Chapter 10

1.3K 141 2
                                    

Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Story owned by crazygurl12 on ffn

●○●

"Apa kalian sudah kenyang, sayang?" Wanita tua itu bertanya sambil menumpuk piring-piring bekas tempat mereka makan beberapa menit yang lalu. Saat itu sudah malam dan hujan masih mengguyur di luar rumah kecil itu. Beberapa kali Hinata bertanya-tanya apakah rumah tua itu akan roboh dalam waktu dekat. Lampu redup di atas kepala mereka terus berkedip-kedip dan suara berderit bisa terdengar di mana-mana.

Itachi mengangguk dan Hinata tersenyum pada wanita tua itu.

"Baiklah, aku akan meninggalkan kalian berdua untuk beristirahat." Dengan tersenyum wanita tua itu beranjak pergi, kecepatan yang mengejutkan untuk seorang wanita tua yang terlihat begitu ringkih dan lemah.

Ketika mereka tinggal berdua, Hinata-yang sekarang mengenakan pakaian miliknya sendiri-melirik ke arah Uchiha yang duduk di ujung tempat tidur, tangan disilangkan dan wajah termenung. Pria itu telah menepati janjinya, mengembalikan pakaiannya segera setelah Hinata selesai menyembuhkan lengannya.

Hinata tidak mengharapkan hal itu dari Akatsuki.

Itachi menangkap mata Hinata dengan matanya yang gelap dan Hinata menundukkan kepalanya karena malu. Ia tidak boleh ketahuan menatap penculiknya.

Tidak... Ini tidak benar.

"Apa hubunganmu dengan Asuma-senpai?" Itachi tiba-tiba bertanya, matanya beralih menatap jendela yang terbuka sebagian. Di dalam kamar terasa panas sehingga jendela itu dibuka, tapi tidak terlalu lebar karena hujan masih turun di luar.

Hinata mengangkat alisnya. Senpai... Itachi memanggil Asuma-sensei dengan sebutan senpai.

"Ia adalah salah satu guru jounin-ku." Hinata merasakan semacam rasa sakit di dadanya dan tangan kirinya terangkat untuk menyentuhnya. Informasi tentang kematian Asuma masih membuat batinnya bergejolak dan kepalanya sakit. Pasti Kurenai-sensei-nya sudah mengetahui hal itu sekarang dan itu sangat menyakitkan bagi Hinata. "Dan kekasihnya adalah sensei-ku saat genin."

"Kurenai Yuuhi."

Hinata mengerutkan keningnya. "Bagaimana kau bisa tahu?"

"Mereka sudah bersama bahkan saat aku masih menjadi ANBU Konoha." Uchiha itu menjawab; wajahnya tenang dan suaranya tidak menunjukkan emosi apapun sehingga Hinata tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Itachi saat ini. "Aku bisa melihat mereka selalu bersama."

"Dan sekarang mereka tidak pernah bisa bersama..."

Kata-kata itu diucapkan dengan penuh kesedihan hingga Itachi harus mengalihkan pandangannya dari jendela dan menatap Hyuuga. Gadis itu menunduk dan poninya menutupi matanya dari pandangan, bahunya bergetar dan nafasnya sedikit serak. Untuk sesaat, pengguna sharingan itu bertanya-tanya mengapa bukannya melihat Hinata, ia malah melihat dirinya sendiri.

Benar. Itachi ingat. Ia memiliki posisi yang sama dengan Hinata saat malam di mana ia membunuh orang tuanya dan mengisi hati adiknya dengan kebencian. Dia menundukkan kepalanya dan rambut hitam menutupi matanya-itu untuk menyembunyikan penderitaan yang dia rasakan di dalam, dan ia tahu bahwa Hinata juga mencoba melakukan hal yang sama.

"Bagaimana lehermu?" Itachi bertanya.

Hinata mendongak, terkejut mendengar pertanyaan itu. "Yang kau cekik?" tanyanya balik, satu tangannya terangkat untuk menyentuh bekas cekikan di lehernya. "Sakit, dan bagaimana dengan lenganmu, Itachi-san?"

"Hn." Itachi sangat terkesan. Gadis itu melawan. Walaupun secara verbal, tapi tetap melawan. Itachi tahu ia harus melindungi Hinata diam-diam, tapi Hinata membutuhkan keberanian dan semangat juangnya sendiri jika ia ingin keluar dari cobaan ini dengan selamat. Untuk saat ini, keberanian yang gadis itu tunjukkan sudah cukup.

Kidnapped by the AkatsukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang