Sebuah Keputusan

420 53 3
                                    

"Eonnie,,,apa kau bersama Jisoonie,?

"Lili,,,?Ku kira Jenie yang menghubungiku,,yaa aku sedang bersamanya kenapa,,?

"Malam nanti aku mengundang kalian untuk makan malam bersama,,aku sangat mengharapakan kalian bisa datang,,"

"Tapi Lili,,bagaimana dengan tuan Daniel..?Iren tau bagaiman sikap Daniel selama ini yang begitu berusaha menjauhkan Jisoo dari Lisa.

"Kalian tenang saja,,aku sudah memperbaiki hubunganku dengan appa.Justru appa menginginkan ini semua dia memintaku untuk mengundang,Jisoonie,,jadi ku tunggu kalian nanti.."

Lisa menutup telponnya,namun tak langsung kembali ke kamarnya,ia justru terdiam menatap lurus ke luar sana,entah apa yang dia lihat ?tapi sorot matanya begitu sendu dan terlihat penuh kesedihan.

Daniel yang sedari tadi memperhatikannya dari kejauhan tanpa Lisa sadari,berjalan mendekati putri bungsunya.Daniel menyentuh pundak putrinya,dan refleks Lisa langsung berbalik karna kaget.

"Appa,,,,"

"Kau sudah yakin dengan semua keputusanmu,,,?Daniel menatap Lisa dengan lembut dan bertanya tentang keputusan yang akan di ambil putri bungsunya itu.

Lisa hanya mengangguk,mencoba menampilkan senyumnnya di depan sang ayah.Daniel sungguh senang saat dirinya bisa merasakan kedekatan dengan Lisa,karna selama ini mereka begitu jauh.Selama ini Daniel selalu beranggapan jika Lisa anak yang keras kepala,namun saat dia mengubah cara bersikapnya,ia menemukan jika putri bungsunya begitu lembut dan manja.

"Kenapa kau memilih apa untuk mengetahui dan merahasiakan kenyataan besar itu,,,?Daniel menangkup ke dua pipi Lisa dengan ke dua tangannya.

Lisa memegang ke dua tangan ayahnnya lalu menatapnya begitu dalam."Karna aku yakin denganmu appa,,kau bisa,kita akan melewati masa sulit ini bersama.."

"Kenapa kau menyetujui keinginan appa di saat seperti ini,?Kau sedang sakit sayang,,kenapa kau tak memilih di sini saja,appa akan melakukaan apapun untuk kebaikanmu,appa takut nak,,"

Selama ini Lisa selalu melihat sosok ayahnya yang begitu tegas,namun semenjak ia bercerita tentang apa yang ia alami,kini sosok itu berubah menjadi sosok yang penuh dengan ketakutan di depannya.Lisa masuk kedalam pelukan sang ayah dan menempelkan kepala di dadanya.

"Appa,,,kau sudah tau betul alasannya,kita sudah membicarakannya tadi dan kau sudah setuju dengan semua keputusanku.Aku tau kau akan menepatinya dan kau akan menjaga rahasia kita.."

Daniel menengadahkan kepala dan menutup matanya,kini posisinya begitu sulit di satu sisi ia bisa merasakan kedekatan dengan Lisa,tapi di sisi lain ia sendiri menyetujui jika putrinya kini akan memilih pergi jauh dari dekapannya.

Tanpa mereka sadari,tak jauh dari situ kini ada empat pasang mata yang tengah memperhatikan mereka.Tak mau kehilangan moment yang langka itu salah seorang dari mereka mengangkat ponsel lalu mengarahkan kepada Lisa yang kini ada di pelukan Daniel,lalu mengabadikannya dalam sebuah foto.

"Eonnie aku dapat,,,mereka sangat manis lihat,,,,?Rosie begitu antusias memperlihatkannya pada Jenie dengan suara yang keras,dan tak menyadari jika kini dua orang yang ada fotolo itu tengah berada tepat di sampingnya.

"Yaakk,,,kau mengambil gambar tanpa meminta izin,,,isshh kau seperti paparazi saja.."Celoteh Lisa mencubil lengan kaka ke duanya.

"Maaf apa aku menganggu kalian,,,?Rosie nyengir menampakan deretan giginya,dan Jenie memeloti kerusuhannya.

"Apapun yang terjadi kemari,,aku sungguh sangat senang saat melihat kalian sekarang,,teruslah seperti ini jangan berperang dingin lagi,,sungguh itu membuatku tidak nyaman.."

sebuah ikatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang