Di saat yang sama juga, Hyunsuk dan ketiga temannya mengadakan pertemuan dengan beberapa orang di rumah baca. Totalnya ada sepuluh kepala yang duduk di kursi dan mengelilingi sebuah meja panjang, ditambah tiga orang yang berdiri.
"Berdasarkan informasi," ucap Younghoon yang memimpin pertemuan, "pasukan kerajaan sedang sudah diperintahkan untuk mencari kita. Mereka sekarang tersebar di beberapa distrik bawah untuk memulai pencarian."
"Perbatasan hutan juga akan masuk ke wilayah pencarian." Hongjoong menunjuk kertas besar yang berupa peta.
Yunho melipat kedua tangannya dengan tenang. "Tidak akan ada yang berani melintasi hutan utama."
"Mereka pasti akan mencari cara." Juyeon menambahkan. "Jalur kalian pasti akan ditemukan cepat atau lambat."
"Ditemukan atau tidak," sela Bangchan dengan hati-hati, "mereka tetap akan menerobos ke hutan, aku rasa. Ratu tidak mungkin peduli dengan keadaan berbahaya di hutan."
"Sebelum membahas itu," ucap Yeonjun yang diam-diam melirik Hyunsuk, "kenapa kalian kembali padahal tahu mereka akan menyerang?"
"Ada perubahan dalam rencana awal." Moonbin menjawab sambil menunjuk pemuda yang duduk di sebelahnya. "Serim akan menjelaskan semuanya."
"Pasukan kita pasti akan kala jumlah dengan mereka." Serim meletakkan beberapa batu di atas peta. "Jadi aku berpikir penyerangan sekaligus tiak akan menghasilkan kemenangan untuk kita. Tentara kerajaan bisa muncul darimana saja dan mengepung dari berbagai arah."
"Maksudmu kita akan berpencar?" sahut Hyunjin yang terlihat tidak yakin.
Serim mengangguk seraya mengatur batu-batu kecil tadi di atas peta. "Kita akan bagi dua kelompok yang akan menyerang dari dua arah utara dan selatan kerajaan. Kemudian dibagi lagi menjadi kelompok kecil agar tidak terlalu mencurigakan. Jadi sekalipun ada yang gugur maka masih ada orang di tempat lain. Jika kita menyerang sekaligus, tentara kerajaan akan mengepung dan menghabisi kita tanpa sisa."
Yeonjun mengangguk kecil. "Lalu bagaimana caranya ke utara?"
"Kelompok yang dipimpin Kak Namjoon sudah bersiap disana. Rencana akan dilakukan beberapa minggu lagi setelah bulan punama biru." Juyeon menjelaskan apa adanya, seraya mengamati sembilan orang lain.
"Kenapa harus bulan biru?" sahut Hyunsuk.
"Karena ramalan itu masih dipercayai kerajaan. Seorang gadis yang akan menghancurkan kerajaan tepat di bulan biru." Younghoon berusaha menjelaskan dengan hati-hati. "Ratu masih percaya jika sang bulan dan putra mahkota yang menghilang akan menyebabkan kekacauan. Sekalipun sang bulan tidak ada, ratu tetap percaya jika Anda masih hidup dan meneruskan ramalan itu."
Hongjoong ikut menambahkan dengan hati-hati, "ditambah lagi sebelum bulan biru sampai sesudahnya, tentara kerajaan akan berjaga ketat. Mereka akan sedikit lengah setelah bulan biru."
"Jadi kita akan memanfaatkan kesempatan itu." Bangchan ikut berucap dengan yakin.
"Besok malam, Hongjoong akan memimpin kelompok untuk masuk dari arah selatan." Younghoon menepuk bahu Bangchan. "Bangchan dan Serim akan tetap disini."
"Kamu juga pergi?" tanya Hyunsuk.
Younghoon tersenyum lalu mengangguk. "Anda sudah memiliki pasukan hebat di sekitar Anda. Jadi saya dan yang lain akan memulai pertahanan di dalam untuk membuka jalan."
"Hati-hati, aku mohon!"
Beda tiga orang yang masih berjejer di dinding. Ketiganya mendengarkan hanya saja tidak terlalu hirau akan diskusi kesepuluh orang disana.
"Bagaimana? Semuanya sudah berjalan sesuai dengan rencana kalian?" tanya Jungwon, terkenal paling muda di kelompok mereka.
"Rencana dia." Yeosang menunjuk Minho dengan santainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE MOON [COMPLETED]
FanfictionRencana kabur keluar negeri malah membuat mereka terdampar di sebuah negeri asing. Created : March 20th, 2022