Kembali

395 56 7
                                    

Ke dua gadis itu turun dari mobi, berhenti sejenak melihat sekeliling rumah yang penuh dengan kenangan,senyum itu merekah di bibir Rosie dan ia melanjutkan langkahnnya.Namun tidak sama dengan Lisa,ekspresinya justru terlihat begitu sedih dan dengan lesunya ia melangkah mengikuti Rosie dari belakang,mengambil ransel miliknnya dan ikut masuk ke rumah yang begitu mewah namun terasa sangat asing baginya.

Sang ibu menyambut mereka,berlari kecil untuk memeluk ke dua purinnya yang baru datang setelah satu tahun lebih hidup terpisah darinya."Kenapa kalian melarang  eomma untuk menjemput kalian,apa kalian tidak merindukan eomma hhaahh,,,?"

Soe jin memeluk dan bergantian mencium keduanya.Sementar Daniel hanya berdiri dengan gagahnya di belakang,menunggu ke dua putrinya menghampiri dia dan memeluknya.Dan ternyata benar,Rosie langsung berlari menghampirinya dan memeluknnya begitu erat."Appa,,aku sangat merindukanmu,,,kau selalu terlihat sama dari dulu,tak berubah sedikitpun,,,"

Daniel membalas pelukan Rosie erat,namun pandangannya lurus ke depan,ia menunggu putri bungsunya yang tak kunjung menghampiri dan memeluknya.Namun Lisa justru hanya diam di peluka ibunya hingga Soe jin melepas pelukan itu lalu mendorong tubuh lisa,menganggup menatapnya memberi isyarat untuk segera mendekat ke arah Daniel.

Hubungan Lisa dengan ibunya sudah jauh lebih baik,komunikasi di antara mereka sangat baik meskipun kerap kali Lisa memberi sedikit jarak dan beberapa batasan.Namun semua itu belum bisa di rasakan oleh ayahnya,Lisa selalu memberi batasan yang cukup ketat,tak ada komunikasai layaknya ayah dan putrinya,mereka begitu terlihat begitu asing.

Lisa berdiri di hadapan ayahnya,ia tak langsung memeluknya namun hanya berdiam menatap ayahnya begitu datah,hingga Daniel yang lebih dulu menarik dan memeluk tubuh putri bungsunya itu,menghirup aroma khas pada tubuh Lisa.Daniel melepas dan memegang ke dua pundak Lisa dan memandangnya wajah mungil itu."Kau pasti masih sangat lelah,,masuk kamar dan istirahatlah,setelah itu kita akan makan bersama setelah Jenie pulang dari kantor.."

Lisa hanya menganggukan kepalanya untuk menjawab perintah sang ayah,dna berlalu begitu saja menaiki tangga.Tak ada ungkapan rasa rindu terhadapnya seperti yang Rosie lakukan,membuatnya hanya menatap lurus punggung ramping yang perlahan menghilang.

Rosie melihat itu,hanya mengusap punggung ayahnya."Dia pasti sangat lelah,,,kau tak perlu berkecil hati appa,,lambat laun sikapnya pasti akan berubah,,"Lalu Rosie ikut pergi,berlari menaiki tangga menyusul adiknya yang sudah menghilang.

..............

Jisoo tengah merangkai sebuah buket bunga yang sangat indah,ia merangkai sendiri,memilih beberapa jenis bunga dan warna yang begitu indah.Jenie yang memberi tahukan padanya bahwa hari ini Lisa dan Rosie akan pulang untuk menikmati liburannya,tentu saja Jisoo ingin memberikan sesuatu,walaupun tak dapat memberikannya secara langsung dan akan menitipkannya pada Jenie.

Setelah selesai merangkainyaJisoo mengirimkan pesan kepada Jenie untuk mampir dan mengambil bunga yang sudah ia siapkan untuk Lisa."Bisakah kau mampir dulu ke toko,,aku ingin memberikna sesuatu untuk Lili,,,tapi aku tak bisa memberikannya secara langsung,,,"

Setelah itu ia kembali berkutat dengan kesibukannya,melayani beberapa pelanggan yang setia membeli bunga di tokonya,walaupun sudah ada karyawan yang membantunya,tapi Jisoo akan ikut turun tangan saat tokonya di penuhi pembeli.

Iren masuk dengan menenteng sesuatu di tangannya."Apa kau tak ingin menemuinya,,?

Jisoo menoleh ke belakang tempat Iren berdiri,lalu memangil seorang karyawan untuk melayani pembeli yang sedang ia layani.Jisoo berjalan ke meja kasir yang di ikuti Iren."Menemui siapa,,?"

"Ayolah,,,aku tau kau belum mengingatnya,tapi setidaknya berikanlah dia sambutan,dia pasti akan sangat bahagia jika kau menemuinya.Setahun dia pergi,dan aku yakin dia melewati harinya yang sangat sulit.."

sebuah ikatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang