Lisa duduk di balik kemudi dan meminta supirnya untuk menunggu di luar.Rasa sesaknya yang ia tahan sejak tadi kini meledak sudah,ia tidak bisa menahan lagi tangis yang sejak tadi ia tahan.
Membiarkan air matanya membasahi pipinya dan melepaskan sesak di dadanya.Setelah mendengar semua penuturan Jisoo tadi,ia tau telah menorehkan luka untuk kakanya itu.
"Aku tau kau sakit dan terluka karna diriku Jisoonie,,,aku penyebab dirimu pergi dari rumah,tapi kenapa kau tidak mengatakannya...
"Maaf,jika sikapku menorehkan luka pada dirimu eonnie,,,sungguh,aku tidak berniat sedikitpun untuk mengabaikanmu eonnie...
"Tidak akan ada yang bisa menggantikan posisimu dalam hidupku eonnie,,termasuk mereka,sungguh,,,,"
Langkah yang sedikit gontai itu berjalan di tengah hamparan rumput hijau,semilir angin yang berhembus mampu mengurangi perasaan yang berkecamuk dan sangat menyesakan harinya.
Tentu saja keputusan Jisoo yang memilih untuk pergi dan kembali tinggal di rumah lama mereka mengganggunya.Dirinya yang terkesan tidak terlalu peduli saat pagi tadi mendengarnya,nyatanya sangat terganggu dan mampu membuat harinya menjadi buruk.
Niatnya ia ingin membicarakan tentang dirinya yang harus segera kembali ke London.Dan ingin menyampaikan jika dirinya hanya perlu tinggal di sana selama dua bulan paling lama.
Sejak semalam ia begitu antusias untuk menyampaikan kabar baik itu,tapi niatnya seketika ia urungkan saat mendengar keputusan Jisoo.Hatinya ikut merasakan sakit hati yang di rasakan kakanya itu,dan lebih sakit lagi saat ia menyadari,jika dirinya adalah alasan dari kesakitan itu.
Lisa meluruh dengan menjadikan ke dua lututnya sebagai tumpuan,di hadapannya terdapat dua gundukan tangan dengan batu yang terpatri nama dia orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Tangannya mulai mengusap batu itu secara bergantian dengan senyum hangatnya."Maaf aku baru bisa mengunjungi kalian,,,apa kalian marah karena itu ?Aahhh kalian tidak akan marah, karena sepanjang aku mengenal kalian,aku tidak pernah melihatnya.."
"Appa,,Eomma,cinta kalian begitu abadi hingga kematianpun tidak dapat memisahkan kalian.Kalian pasti bahagia di sana sekarang,tapi eomma,apa saat ini kalian kecewa padaku..?"
Lisa berbicara seolah lawan bicaranya berada di hadapannya kini,Lisa ingin mengutarakan semua sesak yang ada dalam dirinya.Rasa kecewa dengan dirinya sendiri,karena telah menorehkan luka dan kekecewaan kepada Jisoo kakanya.
"Maaf,,,aku telah menyakiti Jisoonie,,aku membuatnya kecewa hingga dirinya memilih untuk menjauh dariku...
"Appa,eomma,apa kalian bisa membantuku untuk menjelaskan padanya,aku tidak bisa melihat sorot matanya yang terluka,terlebih itu karena diriku...
Lisa hanyut dalam waktu yang cukup lama,hingga sebuah pesan menyadarkan dirinya.Tangannya meraih benda pipih di dalam tas kecil selempang yang ia kenakan dan melihat pesan yang ia terima.
Matanya sembab dan tidak dapat menyembunyikan jika ia habis mennagis,namun ia harus segera pergi,tak lupa ia mengecup kedua batu di hadapannya dan segera pergi meninggalkan tempat tersebut.
.............
"Apa kalian sedang bertengkar,,?"Pertanyaan itu terlontar begitu saja tanpa basa basi.
Jisoo yang tengah duduk di atas kursinya dan tengah memeriksa semua laporan di hadapanya,seketika berhenti dan melihat pada seorang gadis yang tiba-tiba saja masuk ke dalam ruanganya dengan pertanyaan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
sebuah ikatan
FanfictionTak ada yang benar-benar tau jalan takdir hidup kita akan seperti apa,,,??? Jalani dan lakukan yang terbaik di setiap proses dalam hidup itulah yang terbaik,,,,!!! Setiap usaha pasti akan membuahkan hasil,,,maka berusahalah dan yakin akan hasilnny...