Pagi-pagi sekali, Juan sudah berdiri di depan pintu kamar itu, hendak mengetuk pintunya namun ragu-ragu. Entah apa yang sedang lelaki itu pikirkan, Juan hanya mengikuti kemana kedua kakinya melangkah dan disinilah dirinya sekarang.
Dulu kamar utama ini adalah kamarnya bahkan setelah menikah dengan Helena. Meskipun begitu, dirinya sama sekali tidak tertarik untuk menghabiskan waktu di dalam kamar kecuali untuk keperluan tidur.
Juan memang bukan jenis lelaki bajingan yang menelantarkan Helena dengan enggan tidur satu kamar dengan wanita itu. Meskipun tetap saja tidak ada niatan darinya untuk menyentuh Helena lebih dari sekedar tidur di satu ranjang yang sama. Toh, Helena pun tidak masalah akan hal itu. Wanita itu pernah berkata, asalkan Juan tidak mengabaikannya dan tetap memenuhi kebutuhannya finansial nya, Helena sudah merasa lebih dari cukup.
Dan entah kenapa, Juan merindukan momen itu. Ini sudah lebih dari cukup dirinya terusir dari dalam kamarnya sendiri bukan? Seharusnya Caesar sadar bahwa Ayah dan Ibunya pun butuh waktu pribadi tanpa melibatkan bocah itu. Bukannya tidak suka, Juan hanya sedikit merasa jengkel karena Caesar seakan memonopoli Helena semenjak hubungan antara ibu dan anak itu kian dekat.
"Yang Mulia Duke? Anda disini?" Kemunculan kepala pelayanannya, membuat Juan yang tadinya tengah tenggelam dengan pikirannya sendiri pun menoleh kearah wanita itu.
"Ya. Apakah ada yang salah?"
"Tidak. Tentu saja tidak. Tapi, ini masih terlalu pagi-ah, maksud saya, Duchess Helena mungkin saja belum bangun."
"Aku bisa menunggu."
"Ya?"
Juan berdehem sekilas. "Itu... katakan padanya untuk menemuiku di ruang kerjaku segera. Ada yang ingin aku bicarakan dengannya."
"Baik."
***
Saras tidak tahu apa yang sedang ingin dibicarakan sang Duke. Saat kepala pelayan memberitahu bahwa Juan pagi-pagi sekali datang menemuinya di depan pintu kamar, Saras benar-benar terkejut.
Bukankah itu terdengar aneh dan sedikit mustahil. Saras ingat bagaimana perlakuan Juan terhadap Helena. Lelaki itu sangat cuek bahkan cenderung selalu menghindari berinteraksi dengan istrinya sendiri. Selalu Helena yang memulai jika memang mereka terlibat pembicaraan.
Ya, Saras jelas memaklumi hal itu. Sebab, Helena adalah wanita yang menjebaknya-membuat sang Duke mau tidak mau terikat pernikahan dengan wanita jahat yang tidak dicintainya itu. Helena seharusnya sudah bersyukur sebab Juan masih memiliki hati, dengan membiarkannya tidur di kamar yang sama dengan lelaki itu.
Tapi, apa ini?
Kenapa tiba-tiba Juan mendatanginya dan ingin terlibat pembicaraan dengan istrinya. Bahkan sampai mendatangi kamar pagi-pagi sekali. Meskipun tidak sampai masuk dan bertemu secara langsung, tetap saja bukankah tujuan Juan ingin menemuinya.
"Maaf jika kedatangan saya mengganggu. Saya dengar Anda ingin membicarakan sesuatu dengan saya?"
Juan berdehem sekilas usai memperhatikan penampilannya. Entah apa yang ada dalam pikiran lelaki itu begitu dirinya tiba di dalam ruang kerjanya. Untuk sesaat, Saras menyadari tatapan terpaku lelaki itu meskipun tidak begitu kentara.
Juan begitu pintar menyembunyikan ekspresinya. Saras sendiri merasa tidak ada yang salah dengan penampilannya. Ya, hari ini Saras memutuskan untuk mengenakan gaun merah salah satu koleksi Helena dan tentu dengan riasan berkat bantuan beberapa pelayan.
Mereka memaksa, jadi Saras tidak kuasa untuk menolak lagi. Toh, Saras sudah memutuskan untuk menjadi Helena, jadi tidak ada salahnya dirinya mempertahankan citra Helena yang biasanya bukan. Meski Saras sudah meminta pelayan untuk mengurangi polesan make-up nya agar terlihat lebih natural. Untuk gaun, Saras sebenarnya memang tidak terlalu menyukai berwarna merah, namun semua koleksi gaun Helena hampir semuanya memiliki warna yang sama. Alhasil, Saras terpaksa mengambil salah satu gaun yang ada saja. Mungkin lain kali, dirinya akan membeli gaun yang sesuai dengan seleranya sendiri.
"Ekhem... Bagaimana dengan tidurmu semalam?"
"Ya?"
Juan tampak memainkan kancing mansetnya. "Maksudku, Caesar tidak mengganggu istirahatmu bukan? Bagaimana pun Caesar masih anak-anak dan kau belum sepenuhnya sembuh."
"Caesar anak yang sangat baik. Dia bahkan memeluk saya sepanjang malam."
"Memeluk?"
Saras mengangguk. "Ya. Mungkin karena udaranya cukup dingin semalam. Caesar jadi sedikit jauh lebih manja dan melilit tubuh saya." Saras tersenyum mengingat momen semalam. Dirinya bahkan tidak sadar jika kedua pipinya sedikit merona.
Juan yang melihat itu, entah kenapa sedikit merasa cemburu. Keinginan untuk kembali tidur di satu ranjang yang sama dengan Helena pun semakin besar. Juan bahkan sudah memikirkan berbagai macam siasat untuk memisahkan Caesar dengan Helena.
"Itu... Apa hanya itu yang ingin Anda bicarakan?"
"Ini tentang undangan Yang Mulia Baginda Kaisar. Aku harap, kau sudah cukup sembuh untuk ikut datang ke pesta."
"Baiklah. Saya tidak memiliki alasan lagi untuk menolak."
"Aku harap, kau tidak keberatan untuk memilih sendiri pakaian yang akan kita kenakan."
"Apakah Anda memberi saya ijin untuk pergi berbelanja Yang Mulia. Bukan apa, hanya saja, untuk menghadiri pesta terhormat, akan lebih baik kalau kita mengenakan setelan pakaian yang selaras."
Juan mengangguk setuju. "Aku serahkan semuanya padamu. Kau bisa pergi dengan kereta kuda dan ditemani seorang pelayan dan beberapa orang ksatria. Maaf, aku lupa kalau kau tidak lagi memiliki pelayan pribadi karena pelayan yang terdahulu sudah mengundurkan diri."
Saras bahkan tidak ingat soal itu. Memang, biasanya para lady bangsawan memiliki pelayan pribadinya sendiri. Dan sejak dirinya terbangun di tubuh Helena, Saras memang tidak pernah satu kali pun melihat atau bertemu dengan seorang pelayan yang mengikutinya kemanapun ia pergi. Ternyata, pelayan pribadinya yang terdahulu sudah mengundurkan diri. Saras sendiri tidak ingat dia pernah menulis adegan semacam itu di dalam novel.
"Jangan khawatir, kau akan segera mendapatkan pelayan pribadi pengganti yang jauh lebih kompeten."
Saras membungkukkan badannya seraya mengucapkan terima kasih. Setelah meminta pengawal menyiapkan kereta kuda, Saras akhirnya pergi meninggalkan mansion untuk yang pertama kalinya. Tentunya ditemani seorang wanita yang dipilih untuk menjadi pelayan pribadinya mulai hari ini. Pelayan itu mengatakan, Juan menyerahkan satu kantong koin tunai.
Saras berpikir, mungkin itu untuk membeli pakaian meskipun biasanya para lady tidak perlu membayar secara langsung barang belanjaannya. Biasanya mereka hanya perlu memilih dan pulang karena tagihan akan dikirim langsung ke kediaman sang Duke.
"Duchess bisa meminta berhenti apabila tertarik dengan sesuatu? Duke Juan tidak membatasi Anda untuk membeli apapun."
Mendengarnya, Saras seperti mimpi. Omong-omong apa di jaman ini sudah ada tas branded dan celana dalam seperti Victoria Secret? Astaga! Saras rasanya ingin membeli semua barang-barang yang dulu hanya jadi fantasinya semata.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became a bad Duchess (END)
FantasyPercayalah, hukum karma itu ada. Seperti Ayura Saraswati, seorang penulis novel yang sangat membenci karakter Antagonis bahkan dikenal tanpa belas kasih dalam menyiksa tokoh antagonis karangannya. Alih-alih terbangun di rumah sakit, Saras yang men...