The known ending

1 1 0
                                    

Hyunsuk dan yang lain berhasil keluar dari penjara bawah tanah tepat pada bulan purnama berwarna biru yang bersinar terang di langit malam. Dia juga harusnya tidak terkejut dengan banyaknya mayat yang tergeletak di tanah.

Mereka memutuskan untuk bersembunyi saat menyadari pasukan kerajaan berdiri di depan istana. Samar-samar kelompok mereka juga sudah berhadapan langsung dengan jumlah yang tidak sebanding.

"Mereka juga turun tangan?" tanya Chanhee.

"Siapa?" tanya Hyunsuk dengan bingung.

"Anggota keluarga utama kerajaan." Seungcheol menjawab seraya menurunkan Soobin dari punggung serigala. "Orang tua dan saudara-saudara kita."

Hyunsuk pernah mendengar jika mantan anggota keluarganya itu merupakan petarung yang tangguh. Tidak terkecuali sang ratu.

"Aku ingin menghabisi mereka!" ucap Seungcheol dengan nada marah.

"Kenapa?" tanya Hyunsuk.

"Mereka yang membunuh saudara kalian."

Hyunsuk tidak tahu saudara yang mana tapi dia juga ikut marah.

Chanhee tahu siapa yang dimaksud kakaknya. Pasti adik pertamanya karena hanya adiknya yang itu yang tidak dilihatnya sejak tadi. Seungcheol juga tidak menjawab pertanyaannya. Sekalipun mereka sudah tidak pernah bertemu, Chanhee masih bisa mengenali mantan saudara-saudaranya.

"Jadi Soobin benar-benar dibunuh?"

Hyunsuk langsung mengangkat kepalanya saat mendengar nama yang tidak asing. "Siapa?"

"Kakakmu. Namanya Choi Soobin. Kamu, dia dan Chanhee hanya beda setahun." Seungcheol menjawab dengan lembut.

Hyunsuk tidak bermaksud kurang ajar. Sejauh ini dia hanya tahu Chanhee berhasil melarikan diri sejak lama dan Seungcheol dipenjara sejak lima tahun yang lalu karena tidak menurut. Dia tahu memiliki satu saudara yang setahun lebih tua tapi Hyunsuk tidak pernah menanyakannya. Selama ini dia berpikir hanya dua kakaknya itu yang masih dianggapnya.

"Soobin pernah meracuni minuman sang ratu tapi ketahuan. Dia langsung dibunuh hari itu juga."

Chanhee sudah mengusap air matanya, beda dengan Hyunsuk yang masih mencerna semuanya. Tidak, dia bukan tidak percaya saudaranya sudah meninggal, melainkan namanya yang sangat mirip dengan orang yang dibopong kakaknya.

"Ugh!" ringis Soobin yang sepertinya sudah tersadar. "Kita udah keluar?"

"Sudah." Jungwon menjawab cepat.

Soobin menarik tudungnya semakin ke bawah lalu kembali meringis.

"Ada sesuatu yang sakit?" tanya Seungcheol buru-buru.

"Tidak. Pendengaranku sedikit terkejut." Soobin mencoba menegakkan tubuhnya, menyesuaikan cahaya di sekitarnya lalu menghela nafas. "Mereka menang?"

"Belum. Mereka sedang berhadapan dengan raja dan ratu." Chanhee menjawab.

Soobin mendongakkan kepalanya dan menyadari bulan biru bersinar sangat terang malam ini. Rasa pusingnya belum pulih tapi pemikirannya lebih cepat untuk memberikan beban.

"Memangnya bulan purnama yang terjadi seribu tahun sekali bisa terjadi dua kali dalam seminggu. Jungwon?"

Pemilik nama langsung menggeleng pelan. "Tidak tahu. Aku juga terkejut."

"Ini pertanda bagus, kan?" tanya Soobin.

"Aku rasa." Jungwon dapat mendengar suara Yeosang dan Minho di kepalanya lalu tersenyum tipis. "Pertanda yang sangat bagus."

BLUE MOON [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang