Araldi duduk dengan secangkir minuman di tangannya. Lelaki itu asik menggoyangkan cangkir sambil sibuk memikirkan alasan kenapa Helena tidak menceritakan pada Juan, perihal dirinya yang hendak melakukan percobaan pembunuhan terhadap wanita itu dengan cara mencekik lehernya sepulang mereka dari Istana Kekaisaran tadi.
Padahal kalau mau, pasti kini Araldi sudah mendekam dalam sel tahanan atau minimal mendapatkan hukuman cambuk dari Duke Juan Kaialan.
Helena justru malah mengadukan hal yang tidak pernah Araldi duga sebelumnya, perihal pertemuannya dengan Putra Mahkota. Bahkan, secara terang-terangan menceritakan setiap detail percakapannya dengan Alastair tanpa dikurang atau ditambah sedikit pun.
Araldi masih tidak habis pikir.
Araldi tahu Juan berada di bawah pengaruh ramuan cinta. Tapi, apakah efek obat terlarang itu benar-benar sampai seperti itu? Membuat orang yang meminumnya sampai buta akan cinta. Tidak peduli pada perselingkuhan yang dilakukan oleh pasangannya? Bahkan tetap akan melakukan berbagai macam cara, menyingkirkan laki-laki yang mencoba merebut pasangannya tanpa peduli atau memikirkan fakta bahwa bukan hanya pihak pria saja yang bersalah. Dalam kasus perselingkuhan, jelas kedua belah pihak yang melakukan kesalahan fatal. Apalagi Duchess Helena sampai melibatkan Serenity di dalamnya.
Serenity adalah korban dari permainan kotor Helena. Tidak seharusnya Helena melibatkan Serenity di dalamnya. Setelah merebut Duke Juan Kaialan, seharusnya Helena berhenti mengusik wanita itu. Tapi, Helena malah mempersulit hidup Serenity dengan meminta Putra Mahkota mendekati Serenity, dan memprovokasi sang Putra Mahkota agar memperlakukan tunangannya itu dengan semena-mena.
Seharusnya, Juan kasihan pada Serenity dan menghukum Helena atas kesalahannya dan bukannya malah membuat pernikahan ulang agar supaya Putra Mahkota berhenti mengganggu Helena.
Sementara Serenity masih terjebak hubungan tidak sehat dengan Putra Mahkota karena Helena.
Araldi meminum tetes terakhir minumannya dengan penuh emosi.
"Bagaimana hari pertamamu menjadi pengawal pribadi Nyonya Duchess?"
Araldi meletakkan cangkir minumannya yang telah kosong saat Lucas tiba-tiba menempati kursi duduk tepat di sebelahnya. Lelaki yang merupakan orang kepercayaan Duke Juan itu juga membawa cangkir minumannya sendiri yang isinya masih mengepul. Bahkan sesekali, Lucas tampak meniup minuman itu sebelum menyeruput isi di dalamnya.
"Cukup merepotkan. Apalagi, Duchess Helena itu ternyata banyak sekali penggemarnya," kata Araldi, seadanya.
Lucas pun tertawa mendengar jawaban seperti itu. "Lebih tepatnya, banyak sekali Hatersnya, bukan?" Lucas tampak menepuk bahu Araldi. "Tidak perlu menutupi kebenaran, Araldi. Semua orang pun tahu sepak-terjang wanita itu. Dari anak-anak sampai orang dewasa, sangat membenci, Duchess Helena."
"Anda tampaknya tidak takut membicarakan keburukan istri dari Tuan Duke secara terang-terangan begitu, Tuan Hosea?"
Lucas mengendikkan kedua bahunya acuh, sebelum kembali menyeruput minumannya. "Sudah menjadi rahasia umum. Untuk apa takut."
"Tapi bukankah akan menjadi masalah besar kalau sampai Tuan Duke mendengar?"
"Asal kau tahu saja, tadinya—Duke Juan juga sangat membenci istrinya itu. Apalagi sejak tahu kalau wanita itu sengaja menjebaknya dengan ramuan perangsang agar bisa menghabiskan malam bersama sampai akhirnya wanita itu mengandung. Dan yang lebih parahnya lagi, perlakuan Duchess Helena pada Tuan Muda Caesar yang semena-mena semakin membuat Duke Juan tidak respect dengan wanita yang terpaksa dinikahinya itu."
Araldi tampak mengangguk-angguk.
"Tapi sejauh ini, yang aku lihat Duchess Helena benar-benar sudah berubah," kata Lucas melanjutkan. Araldi tampaknya mulai tertarik mendengar obrolan itu.
"Darimana Anda tahu kalau Duchess benar-benar sudah berubah, sementara orang itu terkenal pandai sekali berakting?" Tanya Araldi.
"Tidak. Kali ini, aku percaya kalau Duchess Helena benar-benar telah berubah menjadi orang baik."
Lucas tampak berusaha mengingat-ingat sesuatu. "Kejadiannya di mulai saat Duke Juan baru kembali dari tugasnya. Saat itu, Duchess Helena sempat mengalami insiden kecelakaan yaitu terpleset hingga jatuh pingsan. Rumornya sudah menyebar kan?"
Araldi mengangguk lagi.
"Nah, sejak kejadian waktu itu, Duchess Helena benar-benar berbeda. Seperti ada jiwa lain yang menempati tubuhnya. Apalagi, perlakuannya pada Tuan Muda Caesar yang berubah 180° menjadi ibu yang penuh cinta kasih. Dan sejak saat itulah, Duke Juan mulai tertarik dengan Duchess Helena sampai puncaknya ya sekarang ini."
Araldi terdiam. Tampak menimbang sesuatu sebelum berkata, "Apakah Tuan Hosea tidak merasakan ada yang janggal dengan sikap Yang Mulia Duke akhir-akhir ini?"
Lucas menoleh, menatap Araldi. "Menurutmu?"
Araldi tampak mengepalkan kedua tangannya di samping tubuh, berusaha menyakinkan dirinya sendiri untuk mengungkapkan fakta yang dia tutupi beberapa hari ini. "Saya tidak tahu apakah saya pantas mengatakan ini. Tapi beberapa minggu yang lalu, saya sempat berpapasan dengan Duchess Helena yang baru keluar dari rumah seorang penyihir di desa."
Lucas agaknya sedikit syok mendengar informasi itu. "Penyihir?"
"Benar. Penyihir itu lebih di kenal sebagai seorang peramal, tapi ternyata juga menguasai sihir hitam. Saya tidak tahu apa yang Duchess lakukan di sana tapi saya curiga ini ada hubungannya dengan sikap Duke Juan akhir-akhir ini yang terasa janggal."
Kemudian Lucas buru-buru menarik lengan Araldi, agar lelaki itu berdiri. "Tunjukkan padaku, dimana rumah penyihir hitam itu."
***
"Juan, apa kau serius kita benar-benar akan melangsungkan pernikahan ulang?"
Di dalam kamar itu, Juan dan Helena berbaring miring, saling berhadapan.
"Hm... Kenapa?" Juan menyingkirkan anak rambut Helena kebelakang telinga. "Bukankah kau sendiri yang bilang, pernikahan kita perlu di resmikan apabila aku ingin menyentuhmu?"
Helena spontan menepuk mulutnya sendiri yang asal bicara saat itu. Benar, kemarin malam, saat Juan hendak menyentuhnya, Saras langsung menolak dengan alasan karena pernikahan mereka berdua dulu dilakukan bukan atas dasar cinta. Juan terpaksa menikahi Helena karena harus bertanggung jawab dengan janin yang Helena kandung waktu itu.
Tapi, kalimat itu Saras ucapkan secara spontan dan tidak berpikir panjang, hanya untuk beralasan agar supaya Juan berhenti berpikiran untuk menyentuh tubuhnya. Tapi kalau sudah begini, Saras bisa apa. Di tambah Putra Mahkota yang telah menunjukkan gelagat ingin membongkar fakta perselingkuhan mereka berdua di khalayak umum, bahkan terang-terangan bilang mau merebut Helena dari Juan membuat Saras mau tidak mau lebih memilih mengikuti ide Juan dari pada menolaknya.
"Di pernikahan kita kali ini, aku akan menunjukkan betapa aku sangat memujamu dan akan aku tunjukkan pada semua orang bahwa aku sangat mencintaimu, Helena." Juan meraih tangan Helena dan mengecup punggung tangan wanita itu. "Caesar bahkan akan menjadi saksi di pernikahan kita berdua."
"Tidak akan ada unsur keterpaksaan kali ini. Dan, bukan hanya Putra Mahkota, seluruh pria di Kekaisaran ini pun harus tahu bahwa kamu hanyalah milikku. Tidak akan aku biarkan laki-laki lain memiliki mu, selain aku, sayangku."
Sekarang Saras baru sadar, kalau efek ramuan cinta itu benar-benar mengerikan.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became a bad Duchess (END)
FantasyPercayalah, hukum karma itu ada. Seperti Ayura Saraswati, seorang penulis novel yang sangat membenci karakter Antagonis bahkan dikenal tanpa belas kasih dalam menyiksa tokoh antagonis karangannya. Alih-alih terbangun di rumah sakit, Saras yang men...