Bab 9

296 2 2
                                    

Saat ini, fe sedang berjalan menuju parkiran bersama sahabat nya karna bel pulang telah berbunyi.

"Fe gue pinjem buku Lo dong, mau nyalin tugas yang tadi diperpus." Ucap Jeni karna tadi dia tidak ikut menulis hanya membantu mencarikan bukunya saja.

Saat jam istirahat ke dua tadi, mereka berempat menyempatkan untuk mengerjakan tugas dari Bu Dian
diperpustakaan.

"Oh, bentar." Ucap Fe sambil membuka tas nya untuk mengambil buku itu. " Loh kok-, bukunya gk ada Jen." Lanjut Fe.

"Yang bener Lo! Perasaan tadi Lo bawa deh bukunya." Ucap Jeni.

"Coba carinya pelan pelan siapa tau keselip." Ucap Putri menenangkan.

"Gk ada." Sahut Fe sambil terus mencari.

"Lah kok bisa gk ada sih, Lo tadi masukin ke tas gk?" Ucap silvi

"Gue-." Fe menjeda ucapan nya mencoba untuk mengingat. Seingatnya tadi  sehabis dari perpus Fe langsung ke kelas.

"Pasti bukunya ketinggalan diperpus ini mh." Yakin Fe.

"Hadeuh, Fe Lo tuh ya kebiasaan deh, yaudah sana cepet ambil nanti keburu ilang lagi." Ucap silvi.

"Sorry gue gk bisa nemenin soalnya nyokap nyuruh balik cepet nih."ucap Putri tidak enak.

"Gue juga gk bisa, Ema gue nyuruh belanja dulu soalnya." Ucap Jeni.

"Iya gk papa, timbang keperpus doang kok." Sahut Fe.

" Yaudah kalo gitu kita duluan ya! Bye." Ucap silvi setelah naik ke jok bagian belakang motor Jeni sambil melambaikan tangan.

"Dah Fe duluan ya." Ucap Putri.

"Bye." Ucap Fe ikut melambaikan tangannya.

Fe pun segera bergegas menuju perpustakaan yang sialnya berada di lantai dua. Jadi dia sedikit berlari agar cepat sampai. Akhirnya Fe sampai didepan pintu perpus yang sedang terbuka.

"Kayaknya masih ada orang deh." Gumamnya. Langsung saja Fe masuk dan mencari buku itu ditempat dia duduk tadi bersama sahabat-sahabat nya. Ketemu!

"Untung aja gk ilang." Ucapnya lega. Lalu Fe mamasukkan buku itu ke tas nya.

Brugkhh

Namun saat Fe berniat untuk keluar, terdengar suara seperti benda jatuh. Karna penasaran Fe pun melangkah ke sumber suara untuk memeriksanya. Fe berjalan perlahan menyusuri jajaran rak buku, ketika Fe sampai di jajaran paling pojok sebelah kanan yang mungkin atau memang hampir tidak pernah ditempati oleh siswa siswi disini. Fe mendengar samar samar suara seperti decapan, fe berhenti sejenak untuk menajamkan telinganya. 'suara apa itu? Hantu' , maling ? Atau- ." Ucap Fe dalam hati.

Fe mulai melangkah perlahan sangat pelan sampai nyaris menimbulkan suara. Dilangkah pertama, suara itu masih belum jelas hanya terdengar suara seperti grusak grusuk saja.

Dilangkah kedua sudah hampir mendekati rak buku, Fe melihat dicelah buku yang sedikit tidak rapih sehingga menimbulkan celah kosong dijajaran buku tersebut. Fe lihat disana seperti ada orang, dan suara itu semakin jelas terdengar.

Dan dilangkah ketiga. Fe sudah berada tepat di jajaran rak buku terakhir. Deg! Fe tidak bodoh, suara itu seperti-           desahan, semakin jelas dan pasti. Fe menarik nafas panjang dan membuangnya perlahan untuk sekedar menenangkan diri. Jujur saja, saat ini dia sudah panas dingin.

Fe memberanikan diri untuk mengintip di celah buku dengan hati-hati. Matanya bergulir kekanan kekiri mencari sosok yang mengeluarkan suara itu. Ketika matanya melihat ke arah bawah, seketika mata Fe melotot. Fe syok! Tidak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang.

Fe ingin lari tapi tidak bisa. Fe mundur kebelakang secara perlahan seperti tadi agar tidak menimbulkan suara. Setelah agak sedikit jauh barulah Fe bisa sedikit bernafas dengan tenang . Tapi baru saja fe bisa merasa tenang.  Tiba-tiba-   'triing tring'  fe kembali melotot, suara ponsel nya berbunyi dan tentu saja itu membuat bunyinya begitu nyaring terdengar di dalam perpustakaan yang sunyi.

'sialan, mati gue!' ucap Fe dalam hati.  Fe segera mengambil ponselnya dan langsung dimatikan. Sebelum itu, dia melihat siapa yang menelpon dan ternyata adik laknat nyalah yang telah memberikan situasi sunyi menjadi mencekam ini.

"Siapa itu.." ucap seseorang yang berada di pojok kanan tadi. Sudah pasti dia mendengar bunyi hp Fe barusan. Fe harus kabur sekarang, Fe bersiap untuk berbalik dan lari tapi-

'hap'
'Mmphh'

Sebelum membalikan badan tiba-tiba ada yang membekap mulut nya dari belakang. Fe kaget dan langsung meronta untuk melepaskan diri. Tapi tenaganya sangat kuat. Sipelaku dengan cepat langsung menyeret Fe secara paksa dengan memeluk pinggang nya dari belakang.

Fe di bawa ke sebuah meja besar yang ada diperpus dan dipaksa untuk berjongkok masuk keladam kolong meja. Meja itu khusus disediakan anggota OSIS  ketika ada yang akan kerja kelompok atau yang lainnya agar bisa lebih leluasa.

Fe yakin yang menyeretnya saat ini adalah seorang laki-laki. Terbukti dari tenaganya yang sangat kuat dibandingkan dirinya. Meskipun Fe tidak bisa melihat karna dibekap dari belakang tapi Fe tau pasti bahwa dia adalah seorang laki-laki.

Fe pun terpaksa jongkok diikuti sicowok yang membekapnya.

"Shuut" ucap cowok itu dibalik telinga Fe menyuruh Fe untuk diam.Fe pun mengangguk dan sicowok itupun melonggarkan bekapan tangan yang ada di mulut fe, tapi masih tidak berniat  untuk melepaskannya.

' tap tap tap'

Suara ketukan sepatu langkah kaki seorang pria dewasa yang keluar  dari jajaran rak buku dipojok kanan.

" Siapa disana." Ucap pria itu sambil memeriksa.

Kini Fe samakin mengeratkan pegangan tangannya yang berada diatas tangan sicowok. Pertanda Fe sangat takut sekarang. Cowok itupun juga ikut mengeratkan pelukan tangannya yang masih bertengger dipinggang Fe.

Fe memejamkan matanya sambil merapalkan banyak doa dalam hati. Mencoba menenangkan diri, menarik nafas dan tunggu-     Fe menghirup aroma mint yang khas dari tubuh cowok ini. Bau nya sangat harum dan menenangkan. Dan juga pelukannya, 'terasa nyaman'.

Lalu terdengar suara lain menyusul dari arah yang sama yaitu dari pojok kanan tadi. Fe langsung membuka matanya kembali untuk melihat siap dia. Fe mencoba melihat dari sela kolong meja tempat ia sembunyi saat ini.

"Ada apa pak? Apa ada orang?" Tanya perempuan berseragam SMA yang sama dengan yang digunakan oleh Fe. Perempuan itu ikut menyusul karna ingin tahu apa yang terjadi.

"Tidak ada papa, sepertinya saya salah dengar tadi." Jawab pria dewasa itu.

" Oh, kalau begitu saya mau pulang aja pak, yang barusan kita lanjut lain kali. Kayaknya disini tempatnya gk aman deh." Ucap perempuan itu.

"Huuf, sayang sekali padahal saya masih ingin. Tapi ya sudahlah, lain kali kalau butuh sesuatu lagi jangan sungkan ya!" Ucap pria dewasa itu dengan raut wajah pedofil nya.

" Tentu, asalkan nilai saya naik maka jatah bapak aman." Sahut perempuan itu diakhiri dengan kedipan mata genit.

" Jangan khawatirkan soal itu sayang." Ucap pria dewasa itu sambil tersenyum.

Lalu perempuan itu pun pergi terlebih dahulu setelah itu baru pria dewasa itupun ikut pergi dari perpustakaan.

'huuff'
'huuff'
'akhirnya.'  gumam Fe dan si cowok itu berbarengan.

Mereka berdua masih bersembunyi dibawah meja dan belum menyadari posisi mereka saat ini yang mungkin sangat intim.

___________________________________
___________________________________

Kira-kira siapa ya 'si cowok' itu? ☺️

Makasih yang udah baca

Nex bab 10

See you 😉

FexelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang