PBE-23

373 43 4
                                    

SELAMAT HUT RI KE-78 🇮🇩🇮🇩🇮🇩

MERDEKA!!!

KALIAN IKUT LOMBA AGUSTUS-AN APA AJA, NIH??  ATAU CUMA NONTON KESERUANNYA DOANG??

DI DAERAH KALIAN ADA NGGAK LOMBA YANG BEDA DARI BIASANYA???

***

Seorang lelaki menutup kedua telinganya rapat-rapat. Pertengkaran kedua orangtua terjadi setelah sekian lamanya. Para adiknya sudah diungsikan ke rumah Eirion, sedangkan keluarga yang lain memutuskan menginap di hotel terdekat. Menyisakan ia sendiri yang berjaga-jaga jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

"Aku tahu itu berbahaya, tapi kau seharusnya menegur secara halus. Kau tahu, putra keduamu itu keras. Lalu dengan mudahnya, kau melarang dia ke luar negeri dan menyuruhnya pindah lusa nanti!" teriak Eleana merasa muak pada suaminya yang selalu menyikapi kesalahan Ezra dengan keputusan yang diambil seenaknya. Ia tidak terima putra keduanya yang baru keluar dari rumah sakit justru mendapat pengusiran dari pria yang sayangnya adalah daddy mereka sendiri.

"APA YANG KETAHUI TENTANG DUNIA BAWAH, ELEANA?!" bentak Erland membuat istri dan putra sulungnya tersentak kaget.

Buliran bening melolos dari pelupuk mata wanita yang begitu menyayangi putranya yang sering menghindari waktu kebersamaan keluarga. Eleana menyadari, jika Ezra ingin mendapat perhatian dan kasih sayang lebih. Namun, karena memiliki adik lagi, membuat apa yang diinginkannya kembali terbagi.

"Pergi! Bawa putraku kembali ke sini! Setidaknya sampai luka yang dia dapat sembuh, Erland," pinta Eleana berderai air mata.

Tak kuasa melihat wanita tercintanya menangis, Edzard bergegas merengkuh tubuh sang mommy. Mengelus-elus punggung wanita yang selama ini mencurahkan kasih sayang dan cinta seorang ibu kepada dirinya dan adik-adik. Edzard merasa gagal menjaga wanita yang menjadi ibu sambung mereka. Ia juga merasa tidak berguna menjadi seorang abang yang telah kecolongan. Adik pertamanya itu sungguh ahli dalam menyembunyikan sebuah rahasia.

"Aku tidak akan menjemputnya pulang. Biarkan dia merenungi kesalahan yang diperbuat. Lagipula dia sudah dewasa dan beristri. Kau tidak perlu mengkhawatirkannya," tandas Erland membuat anak dan istrinya bungkam.

Suara pintu terbanting membuat mereka mengeratkan pelukan. Edzard membisikkan kata-kata penenang untuk sang mommy. Selama ini, hanya ada dirinya yang selalu berada di sisi Eleana. Dalam keadaan suka atau pun duka. Ia juga menjadi tempat bercerita wanita beranak enam tersebut. Membuat Eleana sangat-sangat menyayangi sosok tuan muda pertama Evander.

"Sudah, Mom. Ezra akan baik-baik saja. Abang yakin, Elsye pasti bisa mengurus Ezra," tuturnya sambil mengusap jejak air mata sang mommy.

Keraguan melanda hati Eleana. Ezra adalah tipikal orang yang sulit berbaur. Apalagi lelaki itu menikah dengan gadis yang baru beberapa kali bertemu. Dalam pertemuan mereka tak ada kesan yang manis. Ezra dan Elsye saling memusuhi dan membenci. Eleana tak bisa membayangkan kehidupan rumah tangga putra keduanya. Ia harap, sang menantu dapat menurunkan ego hingga tak ada lagi pertengkaran di antara mereka.

"Abang ingin menyusul adik-adik di rumah Paman Eiri. Mommy ikut tidak?" tanya Edzard dibalas gelengan kepala oleh wanita tersebut. "Ya sudah, Abang pergi dulu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam," jawab Eleana menatap nanar kepergian sang putra sulung.

Satu-satunya anak yang mampu mengubah suasana rumah menjadi hening adalah Ezra. Tuan muda kedua Evander yang tak banyak banyak berbicara, tetapi langsung bergerak jika diberi titah. Ezra selalu membuktikan kasih sayang kepada keluarganya melalui tindakan. Sementara Edzard, membuktikan kasih sayangnya melalui kata dan tindakan.

Pangeran Bermata Elang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang