"Apa lo serius mau mewujudkan ucapan Ezra yang ingin kita menikah?" tanya seorang gadis menatap serius lelaki berwajah datar di depannya.
Edzard mengangguk, lalu meminum air yang disuguhkan oleh gadis pemilik bengkel ini. "Aku serius. Tapi terserah kau bersedia atau tidak. Aku tidak memaksa kau, Zia."
"Gue bersedia."
Semenjak itu, mereka menjadi lebih dekat. Zia juga sudah mulai mengubah gaya bicaranya. Gadis itu tak jarang mengunjungi rumah sang kekasih dan menemani calon adik ipar perempuan yang selalu menarik diri dari keluarganya sendiri.
Hari pernikahan sudah ditentukan. Hanya ada dua orang yang terlihat tidak bahagia, yaitu Eisha dan Narendra. Sepasang sahabat yang tidak tertarik pada hubungan kakak mereka. Narendra sudah mengetahui alasan kakak perempuannya menikah dengan tuan muda pertama Evander, tetapi ia tetap merasa tidak rela. Lelaki minim ekspresi sangat tidak cocok bersanding dengan kakaknya yang banyak bicara.
"Eca, hari ini dijemput Kak Elan, ya! Abang ada meeting nanti siang," ujar Edzard pada anak perempuan yang memakai baju seragam putih biru itu.
Eisha mengangguk pelan. Tanpa banyak protes, ia masuk ke dalam mobil. Tak terasa satu tahun telah berlalu. Hidupnya yang abu tak kunjung berwarna. Selama perjalanan menuju sekolah, Eisha menutup mulut rapat-rapat. Membuat Edzard benar-benar kehilangan sosok adik perempuannya.
"Sudah sampai. Ini nomor Kak Elan. Jika dia lama menjemput, minta pada gurumu untuk menelepon dia, ya," tuturnya sambil menyerahkan secarik kertas pada Eisha.
Sudut bibir tuan muda pertama Evander tertarik saat sang adik menyalami punggung tangannya. "Jangan jajan sembarangan. Jangan banyak ulah di sekolah. Jika ada yang nakal, katakan saja pada Narendra."
Eisha tersenyum lebar menanggapi wejangan pagi dari sang abang. Senyum yang jelas-jelas terlihat palsu. "Eca berangkat. Dadah, Abang!" serunya sambil melambaikan tangan.
Edzard meremas setir mobil, lalu memukulnya beberapa kali. Harus sampai kapan, Eisha memakai topeng di wajahnya? Ia ingin Eisha bersikap seperti dirinya yang dulu. Murah senyum, tertawa lepas, jahil, dan manja. Edzard merindukan semua itu. Eisha yang sekarang menjadi sosok anak beranjak remaja yang sulit ditebak.
"Sudah lama menunggu?" tanyanya pada gadis yang berdiri di depan sebuah toko buku.
"Tidak juga. Apa Eca ada perkembangan?" Zia memandang sang kekasih yang menggelengkan kepalanya pelan. "Narend bilang Eca di sekolah sama seperti dulu-dulu. Eca masih bisa bercanda dengan teman sekelasnya."
"Itu semua palsu."
Tangan Zia terulur mengelus lengan lelaki yang lagi-lagi harus menguatkan diri terhadap perubahan sikap adiknya yang drastis. Ia melajukan mobil menuju bengkel milik kekasihnya, lalu melanjutkan perjalanan ke kantor. Sudah menjadi rutinitasnya setiap hari mengantar dan menjemput dua perempuan terkasih dalam hidupnya.
"Hati-hati. Jangan lupa makan siang," ucap Zia tersenyum manis.
"Kau juga. Kalau begitu, aku berangkat," pamit Edzard kembali melajukan kendaraan beroda empat itu.
Hari-hari menuju pernikahan terasa semakin berat. Ada banyak peristiwa yang membuat mereka ragu. Mulai dari Eisha yang hampir tertabrak. Kemurkaan tuan Evander yang menyalahkan putrinya atas kecelakaan yang menimpa Elan. Kepulangan tuan besar Evander yang menyusul sang istri ke pangkuan Tuhan. Nyonya besar Evander meninggal dunia sekitar enam bulan yang lalu. Duka yang masih bersemayam terasa semakin dalam. Dan kini, semuanya telah terlewati. Seusai berdiskusi, acara pernikahan akan tetap terlaksana.
Elan berjalan dengan bantuan tongkat. Di sisinya ada sang kembaran yang akan sigap menangkap tubuhnya jika terhuyung. Akad nikah baru saja selesai. Pasutri baru yang menjadi bintang utama hari ini berdiri di atas pelaminan. Perasaan bahagia yang menyelimuti hati keluarga Evander sedikit mengurangi duka lara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Bermata Elang [END]
Teen FictionPangeran bermata tajam bak elang itu mendapati kabar yang sangat memilukan hati. Kabar perjodohan tersebar membuat Edzard terpukul. Ia harus merelakan sahabat perempuannya menikah dengan sang adik. Ezra yang tidak mau menjalin hubungan dengan gadis...