Provisional decision

5 1 0
                                    

Terhitung tiga hari sudah sejak ketiganya berada di tempat antah berantah ini. Sebenarnya mereka sudah tahu tentang tempat ini. Brightown namanya. Tapi tetap saja mereka mengategorikannya sebagai antah berantah karena ketiganya tidak tahu bagaimana caranya bisa berada di tempat ini.

Selama tiga hari juga Jihoon beristirahat dan keadaannya semakin membaik. Sepertinya luka itu benar-benar tidak menghentikan kekerasan kepalanya untuk bergerak. Terima kasih kepada Soobin yang berhasil memberikan bala bantuan agar temannya itu tidak banyak tingkah alias dia meminta Hyunsuk untuk mengacungkan pedangnya jika melihat Jihoon bergerak.

Dan selama itu juga, Jisoo menghabiskan waktunya di rumah baca. Gadis itu bahkan sampai dikerumuni anak kecil yang penasaran soal mereka. Jisoo bukan tipe yang suka ataupun benci anak kecil. Dia hanya tidak tahu bagaimana cara menangani anak kecil. Tapi sepertinya anak-anak disana tidak keberatan dan nyaris semuanya menyukai Jisoo.

Khusus kali ini, Jisoo akan menghabiskan waktunya di kamar dengan segala bahan yang dibutuhkan. Iya, selama tiga hari di rumah baca, dia sibuk mengumpulkan seluruh informasi mengenai Brightown dan sekitarnya. Tentu saja dengan bekal menerjemahkan dan merangkum semuanya ke dalam buku catatan yang dibawanya.

"Jadi? Hasil penelitian lo udah sampe mana?" tanya Jihoon dengan nada sarkasnya.

Jisoo berhenti menulis lalu menghela nafas. "Demografi, topografi, geografi, linguistik sampe sejarahnya. Gue udah mempelajari beberapa."

"Wow." Soobin berkomentar sambil mengunyah roti bawang putih yang menjadi makanan favoritnya selama disini.

Jisoo berbalik untuk menghadap kedua temannya yang duduk di ranjang Jihoon. "Secara umum, mulai dari penamaan orang sampai tata bahasa mereka itu mirip-mirip kayak kita. Itu juga yang jadi alasan kenapa omongan kita bisa dimengerti mereka dan sebaliknya."

"Oke. Bagian ini gue paham." Soobin mengangguk pelan. "Paling yang bedain cumaa huruf sama penulisannya aja."

"Right." Jisoo menjentikan jarinya. "Terus dari peta yang gue temuin di buku, daerah kerajaan ini kayak satu pulau gitu sih. Sekelilingnya cumaa dikelilingin sama laut lepas. Ada beberapa pulau juga sih diluarnya dan itu udah masuk bagian negara kerajaan lain."

Melihat kedua temannya paham, Jisoo kembali melanjutkan penjelasannya.

"Kerajaan Brightown itu jadi salah satu kerajaan terbesar jadi beberapa kerajaan sekitarnya udah kayak satu pemerintahan. Gimana ya? Bisa dibilang kayak merger perusahaan gitu. Kerajaan-kerajaan kecil gabung jadi satu dibawah pemerintahan kerajaan ini."

"Berarti kerajaan ini emang besar sih." Soobin berkomentar sambil meraih satu roti lain. "Artinya mereka udah kayak satu negara, kan?"

"Singkatnya gitu tapi tetap masih berdiri pake nama masing-masing dan itu semakin memperkuat gue kalo dimensi mereka beda sama dimensi kita. Sekalipun ada persamaan tapi perbedaannya tetep besar."

"Mulai dari kata-kata sampe barang juga. Apalagi waktu ngeliat mereka kemana-mana sambil bawa panahan sama pedang. Itu kalo di tempat kita kayaknya langsung ditangkap deh."

"Ngomong-ngomong barang," ucap Jihoon sambil menatap pakaian yang dikenakannya, "gue gak inget pernah punya baju kayak gini?!"

"Dipinjemin Hyunjin." Soobin menjawab sambil menunjuk lipatan pakaian yang ada di atas meja. "Lagian kayaknya kita emang gak kenal model baju gitu deh."

"Tapi bahannya enak sih." Jisoo menatap baju tanpa lengan yang dikenakannya. "Kalo penasaran, gue pake bajunya si Hyunsuk. Soalnya cumaa badan dia yang kecil."

"Tapi lo lebih tinggi dari dia!"

"Sst! Gak boleh body shaming!"

"Oke." Jihoon menyingkirkan selimutnya lalu menatap celana selurutnya yang senada dengan bajunya. "Jadi selama disini kita bakal ngapain?"

BLUE MOON [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang