Bab 21

287 2 0
                                    

' jilat aja kali ya!" Batinnya.

"Ngapain Lo liatin gue kayak gitu."

Axel tidak menjawab tapi dia malah menggeser duduk nya mendekat dengan Fe.

"Mau ngapain Lo!"

Fe harus tetap waspada karna cowok didepan nya ini selalu melakukan hal yang tak terduga.

"Axel lo--

"Diem!" Ucap Axel tegas.

Fe seketika menurut dia hanya diam ketika Axel semakin dekat denganya.

Axel meletakkan tangannya ke sandaran kursi belakang Fe. Dan tangan satunya lagi meraih sisi wajah Fe untuk dia pegang.

Fe mengerjapkan matanya. Rasa pengap itu mulai ada lagi. Dia hampir saja tidak bisa mengatur nafas. Jantung nya juga mulai tidak beritme dengan baik.. selalu saja seperti ini.

Axel menatap Fe sebentar lalu dia menatap bibir Fe lagi yang terkena selai coklat itu. Ketika Axel mulai mendekatkan wajah nya suara Fe justru menghentikan aksinya.

"Gue tonjok Lo ya!" Ucap Fe dengan suara berbisik.

Axel mengangkat kembali wajahnya.
"Gue cuma mau bersihin sesuatu." Ucap Axel ikut berbisik dengan jarak sedekat itu.

"Bersihin apa?"

"Makanya diem, nanti kena tau rasa Lo."

"Kena apa?"

"Syuutt!" Axel mengintruksi untuk diam.

Axel memiringkan kembali wajahnya dan dia menjilat selai coklat itu. Fe terkejut dengan refleks ingin menjauhkan wajahnya. Tapi tangan Axel langsung menahannya. Bahkan sudah berpindah memegang tengkuknya. Ternyata kena yang dimaksud Axel adalah dimana gadis itu tidak diam dan malah bergerak dia akan menciumnya.

Cup

Axel mencium Fe sambil menjilat bagian bawah bibir Fe yang belum bersih.

Mmmph

Axel masih menciumnya menjilat lalu menyesap bibir Fe.

'Mmmph axhsehll'

Axel pun mengehentikan aksinya. Dia menatap Fe yang juga menatapnya.
Mereka berdua terengah lalu mengatur nafas.

"Udah bersih." Ucap Axel lalu melepaskan tangannya di tengkuk Fe.

"Lo ngebersihin apa sih?!" Kesal Fe
' gue kecolongan lagi sama nih dedemit. Maen nyosor wae!'

"Selai coklat nempel disitu." Sambil menunjuk bibir Fe.

"Hah! Kenapa gk pake tisu aja."

"Gue gak ada tisu."

"Gue ada. Tuh.!" Ucap Fe sambil mengambil tisu dari sakunya.

"Lo gk bilang." Sahut Axel santai.

"Lo--!! Kenapa harus dijilat!" Geram Fe.

"Karna gue mau." Sahutnya lagi dengan santai.

"Kenapa gk pake tangan aja!" Fe semakin geram.

"Dijilat lebih enak dan gak mubajir."

Apa katanya! Gk mubajir!.. gila nih cowok apasih yang ada di otak nya.

"Terus kenapa harus dicium segala."

"Nyicip dikit." Sahutnya santai.

"Congor mu!"

Fe berdiri sambil melotot ke arah Axel yang masih duduk santai dikursi dengan wajah tanpa dosa nya.

FexelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang