Saras tidak tahu kenapa alur ceritanya jadi melenceng sejauh ini. Sejak awal menulis cerita, Saras sudah mempersiapkan plot twist dan akhir secara rinci untuk dia tulis. Namun karena berakhir di tempat ini, Saras jadi tidak bisa menamatkan cerita itu seperti seharusnya. Dan kini, alurnya malah jadi sejauh ini. Saras benar-benar bingung.
"Anjing emang. Plot twistnya ngeri banget. Bisa-bisanya gue kawin lari sama mata-mata Kekaisaran Orchidaceae yang ternyata seorang Duke di Kekaisaran Leviathan."
Tadi, saat Kaisar Albertus memanggilnya Nyonya Duchess. Saras pikir Kaisar dari Kekaisaran Leviathan itu tahu identitas asli Helena, karena itu Saras sempat gemetar ketakutan sampai Araldi harus menggenggam tangannya. Tapi siapa sangka kalau ternyata panggilan itu ditujukan karena dirinya yang dikenalkan Araldi sebagai istri, karena Araldi adalah seorang Duke di Kekaisaran Leviathan ini. Atau lebih tepatnya, Duke yang baru karena Duke sebelumnya yang merupakan kakak Araldi telah mati.
Saras tidak tahu ceritanya secara rinci, hanya mendengarkan secara kilas perkataan kepala pelayan yang tadi mengantarkannya ke dalam kamar ini.
Kamar yang saat ini Saras tempati tidak kalah mewah dengan kamarnya dengan Juan di Duchy. Mengingat semua itu, Saras jadi muram dan mendadak merindukan kebersamaannya dengan Caesar dan juga Juan. Tapi semua itu tinggal kenangan. Saras sendiri benar-benar bingung dan tidak tahu harus melanjutkan hidup yang bagaimana lagi di tempat asing ini.
***
"Apa yang terjadi?"
Saras mengernyit heran saat mendapati Araldi yang kelihatan marah sekali pada seseorang yang tengah bersimpuh di bawah kakinya. Sungguh, pemandangan seperti itu terlihat tidak asing mengingat Saras sering menulis adegan novel begitu saat Helena memarahi para pelayannya.
Tapi, ini Araldi. Bukankah dia orang yang baik hati.
"M-maafkan saya, Nyonya. S-saya telah membuat Tuan marah...."
"Pergi." Araldi mengusir penuh penekanan. Membuat lelaki yang masih bersimpuh dibawah kakinya itu semakin bergetar ketakutan. "Pergi sekarang atau kupenggal kepalamu."
"ARALDI!" Saras melotot panik saat Araldi tiba-tiba mengeluarkan pedangnya dari dalam sarung pelindung dan mengangkatnya tinggi-tinggi keatas udara, seakan benar-benar ingin merealisasikan ancamannya itu. Sungguh, Juan pernah melakukan hal itu-memenggal kepala bandit tepat di depan matanya. Namun, Saras tidak menyangka kalau Araldi pun sanggup melakukan hal itu pada seorang pelayan.
"Turunkan pedangmu!"
"Dia membuatku emosi."
"Araldi yang kukenal tidak seperti ini. Tolong tahan amarah mu ya. Kita bisa bicarakan semuanya secara baik-baik."
Araldi akhirnya menyarungkan kembali pedangnya. Setelah itu memilih menarik lembut tangan Helena untuk duduk di kursi meja makan yang telah disiapkan dan meletakkan pedang itu di kursi yang lain. Saras tidak mengerti kenapa Araldi harus membawa pedang itu di saat makan begini. Sepertinya ada sesuatu yang masih belum dia ketahui.
Saat pelayan yang tadi pamit pergi, Araldi mulai menyantap makanan diikuti Helena. Namun tatapan Helena yang berkali-kali bertemu dengan tatapan matanya membuat Araldi pun menyadari ada yang ingin di tanyakan oleh perempuan dihadapannya itu.
"Tanyakan saja?"
"Kenapa kau membawa pedang itu selalu bersamamu? Bukankah sebelumnya tidak? Kau hanya akan membawanya kalau sedang menghadapi situasi genting?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became a bad Duchess (END)
FantasyPercayalah, hukum karma itu ada. Seperti Ayura Saraswati, seorang penulis novel yang sangat membenci karakter Antagonis bahkan dikenal tanpa belas kasih dalam menyiksa tokoh antagonis karangannya. Alih-alih terbangun di rumah sakit, Saras yang men...