Siapa sangka mereka menggunakan penjelasan yang sebenarnya tanpa menambahkan bumbu lain. Maksudnya mereka benar-benar menjelaskan semuanya. Mulai dari tujuan mereka untuk pergi ke Maldives sampai akhirnya mereka tiba di hutan. Tanpa kebohongan.
"Gue gak percaya itu bakal keluar dari mulut gue." Jisoo berbisik pada Soobin. "Ini kayak lagi konsultasi bahan novel fiksi, tahu gak sih?"
Jihoon sendiri memandangi empat orang disana. Wajah mereka terlihat tidak percaya. Dia maklum saja. Bahkan otaknya menolak untuk percaya sekalipun semuanya benar terjadi pada mereka.
"Maksudnya kalian dikirim oleh seseorang kesini?" sela pemuda pendek.
"That's not..." ucapan Jisoo tergantung karena dia juga bingung.
"Kita bertiga gak dikirim siapa-siapa. Mungkin buat sementara cuma itu yang bisa kita yakinin." Jihoon menyambung dengan cepat. "Tujuan awal kita liburan tapi malah berakhir disini. Kita ditarik sama sesuatu yang gak tahu itu apa. Pokoknya tiba-tiba udah sampe disini."
"Intinya," tambah Soobin yang terlihat menyerah untuk menjelaskan, "dari sekian banyak tempat di muka bumi, kenapa harus tempat ini?"
"Baik." Pemuda paling tinggi melipat kedua tangannya. "Artinya kalian bukan dikirim dari kerajaan?"
"Dude, even..."
Soobin buru-buru menutup mulut Jisoo. "Gunakan bahasa yang mudah dipahami."
"Oke. Gue ulang. Jadi kita bahkan gak tahu apapun soal kerajaan, Brightown dan kalian. Juga, di dunia kita, gue gak inget punya negara bersistem kerajaan yang disebut Brightown."
"Well, temen gue emang gak pernah dapet rangking tapi pengetahuan dia gak boleh diragukan." Soobin menepuk bahu temannya dengan bangga.
"Jadi," timpal pemuda yang berdiri di belakang kursi, "kalian bukan manusia dari sini?"
"Hmm, kita lebih prefer disebut orang asing." Jisoo berusaha memberikan sebutan yang tepat untuk mereka bertiga. "Karena manusia tuh terlalu luas."
"Dasarnya penjelasan kita emang gak masuk akal sih tapi kenyataannya gini." Jihoon menambahkan dengan nada yang pasrah. "Sekalipun kita coba bohong, keberadaan kita bertiga udah kayak kebohongan sebenernya."
"Dan kita tahu ini bakal terkesan gak sopan." Jisoo berucap dengan hati-hati agar tidak ditembaki panah lagi. "Tapi kita minta izin buat stay...tinggal disini buat beberapa hari. Minimal sampe Jihoon sembuh."
"Silahkan. Kalian bisa tinggal disini." Pemuda pendek menjawab dengan ramah tapi sepertinya tidak dengan temannya.
"Hyunsuk!"
"Kenapa?"
"Bagaimana jika mereka merupakan bagian dari rencana kerajaan?"
"Bukankah kita justru harus mencari jawabannya?" balas pemuda pendek itu dengan tenang. "Mereka akan tetap tinggal disini bersama kita."
"Aku sebenarnya setuju dengan Yeonjun." Pemuda berambut panjang di pintu akhirnya membuka suara. "Alasan kedatangan mereka terlalu sulit untuk dipercaya."
"Dengar..."
"Tapi tetap saja. Mereka harus berada di sekitar kita untuk tahu apakah mereka musuh atau bukan."
"Hyunjin!"
"Apa? Aku hanya berpendapat."
"Tapi tetap saja berbahaya." Pemuda tinggi itu langsung menunjuk Jisoo. "Dia bahkan menyerangmu kemarin."
"Tapi aku tidak apa-apa."
"Yunho! Kamu pasti sependapat denganku, kan?"
Pemuda tinggi yang berdiri di belakangnya langsung tersenyum canggung. "Maafkan aku, Yeonjun, tapi untuk kali ini aku setuju dengan Hyunsuk."

KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE MOON [COMPLETED]
FanfictionRencana kabur keluar negeri malah membuat mereka terdampar di sebuah negeri asing. Created : March 20th, 2022