"Badainya sudah reda," bisikan Araldi di belakang tubuhnya membuat sekujur tubuh Helena merinding bukan main. Setelah menyadari posisi berbaring mereka itu, buru-buru Saras pun menarik tubuh milik Helena itu menjauh dari dekapan Araldi.
Araldi menaikkan satu alisnya melihat respon itu, pun setelahnya langsung tersenyum geli. Membuat Saras semakin merasakan canggung. Saras sendiri tidak pernah menyangka akan berada di momen seperti ini bersama Araldi.
Hei, yang benar saja! Helena itu tetaplah seorang Putri dari keluarga bangsawan terlepas dari posisinya yang seorang Duchess karena menikah dengan Juan. Sedangkan Araldi, jelas hanyalah orang dari kelas menengah ke bawah.
"Aku lapar," kata Saras, mencoba mencari topik pembicaraan, sekaligus mencoba mengalihkan fokus Araldi ke hal yang lain.
Untungnya, Araldi pun cepat tanggap dan memahami hal itu. "Menu apa yang ingin kamu makan?" tanya Araldi, sembari bangun dan mendudukkan diri di atas ranjang ruangan itu lalu menatap Helena.
"Apapun. Asal bisa di makan."
Araldi mengangguk-angguk. Sebenarnya ada begitu banyak hal yang ingin Araldi katakan pada wanita dihadapannya itu, mengingat semalam mereka belum sempat mengobrolkan banyak hal. Namun karena Helena sudah mengeluh lapar, maka Araldi harus memprioritaskan kesehatan wanita itu lebih dulu.
"Tunggu di sini. Akan aku ambilkan untukmu."
***
"Hei! Lihat ini. Aku menemukannya di pelabuhan saat akan naik kapal tadi."
Perhatian Araldi ikut teralihkan kala mendengar suara orang-orang yang duduk di satu meja yang sama saat hendak mengambil makanan. Araldi sebenarnya bukanlah tipe orang yang suka ikut campur. Dia cenderung abai pada lingkungan sekitar, kecuali jika menyangkut hal-hal yang menuntutnya untuk ikut campur.
Seorang lelaki mendatangi meja teman-temannya sambil membawa selembaran kertas, yang jelas tidak terlihat isinya apa, namun percakapan orang-orang itu cukup mengusik pendengaran Araldi.
"Oh, ini info orang dalam pencarian. Di sini tertulis bahwa buronan Kekaisaran Orchidaceae berusaha kabur melarikan diri. Katanya yang berhasil menemukan dan membawanya kembali ke Istana akan diberikan imbalan setimpal oleh Yang Mulia Baginda Kaisar Leonard."
"Mana?" Satu dari ketiga orang itu merebut selembaran itu. "Wah, inikan Duchess Helena Astoria? Bukankah kedua orangtuanya baru saja di tahan karena kasus penggelapan dana, siapa sangka anaknya pun melakukan tindak kejahatan dengan memiliki ramuan cinta."
"Sudah tidak heran lagi sih. Sepak terjangnya selama ini memang buruk. Padahal katanya akhir-akhir ini sudah jadi orang baik."
"Omong-omong, apakah menurutmu orang ini ada di kapal ini?"
Sambil membawa nampan berisi makanan, Araldi kemudian berlalu meninggalkan orang-orang itu memasuki kamar yang di tempati Helena. Saras yang sudah mengganti baju dengan yang baru langsung menerima makanan yang Araldi bawakan untuknya.
"Kenapa hanya ambil satu? Kau tidak makan?" Tanya Saras yang merasa heran karena Araldi hanya membawa nampan dengan satu porsi makanan di atasnya. Padahal, Saras yakin Araldi juga belum makan.
"Aku akan makan bergabung dengan teman-temanku," Kata Araldi kemudian.
Saras mengangguk kemudian mulai menyuap makanan itu ke dalam mulutnya. Untungnya, Saras bukanlah tipe yang suka pilih-pilih makanan. Jadi, sejak awal transmigrasi di tempat ini, Saras langsung bisa menerima segala bentuk makanan yang di sajikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became a bad Duchess (END)
FantasyPercayalah, hukum karma itu ada. Seperti Ayura Saraswati, seorang penulis novel yang sangat membenci karakter Antagonis bahkan dikenal tanpa belas kasih dalam menyiksa tokoh antagonis karangannya. Alih-alih terbangun di rumah sakit, Saras yang men...