sebuah ikatan

Sadar

Iren masih berdiri di samping Lisa,setelah bertanya tentang perkembangan keadaan Jisoo padanya,bukan jawaban yang ia dengar,namun hanya suara isakan yang dia dapat.Melihat itu,ia sudah mengerti dan tak mau mempertanyakannya lagi.

Mengusap punggung Lisa yang masih setia menundukan kepalanya di atas blangkar kakanya,ia bisa merasakan kerapuhan serta ketakutannya.Gadis yang ikut menghiasi hidupnnya bersama Jisoo ia menyaksikan setiap moment pertumbuhannya, mengobati kesepiannya karna bisa merasakan menjadi sosok seorang kakak,gadis yang selalu ceria dan memberikan energi positifnya.

Kini tubuh itu sedikit bergetar menahan tangisnnya,begitu rapuh dan lemah."Lili,,Eonnie takkan melarang keinginanmu,,tapi jika kau terus seperti ini,,apa kakamu akan setuju,kau menyiksa dirimu sendiri dengan terus seperti ini."

"Sebaiknnya kau pulanglah sebentar,,Iren eonnie akan menggantikanmu di sini,,istirahatlah sejenak,,jangan menyiksa tubuhmu seperti ini,,eonnie sangat yakin Jisoo pasti akan marah dan tidak akan suka  jika melihatmu seperti ini,,percayalah kakamu akan bangun secepatnnya."

"Eonnie,,,apa menurutmu aku bisa memejamkan mata dan terlelap,,?Apa  sebuah kabar baik akan aku dapatkan saat aku terbangun,?saat ini jangankan untuk terlelap,bahkan aku terlalau takut walau hanya sekedar menutup mata."Lisa semakin terisak.

"Bukankah selama ini banyak hal yang menyakitkan, menakutkan,mengecewakan dan menyedihkan,,namun toh ahirnnya terlewati juga,,,kamu sanggup dan kuat,hanya saja terlalu cemas saat menjalaninya,,mungkin ini sedikit lebih sulit,,namun eonnie yakin kau bisa melewatinnya,,,,"

"Eonnie,,,saat ini mungkin Jisoonie sedang marah padaku,,pasti dia sangat kecewa jadi dia tak mau untuk bangun cepat.Mungkin saat ini dia sedang bertemu appa dan eomma di surga sana,dia sedang mengadukan diriku."Seulas senyum tersungging di bibir Lisa.

Walau sangat susah,ahirnnya Iren berhasil membujuk Lisa untuk pulang dan beristirahat.Iren sangat khawatir melihat kondisinnya,bahkan badannya sedikit mengurus dan wajahnya pucat,ia tahu kekhawatiran Lisa,tapi ia juga ga mau hal buruk menimpanya.

"Baiklah eonnie,,,aku akan pulang dulu,,tapi tolong jangan tinggalkan dia,,,aku janji hanya sebentar.."Iren melihat sisi manja pada diri Lisa,dan Iren hanya membalasnya sambil tersenyum.

Lisa membungkukan badannya mendekatkan kepalanya pada telinga Jisoo."Eonnie,,,aku akan pulang dulu sebentar,,walaupun kau sudah sadar,,tapi pura-pura lah tidur,,,jadikanlah  aku sebagai orang pertama yang kau lihat,,eohh,,,cuupp,,,"

Lisa berbisik di telinga Jisoo namun masih bisa terdengar oleh Iren yang hanya menggelenhkan kepala melihat tingkah Lisa."Yaakk,,,apa maksudmu,,,?"

Lisa hanya tersenyum melihat Iren yang memprotesnya,mengambil tas slempang dan jaketnya lalu ia pamit untuk pergi.Langkahnnya terhenti saat melihat Jenie yang baru masuk,tak berniat menyapanya,Lisa hanya tersenyum dan membungkukan badannya lalu pergi.

"Diaau ke mana,,?Tanya Jenie kepada Iren sambil berjalan mendekati sisi lain blangkar Jisoo.

"Dia mau pulang dulu,,,aku memaksanya agar dia mengistirahatkan tubuhnnya.Dia terlalu memaksakan diri untuk terus berada di sini,sampai dia melupakan kesehatannya,badannya sedikit lebih kurus dan wajahnya agak pucat.."

Jenie hanya menganggukan kepalannya,bukannya dia tidak peduli dengan Lisa adiknnya,tapi semenjak Lisa mengetahui tentang fakta itu,justru Lisa seperti sedikit menjaga jarak dengannya bahkan dengan Rosie.Ia tak mau menyalahkannya karna memang semua itu terlalu mendadak Lisa ketahui apalagi mengingat kondisi Jisoo saat ini.

,,Jisoo,,,,apa kau belum berniat untuk bangun,,,?Lihatlah,,Lili bahkan hanya akan mendengarkan perkataanmu,,walaupun kami sudah menjelaskannya tapi saat ini dia malah sedikit membuat jarak di antara kami menjadi jauh,,,maaf, melanggar janjiku karna mendahuluimu untuk bicara dengannya,,tapi lihatlah,,kedekatan kami yang sebelumnya baik-baik saja sekarang justru membuat kami menjauh,,,,,