Selama lima tahun, tahta kerajaan Brighttown dibiarkan dalam keadaan kosong. Memang semua orang di kerajaan mengambil alih tapi untuk kepemimpinan masih belum diresmikan. Sekalipun Seungcheol akan resmi menjadi raja selanjutnya tapi bukan berarti dia tidak butuh belajar banyak tentang kerajaan.
Dan selama lima tahun juga, mereka mengurus semua masalah kerajaan, memperbaiki sistem pemerintahan. Seluruh rakyat berhak sejahtera. Maka dari itu, para pemberontak kerajaan terdahulu disebar untuk melakukan pembangunan pada daerah yang dulu terbuang.
Mereka juga membangun lapangan pekerjaan lain yang sesuai untuk seluruh rakyat. Sistem kasta masih berlaku untuk sebagian besar tapi tentu dengan persyaratan yang ditetapkan Jisoo. Ya, dengan berbagai rentetan ancaman yang sukses membuat para orang kaya tidak berkutik selain membagikan kekayaan sesuai peraturan setiap bulannya.
Anak-anak kecil yang dulu diajar mereka saat di hutan juga akhirnya dapat bersekolah dengan layak. Sekolah sudah dibangun sebagaimana mestinya dan peruntukannya. Setiap wilayah diberikan satu sekolah agar mempermudah anak-anak sampai remaja menempuh pendidikan.
Dan sekarang, sedang terjadi pertemuan penting antara beberapa orang yang dianggap petinggi kerajaan dengan papanya Jisoo. Mereka sedang membahas pembangunan berkelanjutan yang bisa dilakukan Brighttown. Ada Seungcheol yang sedang memandangi proyektor, sebuah teknologi terbaru yang sedang digilainya akhir-akhir ini.
"Kita bisa menggunakan itu di bagian utara. Jadi kembali pada pencapaian aksesnya. Rakyat disini harus bisa menempuh jalan ke utara tanpa khawatir." Papanya Jisoo menjelaskan seraya menunjuk satu sisi pada peta yang ditampilkan melalui proyektor. "Bagaimana pembangunan akses disana?"
"Sudah selesai." Younghoon, salah satu penanggung jawab atas pembangunan sarana dan prasarana kerajaan. "Tapi Jisoo sempat mengajukan satu hal."
Papanya Jisoo terlihat malas saat mendengar nama putrinya. "Apa lagi keinginan anak itu?"
"Disini!" ucap Younghoon sambil menunjuk lokasi yang dimaksud. "Dia bilang dibuka untuk tempat istirahat."
"Akan aku pertimbangkan." Papanya Jisoo menutup buku-buku yang dibawanya lalu menatap ke arah Seungcheol. "Bagaimana denganmu? Sudah siap?"
Pertanyaan tiba-tiba itu membuat si calon raja melenguh. "Aku takut."
"Takut ditentang?" sahut Jongho yang berdiri di sebelahnya.
Tatapan Seungcheol tertuju pada papanya Jisoo. "Bagaimana jika Jeonghan menolakku?"
"Hah, itu lagi!"
Hampir seisi ruangan mengeluhkan hal yang sama. Padahal pernikahan dua orang itu akan berlangsung beberapa hari lagi, bersamaan dengan pengangkatan Seungcheol. Tapi sepertinya si calon raja masih tidak yakin jika mereka sudah berada di tahap itu. Maksudnya hubungan dia dan Jeonghan.
Padahal rasanya baru sebulan yang lalu dia melamar pemuda itu secara resmi. Tapi siapa sangka jika status mereka akan berubah lagi dalam kurun waktu satu bulan.
"Tapi, Tuan," ucap Younghoon yang beralih menatap papanya Jisoo, "bagaimana-"
Papanya Jisoo menggeleng pelan. "Sudah aku katakan sebelumnya, jangan panggil aku tuan. Aneh sekali. Panggil ayah atau paman, itu terdengar lebih baik."
Younghoon tertawa canggung lalu bergumam maaf. "Bagaimana dengan kuliah Jeonghan? Bukankah akan lebih sibuk?"
Hampir satu kerajaan tahu tentang perkuliahan yang ditempuh empat orang yang sekarang berstatus sebagai anak-anaknya papa Jisoo. Akhir-akhir ini semakin sibuk. Keempatnya bahkan sudah jarang berkunjung karena terlalu banyak kuliah. Jikapun berkunjung, mereka pasti akan membawa seluruh tugas kuliah dan mengerjakannya dimana pun. Intinya tidak ada waktu lagi untuk melakukan kegilaan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE MOON [COMPLETED]
FanfictionRencana kabur keluar negeri malah membuat mereka terdampar di sebuah negeri asing. Created : March 20th, 2022