Masuk rumah sakit

452 55 2
                                    

Jenie masih setia di ruangan Jisoo,ia tidak menyangka dengan semua pengakuan Jisoo padanya.Jenie terdiam menatap Jisoo yang tertunduk,ia juga bisa melihat beberapa kali Jisoo menghapus air matanya.

"Jadi itu alasanmu,,?Kau cemburu dengan kami,dan ini alasanmu ingin meninggalkan rumah..?"Tidak ada respon dari Jisoo,ia masih setia menunduk.

"Kau marah dan kecewa padanya Jisoo,,?"Jenie mencoba mengontrol dirinya agar tidak emosi.

"Andai kau tau,betapa berharga dan pentingnya dirimu dalam hidupnya.Bahkan saat kita menghabiskan waktu bersama,tidak ada hal lain yang ia bicarakan selain tentang dirimu.."

"Semuanya,hanya kisah kalian berdua,Lili ingin kami tau betapa bahagianya dia saat bersama kalian,ia juga mengatakan jika berada di antara kalian adalah anugrah terindah baginya.."

"Apa kau berfikir kita tidak merasa cemburu mendengar kalimat itu darinya,?Rosie bahkan sempat merajuk,karena hanya kisahmu yang ia ceritakan,semua tentangmu.."

Jenie sengaja menekankan beberapa kalimat terakhirnya pada Jisoo.Dia mengerti jika Jisoo merasa di abaikan oleh Lisa akhir-akhir ini,tapi dia juga tidak mau membiarkan kesalah fahaman di antara mereka berlanjut tanpa adanya penyelesaian.

Jisoo terdiam,apakah dirinya sudah terlalu egois dan kekanak-kanakan.Bukankah mereka juga punya hak atas Lisa,mereka adalah keluarga kandungnya dan mereka pasti sangat menantikan moment ini.

Sikapnya yang cemburu melihat kedekatan mereka,kebersamaan yang sudah memang sepantasnya terjadi.Kenapa dirinya harus marah dan merasa jika Lisanya hanya miliknya.

Beberapa waktu Jisoo masih terdiam dan memikirkan tindakannya yang sudah keterlaluan.Hingga suara dering ponsel milik Jenie membuyarkan lamunannya dan membuatnya menatap Jenie,ingin tahu siapa yang menghubunginya.

"Hallo,,,"

"Jenie kau di mana,,?Aku dalam perjalanan ke rumah sakit,Lili tiba-tiba pingsan..."

Tanpa di beri tahu Jisoo bisa mendengar siapa yang menghubungi Jenie,dan betapa kagetnya Jisoo mendengar kabar dari sahabatnya itu.Tanpa menunggu Jenie,Jisoo sudah berlari ke luar dari ruangannya untuk menuju tempat yang di sebutkan Iren.

...............

Iren menunggu  dokter yang tengah memeriksa kondisi Lisa,ia langsung membawanya ke rumah sakit saat Lisa jatuh pingsan,dan kini ia menunggu Jenie ataupun keluarganya yang lain datang.

Lisa yang awalnya pamit terlebih dahulu dan mengatakan akan langsung menuju toko bunga milik Jisoo ketika selesai bicara dengannya tadi siang.Namun saat baru saja berdiri,Lisa mengerang kesakitan memegangi punggungnya.

Iren yang melihat itu dengan cepat mendekatinya,namun bukannya membaik,kondisinya justru semakin memburuk karena Lisa terus meringis kesakitan sambil meremas punggungnya,wajahnya basah karena keringat,hidungnya pun mengeluarkan darah hingga Lisa jatuh pingsan.

Iren tidak bisa duduk tenang,dirnya berjalan mondar-mandir di depan ruangan yang terdapat Lisa di dalamnya.Pikirannya semakin kacau setelah beberapa saat lalu Wendy yang menjadi dokter pribadinya selama di London,ikut masuk dengan terburu-buru tanpa mengatakan apapun.

"Iren,,,,di mana Lili,apa yang terjadi padanya,,?"Iren sedikit terkesiap kaget saat pundaknya tiba-tiba di cengkram dari belakang oleh Jisoo,bahkan temannya itu sampai mengguncang tubuhnya meminta jawaban.

"Dokter belum ke luar,dokter Wendy juga barusan ikut masuk ke dalam,kita tunggu mungkin sebentar lagi dokter akan ke luar.."Jisoo beralih ke arah pintu dan memperhatikan situasi di dalam lewat kaca kecil yang ada di pintu tersebut.

sebuah ikatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang