24). Lady Serenity

8.6K 681 5
                                    

"Aku benar-benar mencintaimu, Helena. Entah sejak kapan aku pun baru menyadarinya. Maafkan kesalahanku waktu itu. Aku hanya marah karena kau memutuskan hubungan kita begitu saja. Mulai sekarang, aku sudah bertekad, akan memperjuangkanmu secara terang-terangan."

"Jangan gila, Putra Mahkota." Saras benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran laki-laki di hadapannya itu. "Anda seorang Putra Mahkota. Apa pantas bicara begitu pada istri orang lain. Terlebih Anda sudah bertunangan."

"Aku akan mencampakkan, Serenity. Seperti katamu."

"Apa?!" Saras syok mendengar itu. "Tidak. Anda tidak boleh melakukan itu."

"Kenapa? Ini kan memang keinginanmu."

Saras geram mendengar itu. "Bisa-bisanya kau menuruti permintaan gila seperti itu." Saras benar-benar tidak tahu harus bicara apa lagi. Rasanya Saras akan frustasi. Sepertinya mulai hari ini Saras harus mulai terbiasa apabila mendengar fakta demi fakta tentang Helena lain kali. Untungnya, Saras tidak memiliki riwayat sakit jantung.

"Yang Mulia, saya mohon. Berpikirlah dengan kepala jernih. Anda adalah seorang Putra Mahkota dan tidak seharusnya bertindak begini. Jika Yang Mulia Baginda Kaisar dan Permaisuri sampai tahu...."

"Maaf mengganggu pembicaraan Anda berdua. Tapi, ini sudah waktunya pulang, Duchess Helena."

"Araldi." Baru kali ini, Saras lega melihat kemunculan pengawal pribadinya itu. Jujur saja, sedari tadi Saras bingung bagaimana caranya bisa melarikan diri dari situasi yang menjeratnya bersama Putra Mahkota. Langsung saja, Saras menempatkan diri di balik punggung Araldi.

"Siapa kau?" Tanya Alastair, tidak senang karena pembicaraannya dengan Helena diganggu. Pun, Alastair kesal melihat ada laki-laki lain lagi yang berada di sekitaran Helena. Tidak kah cukup Juan saja.

"Salam Yang Mulia Putra Mahkota. Semoga berkat Kekaisaran selalu menyertai Anda. Perkenalkan, Saya Araldi—pengawal pribadi, yang di tugaskan Duke Juan untuk melindungi Duchess Helena."

"Melindungi dari apa?"

"Araldi, di mana kusir kuda. Ayo kita pulang ke duchy," sela Saras, membuat Alastair tidak senang mendengar itu.

Sang Putra Mahkota jelas menyadari Helena tidak ingin berlama-lama berada di tempat yang sama dengannya.

"Saya akan menjadi kusir apabila diizinkan. Sepertinya, kusir kudanya telah di usir," kata Araldi sambil melirik Alastair terang-terangan—menyindir Putra Mahkota.

"Helena, kita masih belum selesai...."

"Kami pamit Yang Mulia Putra Mahkota, tolong sampaikan permintaan maaf saya pada Baginda Kaisar karena tidak sempat menemuinya untuk berpamitan."

Saras menunduk sopan dihadapan Alastair sebelum buru-buru naik kereta kuda diikuti Araldi di belakangnya.

Sementara Putra Mahkota hanya bisa menghela napas—menyerah. Namun saat melihat Araldi yang baru akan naik ke kursi kusir, Alastair menyempatkan diri menyingkap penutup kereta dan menyampaikan salam perpisahan. "Hati-hati di jalan, Helena."

Saras tidak tahu harus mengatakan apa. Karena itulah, ia memilih diam saja sampai kereta kuda yang dinaikinya bergerak meninggalkan tempat itu.

***

"Jadi, setelah mencekoki Duke Juan dengan ramuan cinta, kau juga berselingkuh dengan Putra Mahkota?"

"Araldi! Jaga bicaramu!"

Araldi yang tengah menempati kursi duduk di bagian depan—menggantikan peran kusir kuda, mulai membuka suara. Sementara Saras langsung melotot tidak terima mendengar tuduhan itu.

I Became a bad Duchess (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang