Mendiaminya

328 66 3
                                    

Ketika hidup memberimu seribu alasan untuk menyerah dan bersedih.Kamu harus tunjukan bahwa kamu punya miliaran alasan untuk harus tetap bertahan dan tersenyum.

Hidup memang hanya sebuah jalan takdir yang mau tidak mau harus kita lalui.Entah mudah atau sulit,senang atau susah,bahkan menyedihkan sekalipun,kita hanya bisa pasrah menerimanya dan menjalaninya.

Hanya saja bagaiman kita menyikapi setiap takdir yang akan kita hadapi.Kita yang bisa menentukan akan seperti apa kita melaluinya.Keluarga dan teman hanyalah pelengkap dalam perjalanan kita.

Tubuh mungil dan ringkih itu masih terlelap di balik selimut yang membungkus tubuhnya.Semalam Lisa sulit untuk terlelap,meskipun matanya sudah sangat mengantuk,tapi tubuhnya memaksa ia untuk terjaga dalam rasa sakit yang menyiksanya.

Lisa sudah menghubungi dokter pribadinya semalam,namun saat Wendy mengatakan akan segera datang,dengan cepat Lisa melarangnya.Lisa hanya meminta izin untuk menambah dosis obat yang akan ia minum malam tadi.

Dan setelah mempertimbangkannya,Wendypun memberikan izin,namun dengan syarat,Lisa harus menurutinya untuk melakukan kemoterapi yang sempat tertunda.Lisa seharusnya melakukannya wakti dai London.

Namun karna rencananya yang mendadak untuk pulang,hingga akhirnya,Lisa harus menunda jadwal kemoterapinya.Danbia sudah menyetujui untuk melakukannya hari ini.

Namun pagi ini matanya masih terasa begitu mengantuk dan kembali menutup matanya setelah mematikan alarem pada ponselnya.Setengah sadar ia mendengar pintu kamarnya terbuka,tapi tubuhnya hanya terdiam dalam setengah tidurnya.

"Lili,,,,sudah pagi sayang,,,ayo kita sarapan,,"Ternyata sang ibu yang memasuki kamarnya untuk mengajak sarapan.

"Eomma,,aku masih sangat mengantuk,,kalian sarapan saja duluan,biarkan aku tidur lagi beberapa saat.."Bahkan Lisa menjawab dengan mata tertutup dan suara berat karna mengantuk.

"Baiklaahh,tapi kamu baik-baik saja kan sayang,,,?"Soe jin terdengar khawatir.

"Hemmhh,,,,"Jawabnya pada sang ibu.

"Baiklah,,,kau tidur saja lagi,nanti eomma bangunkan lagi.."Soe jin mengecup kening putrinya dan kembali meninggalkan Lisa yang sudah terlelap kembali.

Sementara suasana meja makan pagi itu terasa sepi,jika biasanya ada saja pembicaraan yang mereka bahas,kini mereka semua hanya fokus pada makanan masing-masing dalam diam.

Daniel yang melihat istrinya menuruni tangga sedikit tersenyum,tapi senyumna pudar saat tak menemukan orang yang ia tunggu."Lili mana,,,?"

Bahkan Soe jin belum duduk aaat mendapat pertanyaan dari Daniel."Dia bilang,dia masih ngantuk dan menyuruh kita sarapan duluan.."

"Tapi dia ba-"

"Apa dia baik-baik saja eomma..?Rosie mendahului ucapan sang ayah.sejak kemarin malam ia memang mendiami adiknya itu,bahkan tak membukakan pintu kamarnya saat Lisa mengetuknya semalam.

Seperti sedang janjian untuk mendiami si bungsu.Jisoo dan Jenie pun melakukan hal yang sama.Mereka sama-sama mendiami dan mengacuhkan Lisa dari kemarin.

Bukan rasa benci,namun mereka belum bisa menemukan bagaimana cara melampiaskan kekecewaan mereka terhadap Lisa.Tapi di balik itu semua,mereka sangat senang bisa melihat dan hidup dalam satu atap bersama adik mereka.

"Apa kalian belum bicara dengannya ?"Daniel membuang nafasnya kasar saat tak mendapat jawaban.

"Sampai kapan kalian seperti ini..?Jika kalian masih marah padanya,maka marahlah pada appa,karna appa ikut merahasiakan semuanya.."

"Tapi satu hal yang ingin ku katakan pada kalian,,,Andai saja kalian tau,bagaimana kerasnya perjuangan adik kalian selama ini,melawan sakit dan memperjuangkan kesembuhannya,,"

sebuah ikatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang