Lisa kini tengah duduk di ruangan seorang dokter,saat sakit kepala itu datang,ia tak bisa menahannya dan naasnya saat itu dia sendiri.Sebetulnya entah dia harus sedih atau senang karna saat situasinya memburuk tak ada orang terdekatnya yang melihat.
Sebenarnya Lisa memang menyembunyikan rasa sakitnya selama ini,bahkan ia harus berusaha keras mencari jawaban saat beberapa kali Rosie menemukan obat yang biasa ia minum selama ini.
Kini ia harus bersiap untuk mendengar kondisi terburuknya setelah dokter Wendy memaksanya untuk menjalani serangkaian tes pada tubuhnya.Sebelumnya memang dokter tersebut yang memeriksa keadaan terakhirnya.
"Apa kau masih menyembunyikan semua ini dari keluargamu,,,kau tak berniat memberi tahu mereka..?Tanya dokter Wendi sedikit tegas membuat Lisa hanya menunduk.
"Bukan maksudku merahasiakannya,,hanya saja,aku tak mau membuat mereka khawatir,,"Jawabnya masih menundukan kepala.
"Lalu apa keputusanmu sekarang,?Ku lihat kondisi penyakitmu itu semakin memburuk,kau membutuhkan dukungna mereka,,"
"Berikan aku obat seperti biasanya saja,,,saat ini aku belum siap untuk melakukan tindakan apapun,,biasanya kondisiku akan kembali membaik setelah meminumnya.."Jawab Lisa menatap dokter Wendy.
Wendy hanya bisa menghela nafas mendengarkannya,ia mulai membuka hasil tes pemeriksaan Lisa,Wendy mulai membacanya dengan teliti sampai mengerutkan alisnya,lalu menatap Lisa.
"Apa akhir-akhir ini kau sering mengeluh sesuatu pada penglihatanmu..?
Lisa mengangguk pelan."belakangan ini aku memang sering merasakan mataku sedikit perih,terasa pegal dan kadangkala penglihatanku mengabur dokter,,"
Wendy hanya mengangguk dan kembali membaca hasil tesnya,dan apa yang Lisa sampaikan semakin meyakinkan diagnosanya.Wendi berniat untuk melakukan sesuatu,namun Lisa kembali menolaknya,dan justru memaksanya untuk memberikan Lisa izin pulang.
Lisa sudah kembali di ruang rawatnya namun sudah berganti pakaian,setelah mendapat izin untuk pulang ia ingin segeraeninggalkan rimah sakit itu.Tak ingin terlalu terbebani dengan hasil pemeriksaan atas kondisinya,dan ingin segera menenangkan diri.
Lisa melihat jam dan menunjukan pukul dua sore,namun belum ada seseorangpun yang kembali menemaninya tapi sungguh dia tak merasa kecewa pada siapapun.Kini ia sedikit termenung memikirkan penjelasan dokter Wendy.
,,,,Apa kau masih mau membiarkannya,,bahkan gumpalan itu kini berubah menjadi tumor ganas di kepalamu Lisa,,,,apa kau tau ?Tumor itu kini menyebar syaraf penglihatanmu,itu akan semakin berbahaya jika di biarkan,,,sebaiknya kita harus melakukan tindakan,karna jika kau membiarkannya kemungkinan terburuknya ya adalah,kau akan kehilangan penglihatanmu,,,,
Lisa meremas ponsel yang ia genggam,lalu menekan no Rosie untuk di hubungi,beberapa saat ia menunggu ternyata kakanya tak menjawab panggilannya.Lisa tak mau menghubungi Jenie karna ia tau kakanya itu pasti sedang bekerja dan ia takut menganggunya.
Setelah berpikir beberapa saat,kini ia tahu harus melakukan apa selanjutnya,hanya ada satu tempat yang ada di pikirannya saat ini dan ia berniat untuk mengunjunginya.
................
"Ku mohon,,kalian akan tetap merahasiakan hal ini,,,biarkan dia fokus pada masa depannya,,jangan bebani dia,,,"Ucap Jisoo pada ke tiga perempuan di hadapannya.
"Tapi eonnie,,,,apa kau tak melihat bagaimana Lili harus menahan rasa rindunya padamu,,apa kau masih tega melihatnya tersiksa,,dia sangat butuh dukunganmu,,,aku yakin semuanya akan semakin baik jika Lili tau yang sebenarnya,,"Sela Rosie.
KAMU SEDANG MEMBACA
sebuah ikatan
FanfictionTak ada yang benar-benar tau jalan takdir hidup kita akan seperti apa,,,??? Jalani dan lakukan yang terbaik di setiap proses dalam hidup itulah yang terbaik,,,,!!! Setiap usaha pasti akan membuahkan hasil,,,maka berusahalah dan yakin akan hasilnny...