Amnesia

512 55 3
                                    

"Eonnie,,,?Kalian siapa..?Dua kata yang ke luar dari mulut Jisoo seketika membungkam ke empat gadis itu tak percaya.

Lisa menggelengkan kepalanya dengan senyum yang di paksakan."Eonnie,,ini bukan waktunya bercanda,,,sungguh kau tak melihat situasinya sekarang,,eonnie kau boleh menghukumku,,tapi jangan sekarang yaahh,,,biarkan aku berbahagia dulu,,"

"Jisoo,,,Lisa benar,kau boleh menghukumnya tapi nanti saja,,biarkan kita merasakan kebahagiaan kita dulu,,apa kau tak melihat,,?Lihatlah badan adikmu sedikit mengurus karna terlalu memikirkanmu..."Tambah Iren yang di angguki yang lainnya.

"Syukurlah kau sudah bangun Jisoo,,,kondisimu kemarin sungguh membuat kita semua takut,apalagi kau mengalami koma hampir satu minggu pasca oprasi itu,,tapi sekarang semuannya baik-baik saja,,syukurlah,,"Ucap Jenie mengusap lembut pundak temannya.

"Oprasi,,,,?Koma,,,?Aku sama sekali ga mengerti apa yang kalian bicarakan,,dan satu lagi,,kalian siapa,aku sama sekali mengenal kalian."Jisoo terlihat kebingungan,dan saat itu suasana kembali tegang.

Merasa ada yang tidak beres, Rosie berinisiatif untuk memangil dokter,ia pergi ke luar untuk mencari dokter agar segera memeriksa Jisoo.Dapat ia Lihat wajah ketakutan itu kembali menghiasi wajah Lisa.

Rosie masuk bersama dikter,sementara di dalam Jenie masih mencoba bertanya dan Lisa yang menangis dalam peluka Iren,yang terus mencoba membuat Lisa tenang.

"Nona,,apa anda tau siapa nama anda,,?Dokter mulai menanyakan beberapa hal kepada Jisoo namun hanya gelengan yang mereka dapat.

"Apa anda mengingat salah satu dari mereka..?Dokter kembali bertanya sambil menunjuk ke arah Jenie,Rosie,Iren dan juga Lisa,namun sambil memegang kepala Jisoo tetap menggelenhkan kepalanya.

"Aku tak tau siapa aku,,,aku juga tak mengenal siapa mereka dokter."Jawab Jisoo polos,sementara Iren bisa merasakan tubuh Lisa semakin bergetar menahan tangis,bahkan jika saja Iren tak menahannya,beberapa kali tubuh Lisa merosot ingin terjatuh.

Kebahagiaan yang baru saja mereka rasakan ternyata tak berlangsung lama,karna nyatanya sebuah kenyataan pahit harus kembali mereka terima,terutama untuk Lisa.Dia sangat terpukul dengan kenyataan bahwa Jisoo mengalami amnesia,setelah mendengar semua penjelasan dari Dokter,Lisa tidak langsung kembali ke kamar Jisoo,saat ini ia sedang menangisi nasib pahit yang ia terima di taman di temani Iren.

"Eonnie,,,aku tidak tau harus menjelaskan nya seperti apa tapi, rasanya sakit sekali dan aku tidak tau ada di bagian mana lukanya,,kenapa Tuhan begitu tega eonnie,,kenapa,,?

Sudah hampir setengah jam Iren menemani Lisa yang tengah menangis,menangisi keadaan,menangisi takdir Tuhan yang seolah mempermainkan dirinya.Tak ada yang bisa Iren lakukan,ia hanya bisa membiarkan Lisa menangis dan hanya sesekali mngusap punggungnya.

"Kamu bukan orang yang cengeng kok,,manusiawi jika kamu mengeluh,marah ,depresi dan menangis seperti ini.Mengeluarkan semua emosi yang kamu rasakan,itu normal karna kok,karna kamu manusia.."

"Ketika kamu ada di titik terhadapmu,eonnie hanya ingin kamu tau,kamu tidak sendirian,eonnie tak ingin kamu berpikir yang aneh-aneh dan merasa hanya dirimu yang di berikan permasalah hidup.Eonnie harap kamu tidak lupa akan hal ini,kita harus menghadapinya bukan..?"

"Lili,,,jika saat ini kakamu melupakan semuanya,bukankah ada kita yang bisa mengingatkannya,,,ini bukan keinginannya tapi ini juga bukan kesalahanmu,,stop menyalahkan dirimu atas segala yang menimpa kakamu,,,kamu haru bisa bangkit,,,"

"Aku ragu untuk melangkah eonnie,, Bagaimana aku bisa melangkah jika jalannya sudah gelap,?Banyak keraguan yang aku hadapai,,aku harus mengadu sama siapa,jika tempatku bercerita saat ini,,-

sebuah ikatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang