Bab 2

816 5 0
                                    

'06 : 10'

Dipagi hari yang cerah, didalam sebuah kamar bernuansa abu denim. Gadis dengan rambut sebahu nya yang sudah disisir rapi, tidak lupa dengan seragam sekolah yang sudah melekat ditubuhnya.

Dia menyemprotkan sedikit parfum beraroma manis ke seragam sekolahnya, berbanding terbalik dengan sifat nya yang dingin.

Gadis itu adalah Freya. Dia menutup resleting tas nya setelah selesai memasukkan buku sesuai jadwal hari ini. Lalu menyampir kan tas dibahunnya.

Serasa sudah siap, Freya berjalan ke arah pintu kamar membukanya lalu keluar tidak lupa menutupnya kembali.

Setelah menutup pintu, di arah bersebrangan juga terdapat seorang laki laki yang juga sudah siap dengan seragam sekolahnya yang sama dengan yang Freya pakai.

Siapa lagi kalau bukan Febrian Al Suteja. Laki laki berperawakan tinggi 180 cm itu kerap disapa eja oleh teman temanya. Dan dipanggil ebi oleh keluarganya memang tidak aestetic sekali panggilan itu, namun dia sangat menyukai nya selagi yang memanggilnya seperti itu adalah sang Mama tercinta.

Selang beberapa detik mereka bersitatap, Freya metapnya dengan wajah datar seperti biasa. Sedangkan eja tersenyum jahil.

Jangan kalian pikir mereka adalah kakak beradik yang akur. Ya memang kadang akur kadang juga tidak seperti saat ini.

Mereka berdua berjalan menuju dapur dan langsung duduk dikursi meja makan.

"Pagi mama cantik." Sapa eja riang kepada Nia sang Mama.

"Pagi ebi anak mama yang paling ganteng." Balas Nia sebari meletakan nasi goreng telor ceplok kesukaan sang anak laki lakinya.

Freya mendengus sebal sambil merotasikan matanya, karna mendengar sapaan adiknya yang dia pikir terlalu lebay dan juga balasan dari sang Mama yang seperti itu justru semakin membuat pagi hari nya ini semakin kacau.

Tidak, dia bukan iri justru dia sedang dalam mode ngambek saat ini karna satu hal.

"Iya tau eja kan emang ganteng." Balas eja kepada sang Mama, tapi matanya tertuju pada sang kakak yang sedang menatapnya tajam, jangan lupakan dengan wajah tengil nya.

"Dih, ya iyalah masa dipanggil cantik lo kan cowok. Dan dimohon biasa aja ya mimik mukanya!" Ucap Freya dengan nada ketusnya.

"Lah kok marah, gue kan emang ganteng. Emang kenapa sama muka gue?, perasaan biasa aja tuh gak kayak muka Lo datar." Ujar eja dengan nada mengejek ciri khasnya. Perlu kalian tau eja ini sedikit tengil yah apalagi kalau berhadapan dengan sang kakak.

"Muka Lo kaya minta dihantam." Balas Freya dengan penekanan diakhir kalimatnya.

"Udah udah kalian ini selalu seperti itu, yang akur dong. Apa lagi sekarang kalian kan satu sekolah jadi harus akur." Lerai Nia. "Dan eja kamu baik baik ya sama sekolah baru kamu! Kamu juga harus jaga teteh kamu disekolah! Ya walaupun siteteh lebih tua dari kamu tapi dia itu seorang perempuan dan kamu laki laki. Kamu ngertikan sayang?." Lanjut Nia menasihati dengan senyum manisnya.

"Apaan sih Mah?" Freya mendengus sebal mendengar ucapan Nia barusan. Apa katanya? Menjaganya? Dia sudah besar sekarang. "Lagian aku udah besar gak perlu lah sampe eja harus ngejaga aku." Lanjutnya.

"Iya mama tau, tapi mama ngomong gitu hanya untuk jaga jaga aja. Agar anak mama yang paling cantik dan jutek ini nggak kenapa napa." Sahut Nia, namanya juga orang tua ya.

"Iya mah aku bakal jagain siteteh supaya gak digangguin sama cowo disana hahahh." Ucap eja, dia sebenarnya santai saja dari tadi.

"Yasudah cepat sarapan! nanti kalian telat lagi." Suruh Nia. "Oh iya kamu bareng eja aja ya berangkatnya mulai sekarang dan seterusnya!" Lanjutnya.

"Apa? Nggak nggak, gak mau. Pokonya aku bawa motor sendiri seperti biasa." Protes Freya kepada Nia, dia sangat tidak setuju apa yang dibilang mamanya itu.

"Tapi tet-." Ucapan Nia terpotong.

"Pokonya aku bawa motor sendiri mah titik!" Potong freya, dia sangat tidak mau berangkat bareng dengan adiknya itu. Apalagi setiap hari, tidak. Kenapa? karna motor adiknya itu tidak ramah sekali dengan pinggangnya. Bisa - bisa dia encok, karna motor adik nya itu motor sport.

"Huhh..yaudah terserah kamu aja." Putus Nia, anak pertamanya itu memang sangat batu memang.

Sedangkan eja sedari tadi hanya diam saja melihat perdebatan kecil dihadapannya ini. Mending dia lanjut makan saja.

Setelah selesai sarapan, akhirnya mereka berdua berpamitan kepada Nia untuk berangkat sekolah. Mereka menaiki motor masing masing. Freya dengan motor matic nya, dan eja dengan motor sport nya.

Mereka berangkat bersama menuju kesekolah. Oh ya, eja dan Freya memang tidak satu sekolah selama ini. Tapi karna Freya salalu pulang telat karna urusan eskul dan Nia yang selalu khawatir pada anak gadisnya itu, memutuskan untuk eja pindah saja agar satu sekolah dengan Freya.

Eja pun setuju dengan usul mamanya. Dan sekarang adalah hari pertama eja pindah atau masuk kesekolah barunya. Lagi pula disana dia tidak akan kesepian, karna sudah ada temannya yang bersekolah di SMA itu. Adly, masih ingat adly? Dia teman eja ralat sahabat kecil eja tetanggaan lagi.

Dan itu juga adalah alasan dibalik mode marahnya Freya tadi. Karna dia akan satu sekolah dengan sicurut itu, sangat menyebalkan.

______________________________________
______________________________________

Udah tau kan nama adiknya Freya?

Makasih yang udah baca

See you.

FexelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang