kehilangan

3K 103 4
                                    


Seorang gadis dengan keadaan berantakan tengah memeluk tubuh sang adik yang menangis pilu,bagai tersambar petir kejadian yang begitu menyakitkan terjadi tepat di hari kelulusannya sebagai mahasiswa.Padahal beberapa sebelumnnya semua masih baik-baik saja.

Sesaat sebelum menerima kelulusan, senyumannya terus merekah membayangkan kebahagiaan orangtua dan juga sang adik kesayangannya,mereka akan bangga karna dirinnya berhasil lulus dengan nilai terbaik.

Tapi semakin lama dirinnya begitu merasa gelisah karna keluarga kecilnnya belum juga menampakan kedatangannya padahal sebentar lagi ia akan naik podium.Ia turun dari podium dengan rasa sedihnnya karna tak kunjung menemukan orang yang ia cari.

Hinga tiba-tiba dering ponsel mengagetkannya.Tubuhnnya terdiam mematung seketika saat mendengar seseorang yang menghubungkannya,dan sesaat kemudian ia lari meninggalkan kampusnnya.

Tubuhnnya ikut bergetar menahan tangis di saat sang adik begitu tidak menerima dengan apa yang ia ceritakan.Mungkin akan terlihat jahat karna ia menceritakan tentang kematian kedua orangtuannya di saat kondisi sang adik juga tidak baik -baik saja.

"Eonnie,,,kau pasti bercanda kan,?Ia hanya bisa memejamkan matannya menahan tangis saat sang adik terus mengucapkan kalimat tersebut.

Bagaimana ia harus meyakinkan sang adik dengan apa yang terjadi,jika sebenarnnya ia pun berharap jika semuannya hanyalah mimpi buruk,dan ia berharap untuk segera tersadar dari mimpi itu.

Jung Jisoo harus merasakan sakit di tinggalkan ayah dan ibunnya secara bersamaan,namun ia harus tetap kuat dan terlihat tegar untuk menguatkan sang adik yang begitu terpukul.

"Lili-yaa,,,kau harus menerimannya,,,ada eonnie di sini,kita pasti akan baik-baik saja,,eoh berhentilah menangis karna kita harus mengantarkan eomma dan appa,,"

Jisoo terus memberi pengertian kepada adiknnya sambil terus memeluk dan mengusap penuh kasih sayang punghung sang adik yang terus menangisi kepergian orang tuannya.

................

Di rumah sederhana namun begitu nyamanndan begitu banyak kenangan indah yang telah mereka lalui bersama,canda tawa dan sikap hangat dari orangtuannya selalu terbayang dan membuatnnya kembali menitikan air mata.

"Eoh,,,,kau sudah turun,,apa hari ini kau akan masuk sekolah hemmh,,?"Jisoo yang baru selesai membuat makanan melihat Lili tengah duduk,masih jelas terlihat matannya yang sembab,ia pun mendekati sang adik dan mengecup pucuk kepala adiknnya begitu dalam.

Jisoo tau adiknnya masih terpukul,mengingat beberapa hari setelah pemakaman orangtuannya ,adiknnya itu hanya mengurung diri di kamar,ia hanya membiarkan dan terus berusaha membri pengertian sedikit demi sedikit.

Lili menatap sang kaka yang selalu menampilkan senyum di wajahnnya,selalu terlihat kuat dan tegar,walaupun pada kenyataannya ia sering mendapati kakannya itu akan masuk ke kamar orangtuannya dan menangis.

Hari ini ia memutuskan untuk memulai aktivitas nya seperti biasa,mencoba untuk menerima kenyataan,"Jisoonie,,,,apa hari ini kau memiliki kegiatan di luar ?bahkan pakaianmu sudah sangat rapih,"

Jisoo menatap sang adik dan menarik nafas panjang,"Eoh,,,hari ini eonnie mau mencoba melamar pekerjaan,,,hidup harus terus berjalan bukan,,,Lili,,,kau juga harus semangat,,,oke,,,,"

"Eonnie,,,,,maaf,,,sepertinnya aku akan sangat merepotkan hidupmu,,,"Lili menundukan kepalannya setelah mengucapkan itu.

"Eetsss,,,Lili,,,apa yang kau ucapakan,,,eonnie ga mau dengar lagi,,,saat ini hanya kau yang eonnie punya,,apapun akan ku lakukan untuk kebahagiaanmu,,"

"Lalu,,,apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu bahagia eonnie,,?mendongkak menatap wajah tulus sang kaka yang sedang memeluknnya.

"Tetaplah tersenyum,,,karna itu akan menjadi penyemangatku,,dan selalu bahahialah karna kau adalah sumber kekuatan untuk eonnie saat ini,,faham,,"

sebuah ikatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang