Chapter 1

3.5K 214 8
                                    

Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Story owned by crazygurl12 on ffn

●○●

Mata Hinata membelalak saat seseorang menutup mulutnya untuk mencegahnya berteriak. Saat itu gelap dan secara naluriah, ia mencoba menggunakan byakugan-nya agar bisa melihat dan mempertahankan diri.

Tapi saat ia mengaktifkannya, ia berteriak ketika dua mata merah bersinar di depannya. Tomoe berputar-putar dan perlahan-lahan membuatnya kehilangan kesadaran.

Hinata sedang dalam perjalanan pulang dari tugas jaga ketika dua sosok gelap menyerangnya. Ia tidak menyadari keberadaan mereka karena tanda chakra mereka yang terkontrol dan tersembunyi dengan baik.

Sebagai seorang jounin, Hinata berdiri tegak dan melawan seperti yang seharusnya dilakukan oleh pewaris Hyuuga yang pemberani. Ia tahu bahwa ia harus memperingatkan desa dengan cara apapun.

Namun, saat dia melihat simbol awan merah di jubah para penyerangnya, saat itulah ia mulai panik.

Mereka adalah Akatsuki.

Ketika pengetahuan itu meresap di kepalanya, Hinata tahu bahwa ia tidak memiliki kesempatan. Tidak peduli bagaimana ia mencoba untuk mendaratkan tinju lembut pada mereka, mereka terlalu cepat dan terlalu kuat.

Terutama yang bermata merah.

Lutut Hinata lemas dan ia ambruk di tengah hutan yang gelap, matanya menatap kehampaan saat pikirannya terperangkap dalam kekuatan sharingan.

Di sudut pikirannya, Hinata tahu bahwa mereka akan membunuhnya—anggota akatsuki sangat terkenal karena sifat jahat dan cara mereka yang tak kenal belas kasihan—ia tidak berharap bisa keluar hidup-hidup setelah ini.

"Itachi..." Kisame tersenyum licik sambil menatap rekannya.

Mereka telah ditugaskan untuk menculik pewaris Hyuuga dan dia tidak menyangka bahwa takdir akan membawa gadis itu pada mereka dalam balutan pita merah yang indah.

Mereka masih memata-matai, merencanakan bagaimana cara menyusup ke dalam Kompleks Hyuuga saat mereka tahu bahwa gadis itu sebenarnya sedang bertugas jaga malam ini.

Dan itu artinya, gadis itu akan berkeliling di sekitar hutan...dan hanya itu yang mereka butuhkan untuk mencapai tujuan mereka datang ke sini.

Uchiha Itachi mengangkat tubuh Hinata, aroma lilac memenuhi rongga pernapasannya saat ia meletakkan tubuh itu di bahunya, menggendongnya seperti karung beras...tapi jauh lebih mudah karena gadis ini sangat ringan.

"Kau harus mengalihkan perhatian agar aku bisa pergi dengan Hyuuga." Itachi mengatakan pada Kisame yang sedang menatap gadis itu dengan senyuman jahat. "Seluruh klan Hyuuga akan mengejar kita saat mereka menyadari gadis ini hilang."

"Tidak adil...kenapa kau yang membawa gadis itu?" Kisame bertanya, tangannya menggenggam erat pedang miliknya.

"Karena aku tidak cukup percaya padamu untuk meninggalkannya denganmu." Jawab Itachi dengan dingin, suaranya halus seperti satin namun sedingin es. Bahkan dalam keadaan tidak sadar, suara itu menembus pikiran Hinata. "Kita membutuhkannya hidup-hidup."

"Aku tidak akan membunuhnya!"

"Tapi kau mungkin melakukan sesuatu yang lebih buruk daripada membunuh."

Kisame meringis, "Sialan Itachi...aku tak pernah mengerti bagaimana kau bisa berlagak begitu terhormat, padahal sebenarnya...kau adalah salah satu yang paling haus darah di antara kita...membunuh klan-mu dan semuanya."

"Lakukan saja." Dengan satu tatapan peringatan terakhir, Itachi beranjak pergi, dengan Hinata yang menggantung di bahunya seperti boneka kain.

●○●

Naruto menyeringai malu-malu pada Sasuke sambil mengosongkan kantongnya. "Oh...aku lupa membawa uangku, Teme."

Sang Uzumaki mengajak rekan setimnya, Haruno Sakura dan Uchiha Sasuke, untuk makan malam bersama di kedai Ichiraku.  Ketiganya menikmati hidangan lezat dengan porsi tambahan oleh pemilik yang baik hati yang mengelola kedai itu.

Namun, saat tiba waktunya untuk membayar, kantong naruto kosong...dan si pirang telah menghabiskan empat mangkuk ramen ekstra besar.

"Baka Naruto," sebuah urat muncul di dahi Sakura.

"Ayolah Sakura-chan...aku tidak sengaja meninggalkan uangku."

Sasuke terlalu lelah untuk menghentikan pertengkaran mereka, jadi dia mengeluarkan uangnya sendiri dan menjatuhkannya di atas meja. Ia tidak perlu repot-repot menghitungnya, karena uang itu sudah lebih dari cukup untuk membayar semua makanan yang mereka makan.

Sambil mendorong mangkuknya yang kosong, Sasuke memasukkan kedua tangannya ke dalam saku dan berdiri. Mengamati kedua rekan setimnya yang masih bertengkar, ia diam-diam berjalan pergi tanpa mereka sadari. Terkadang, suara keras yang mereka berdua ciptakan cukup mengganggu dan ia tidak bisa menahan diri untuk tidak merasa jengkel.

Menyusuri jalan menuju rumahnya—rumah yang berada di tengah-tengah distrik Uchiha di mana tidak ada orang lain lagi yang tinggal—ia memutuskan untuk mengambil jalan pintas dan melewati hutan.

Itu lebih cepat dan ia tahu, bahwa hal pertama yang akan dilakukan Naruto dan Sakura adalah mencarinya dan mengikuti jalan utama.

Jalan pintas akan menjadi pilihan kedua...tapi saat mereka menyadarinya, ia sudah berada di dalam rumahnya.

Berjalan termenung saat suara serangga dan binatang malam memenuhi pendengarannya, Sasuke bertanya-tanya mengapa ia merasa gelisah. Ia tidak tahu kenapa, tapi ia tiba-tiba saja waspada.

Kemudian ia berhenti dan matanya membelalak. Melihat sekeliling, rahangnya mengatup dan sharingan-nya diaktifkan saat ia merasakan chakra yang hanya dimiliki oleh mereka yang merupakan seorang Uchiha.

Dalam kasusnya, hanya ada dua Uchiha yang tersisa: dia dan kakaknya yang merupakan pengkhianat.

Tomoe-nya berputar, napasnya tersendat karena apa yang dilihatnya beberapa meter darinya. Sesosok hitam melesat di antara pepohonan, mengenakan jubah hitam yang serasi dengan gelapnya malam.

Namun, tidak peduli seberapa gelapnya malam itu—karena pohon-pohon tinggi menghalangi cahaya bulan—ia masih bisa melihat mata merah bersinar yang serasi dengan matanya.

Itu adalah Itachi.

Versi dirinya yang lebih tua berhenti, juga menyadari kehadirannya. Sekarang dia tidak bergerak lagi, Sasuke bisa melihat sosok yang tersampir di bahu kakaknya.

"Itachi..." Sasuke menggeram, "Apa yang kau lakukan di sini, pengkhianat?"

Itachi menatap adiknya, hal yang paling berharga di dunia baginya, dan melihat kebencian dan kemarahan terukir di wajah itu.

Memberikan senyum remeh pada adiknya, ia mengangkat dagunya dan menatap Sasuke, "Lemah."

TBC

Kidnapped by the AkatsukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang