Get ready to wake up

1 1 0
                                    

Tidak tahu sudah seberapa lama dan berapa kali dia melakukan perjalanan waktu seperti ini. Tapi walaupun begitu tetap saja, dia tetap tidak terbiasa. Isi perutnya serasa akan keluar karena harus ditarik kesana-kemari dengan kecepatan yang tidak normal.

Dan akhirnya dia benar-benar muntah ketika mereka tiba.

Seketika Jisoo merinding saat merasa udara dingin menyapa kulitnya. Dia baru sadar pakaiannya sejak tadi hanyalah kaos putih lengan panjang ditambah ripped jeans hitam, persis seperti yang dikenakannya terakhir kali.

Kali ini tempat yang sangat berbeda. Tempat dan suasana yang sangat dikenalnya.

Ada sebuah bangunan di depannya dan tanah lapang.

Panti asuhan?

Apa dia sudah kembali ke dunianya?

Tapi...

Seorang anak laki-laki yang terlihat sangat kecil baru saja melintasi mereka. Tubuhnya berbalut baju kebesaran yang kumal. Kedua tangannya sedang memegang sesuatu yang ditutupi kain.

Angin bertiup lebih kencang. Hujan yang semula berupa rintik-rintik menjadi deras hanya hitungan detik, membuat mereka segera berteduh di teras bangunan itu.

Iya, mereka.

Ada satu anak laki-laki yang sama kecilnya sudah duduk di teras sembari meringkuk. Dia seolah sedang memeluk sesuatu di pangkuannya.

Anak laki-laki yang baru saja bergabung itu langsung duduk di sebelahnya. Perlahan dia membuka sesuatu yang sedari digendongnya. Seorang bayi yang masih terlelap dengan damai.

"Itu...gak mungkin, kan?"

Jisoo berjalan semakin dekat hanya untuk memastikan jika yang dilihatnya tidaklah salah.

Dan benar saja, bayi di pangkuan itu adalah bayi perempuan yang sebelumnya dibawa oleh seseorang bertudung dari Brighttown. Namun yang membuatnya tidak percaya adalah kenyataan jika bayi itu adalah dirinya dulu bersama sang kakak.

Kemudian anak laki-laki di sebelahnya pasti saudaranya yang lain. Bangchan yang sedang memangku Serim.

Anak laki-laki membawa bayi perempuan langsung mendongak, pandangannya lurus tertuju pada Jisoo. Tidak seperti sebelumnya, orang-orang bahkan tidak melihat kehadirannya tapi anak itu tersenyum tipis dibalik tudungnya.

"Sudah melihat semuanya, Jisoo?"

Jisoo hendak membuka suara saat tubuhnya kembali ditarik dan hanya selang beberapa detik tiba di tempat serba putih.

"Apa...tadi gak mungkin. Harusnya itu...aku, bukan? Dan anak itu berbicara padaku. Dia pasti..."

Jisoo tidak sadar jika orang yang bersamanya sejak tadi sudah membuka tudungnya dan memperlihatkan bagian wajahnya yang ditutup. Hanya sepasang mata yang terlihat.

"Harusnya mereka udah meninggal. Ada orang yang mirip dengan mereka di Brighttown. Namanya juga sama, Bangchan dan Serim. Gue gak ngerti semuanya. Terus tadi, anak-anak itu pasti mereka dan di sebelahnya itu gue sama Kak..."

Ocehan Jisoo terhenti saat tersadar orang tadi tengah menatapnya. Tudungnya sudah dibuka dan memperlihatkan rambut cokelat yang agak berantakan. Orang itu masih mengenakan penutup wajah yang mirip dengan yang dilihatnya saat masih di Brighttown.

Setelah diamati lebih jauh, Jisoo baru tersadar jika orang itu mirip dengan salah satu pendatang di hutan. Jelasnya salah satu kenalan Hyunsuk.

Tapi sampai detik ini Jisoo tidak pernah melihat wajahnya. Bahkan ini kali pertamanya dia melihat rambut cokelat itu. Sangat mencolok daripada yang lain.

BLUE MOON [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang