50). Kaisar Albertus

2.5K 212 30
                                    

"Sebentar lagi kita sampai."

Saras mengangguk mendengar perkataan Araldi barusan. Masih menatap lurus jauh ke arah depan, tepatnya pada ombak laut di tengah kejauhan sana. Araldi sendiri, berdiri tidak jauh darinya, tetap dalam mode siaga meskipun dibuat senatural mungkin agar tidak terlalu kentara sehingga membuat orang-orang di sekeliling mereka menyadari, kalau mereka berdua adalah buronan Kekaisaran Orchidaceae.

Saat ini, Saras sedang dalam mode penyamarannya. Mengenakan pakaian wanita khas Kekaisaran Leviathan, yang memang kebetulan dilengkapi dengan kain penutup wajah yang mirip sekali dengan cadar.

Saras cukup beruntung karena dengan penampilannya yang sekarang, dia bisa berbaur dengan orang-orang tanpa harus takut ketahuan penyamarannya akan terbongkar. Meskipun agak tidak nyaman karena pakaian itu di desain setengah badan alias mempertontonkan perut dan pinggang rampingnya. Saras pikir-pikir, pakaian ini mirip sekali dengan baju wanita india yang pernah ia tonton dalam serial film Bollywood kesayangannya.

"Ingat, kita adalah pasangan suami istri dalam penyamaran ini."

"Tidak bisakah kau berhenti mengungkit hal itu?"

"Tidak. Karena kau akan mengacaukan penyamaran kita hanya karena tidak mau ku sentuh," bisik Araldi, sambil memegangi pinggang ramping itu membuat Saras agak risih sebenarnya. Kulit langsung bersentuhan dengan kulit itu benar-benar terasa menggelitik. Namun, memang benar kata Araldi. Ia tidak boleh mengacaukan penyamaran demi keselamatan mereka berdua.

Sementara teman-teman Araldi sudah turun dari kapal lebih dulu, sebelum mereka semua nantinya akan bertemu di satu tempat yang sama lagi. Selain sebagai bentuk penyamaran, hal itu penting karena Araldi pun harus tetap menyebarkan mata-mata untuk mendapatkan informasi pergerakan orang-orang utusan Kaisar Leonard.

"Jika ada yang bertanya, biar aku yang menjawab," kata Araldi yang tidak di tanggapi dengan jawaban oleh Saras. Saat Araldi mengulurkan tangan membantu Saras turun dari atas kapal itu, Saras melihat orang-orang dengan pakaian serupa dengan yang Saras dan Araldi kenakan, tampak berlalu lalang dengan bebas dan benar-benar tidak menyadari keberadaannya. Orang-orang di sini sepertinya memang punya karakter cuek pada sekitar bahkan tidak peduli kalau ada banyak pendatang baru yang baru turun dari kapal.

"Bahasa apa yang mereka gunakan?"

"Sama saja. Perbedaannya hanya terletak pada kebiasaan sehari-hari. Orang-orang disini cenderung abai pada sekitar. Tidak ada kata ramah dengan saling menyapa teman seperti yang biasa orang-orang Orchidaceae lakukan."

"Sepertinya, kau sangat hafal dengan tempat ini?"

"Memang," kata Araldi cuek. Namun saat menatapnya, Saras menemukan senyuman laki-laki itu lagi. "Aku lahir dan besar di tempat ini."

"Tidak terlalu mengejutkan. Tapi jujur saja aku jadi agak curiga dengan mu. Kau ini sebenarnya siapa?"

Namun Araldi tidak menjawab pertanyaan itu. Malah kembali mengajaknya melanjutkan langkah perjalanan mereka berdua. Di sepanjang jalan, Saras bisa melihat banyak pedagang ikan yang berjualan di sisi kanan kiri jalan. Namun benar kata Araldi. Mereka semua tidak berisik. Tidak seperti pasar pada umumnya.

Saat Saras tanpa sengaja bertemu tatap dengan seorang pria, Saras spontan langsung meraih lengan Araldi membuat lelaki yang masih memegangi lengannya itu teralihkan sedikit dan mengernyit.

"Ada apa?"

"Jangan berhenti berjalan. Lanjut saja," kata Saras, membuat Araldi tidak jadi berhenti. Namun pria itu tidak berhenti untuk tetap bertanya.

"Apa ada seseorang yang mengenalimu?"

"Aku tidak tahu. Aku baru pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini."

I Became a bad Duchess (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang