Chaos on that day

3 2 0
                                    

Soobin kagum ketika melihat bagaimana anak-anak bermain air dan berenang. Dia jadi iri karena hanya bisa bermain di pinggir sungai. Ya, hanya menginjak-injak tepian berbatu yang tertutup air.

Yang lain juga disana, bermain di dalam sungai. Awalnya tadi dia ingin mengajak kedua temannya tapi dua orang itu tidak tahu ada dimana. Terakhir dia hanya melihat Jihoon yang pergi dengan Hyunsuk, sedangkan Jisoo...

Baru saja dia berbalik dan mendapati teman perempuannya itu sedang duduk dengan Yeonjun di depan rumah sambil membicarakan sesuatu.

Entah kenapa dia merasa kesal. Entah pada Yeonjun atau pada Jisoo. Soobin tidak suka melihat dua orang itu dekat.

Apa jangan-jangan Jihoon benar jika dia cemburu?

Tapi cemburu pada siapa? Dia bahkan tidak tahu suka pada Jisoo atau Yeonjun. Saat melihat Jisoo dengan yang lain, Soobin merasa biasa saja. Tidak ada perasaan kesal. Beda dengan saat melihat dua orang itu bersama.

Masa sih gue suka sama Yeonjun?

Bahkan Soobin ingat tidak ada hal yang mereka lakukan bersama. Maksudnya pekerjaan yang mengharuskan dia dan Yeonjun harus ada di tempat yang sama. Jika pun iya, paling hanya di meja makan saat sarapan. Selebihnya tidak ada.

Terlalu fokus, Soobin tidak sadar sudah berdiri terlalu pinggir.

"Soobin, kamu terlalu tepi!" ucap Eric yang ada di seberang.

Tapi terlambat, tubuhnya tiba-tiba hilang keseimbangan. Detik yang sama, Soobin terjatuh ke sungai.

"SOOBIN JATUH KE SUNGAI!"

Soobin dapat melihat permukaan sungai, samar-samar banyak orang berdiri disana. Seingat dia anak sungai ini gak terlalu dalam tapi entah bagaimana rasanya cukup jauh untuk sampai ke dasar.

Tapi daripada itu, Soobin justru merasa seluruh tubuhnya sakit. Dia juga dapat melihat dua tangan masuk ke dalam sungai untuk menjambak rambutnya.

Kamu harusnya mati saja! Dasar anak tidak berguna!

Iya, suara ayahnya. Suara yang selalu membuat seluruh inderanya bergetar ketakutan.

Mati kamu!

Soobin dapat merasa kepalanya ditekan lebih dalam. Tubuhnya juga refleks memberontak tapi kedua tangan itu terus menarik rambutnya agar lebih dalam.

Hidung dan mulutnya sudah menelan banyak air. Matanya juga memberat tapi sebisa mungkin untuk terbuka, melihat ekspresi marah ayahnya. Dia juga dapat melihat sebuah tali shower yang melilit lehernya.

Bayangan bagaimana ayahnya melakukan semua itu di tengah ketidakberdayaannya. Soobin merasa hari ini akan sama dengan hari itu. Dia takut jika dia akan mati. Dia takut keinginan ayahnya terwujud.

Ah, kayaknya gue bakal mati buat kali ini.

Tepat sebelum matanya tertutup rapat, Soobin dapat melihat orang lain yang membuyarkan bayangan ayahnya. Seseorang yang mengulurkan kedua tangannya.

~Blue Moon~

Jisoo sudah berdiri di tepi sungai dengan panik. Dia hampir saja terjun ke sungai jika tidak didahului Yeonjun. Alhasil tugasnya saat ini hanyalah menunggu.

Jeongin juga berdiri di belakang gadis itu sambil menepuk bahunya dengan pelan. "Soobin pasti baik-baik saja."

Jisoo tidak merespon. Lebih dari itu, dia sangat khawatir. Mereka hampir kehilangan Soobin karena perkara tenggelam. Walaupun bukan tenggelam di sungai atau kolam berenang, intinya nyawa teman mereka benar-benar terancam saat itu dan meninggalkan dampak yang tidak menyenangkan.

BLUE MOON [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang