Hubungan Jihoon dan Hyunsuk sudah menunjukkan banyak kemajuan. Keduanya bahkan tidak segan lagi untuk memperlihatkan hubungan mereka. Seseorang dari kaum elf yang langka dan putra bungsu dari raja sebelumnya.
Tapi mau bagaimana pun, keduanya lebih suka menghabiskan waktu berdua di hutan. Entah Jihoon yang memang memiliki ikatan atau Hyunsuk yang sedari kecil tinggal di hutan. Mereka bahkan berniat kembali ke tempat tinggal mereka sebelumnya yang ada di pinggiran Hutan Kielletty. Ya, jika saja tidak ingat Jihoon akan pergi besok.
Masalahnya Jihoon bukan tipikal orang yang jago dalam urusan percintaan. Sekalipun orang-orang tahu mereka memiliki hubungan tapi keduanya cukup jarang menyebarkan afeksi. Tapi mau bagaimana pun, Hyunsuk selalu salah tingkah akan setiap perhatian kecil Jihoon.
"Biar aku pertegas," ucap Jihoon yang terdengar lantang dan sukses membuat Hyunsuk mendongakkan kepalanya, "kita sepasang kekasih, kan?"
Daripada menjawab, Hyunsuk justru menampilkan ekspresi bingung walaupun jantungnya sudah berdetak tidak karuan.
Jihoon mengulurkan tangannya sebagai isyarat agar pemuda yang duduk di depannya ikut berdiri. Tapi bahkan ketika Hyunsuk sudah berdiri, dia tidak mengatakan apapun untuk waktu yang cukup lama. Matanya sibuk mengamati setiap detail wajah kekasihnya.
"Kamu tahu, tidak?" sahut Hyunsuk yang pertama memecahkan keheningan.
"Tentang?" tanya Jihoon dengan alis ternaik.
Hyunsuk mengulurkan tangan kanannya untuk menyentuh pipi kekasihnya. "Bahwa kamu sangat tampan?!"
Jihoon yang dulu punya kepercayaan diri yang tinggi mungkin akan langsung mengiyakan dengan angkuh. Tapi sekarang dia malah tertawa ringan karena sadar banyak yang lebih tampan darinya di tempat ini.
"Oh ya?"
Hyunsuk mengangguk lalu beralih memainkan telinga runcing Jihoon. "Dan kamu semakin tampan dengan wujud elfmu yang sekarang."
"Aku tersanjung." Jihoon berucap seraya memainkan rambut yang lebih pendek. "Aku sempat berpikir untuk mengakhiri hubungan kita."
Hanya dalam hitungan detik, wajah Hyunsuk bertekuk kecewa.
"Ada apa dengan wajahmu?" sambung Jihoon seraya mencubit pipi kekasihnya. Kemudian dia tertawa tanpa dosa. "Itu hanya pikiran karena aku tidak tahu kapan lagi aku akan kembali ke tempat ini dan menemuimu."
Ya, Hyunsuk sangat tahu. Kemungkinan Jihoon akan kembali ke Brighttown sangat kecil. Dia bahkan berulang kali memperingatkan dirinya untuk tidak terlalu mengharapkan kedatangan Jihoon lagi. Bahkan hubungan mereka terhitung baru berjalan dua minggu.
"Hey!" panggil Jihoon saat tahu ekspresi kekasihnya sangat sedih. "Kamu menangis?"
"Tidak."
Jihoon tertawa lagi lalu menarik wajah Hyunsuk yang berpaling. "Lihat aku! Aku tidak akan benar-benar mengakhiri hubungan kita. Tapi jika suatu hari kamu lelah, kamu boleh berhenti."
Awalnya hanya tetesan air mata tapi justru berubah menjadi isakan. Hyunsuk menangis.
Jihoon mengusap pipi pemuda itu dengan lembut sebelum mendongak ke atas mereka. Cahaya bulan malam ini perlahan menembus lebatnya pepohonan dan juga membuat mata hijaunya berkilat terang. Malam yang sangat cerah untuk dijadikan momen perpisahan.
Tapi nyatanya begitu. Jihoon sendiri tidak tahu apakah mereka bisa kembali ke tempat ini nanti. Rasanya berat untuk melepaskan Hyunsuk. Bahkan ada sisi ego yang membuatnya ingin membawa serta Hyunsuk ke dunia mereka.
"Choi Hyunsuk!"
Pemilik nama kembali mendongak dengan wajah yang merah. Ah, mata Jihoon sangat cantik saat terkena bias cahaya bulan. Objek favoritnya akhir-akhir ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE MOON [COMPLETED]
FanfictionRencana kabur keluar negeri malah membuat mereka terdampar di sebuah negeri asing. Created : March 20th, 2022