-alih terbangun di rumah sakit, Saras yang men...