EXTRA PART

226 0 0
                                    

~flashback on~

POV Davi dan Jeni

"Kira-kira Freya mau dibawa kemana sama Axel." gumam jeni yang didengar oleh sahabat-sahabatnya juga Davi yang berada disebelah nya.

"Tenang aja gk akan diapapain kok, biarin mereka nyelesain masalah mereka dulu." sahut Rio.

"Kayaknya acara nya juga udah selesai, pulang aja gimana?" saran Asep.

"Iya bener, keadaan nya juga udah gk kondusif." kata Samsul.

"Yaudah kita pulang." putus Rio.

Mereka berjalan keluar pintu menuju parkiran, eja dan Adly pulang bersama. Samsul, Asep dan Doni membawa motor masing-masing. Putri diantar Irgi, Rio dan Silvi, Jeni dan Davi.

Dipertigaan mereka masing-masing satu demi satu berpisah karna arah rumah mereka sudah pasti berbeda. Kecuali jeni dan Silvi yang memang satu arah - tetanggaan.

Jeni dan Davi paling belakang dengan mobil Rio yang berada didepan. Davi sengaja memperlambat laju mobilnya karna ada yang ingin dia katakan pada jeni.

Yang entah kenapa jeni pun diam tanpa suara, dia bahkan tidak protes ketika Davi menyetir mobil dengan slow. Apa mungkin gadis itu juga menikmati kebersamaan didalam mobil ini, tapi ada yang aneh ketika jeni diam tidak seperti biasanya.

"You oke?" Davi mulai membuka suara.

Jeni menoleh, "Ya." jawab nya singkat.

Davi menghembus kan nafasnya perlahan untuk sedikit meredakan degupan didalam dadanya yang tidak mau diam.

Mobil itu semakin melambat karna Davi sedikit melipir kepinggir untuk berhenti.

"Ada apa kok berenti? abis bensin?" tanya jeni

"Nggk." Davi menggeleng lalu menatap jeni yang juga menatap nya.

Tak

Davi membuka seat belt nya, lalu menghadap pada jeni.

"Jen." kata Davi mereka saling berhadapan sekarang.

"Ya." entah kenapa jeni sedikit gugup ditatap seintens itu oleh laki-laki predator ini.

"Gue mau ngomong." kata Davi.

"Dari tadi Lo udah ngomong." ucap jeni terkekeh mencoba mencairkan suasana karna sedikit agak acekawerd.

"Gue serius." ucap Davi lagi dengan raut wajah seriusnya.

"O-oke." gugup jeni, kenapa si predator ini agak sedikit berbeda sekarang.

Jeni tidak suka dengan situasi saat ini ingin rasanya cepat pulang lalu rebahan.

Jeni tersentak ketika sebelah tangan nya digenggam oleh Davi. Laki-laki itu menatapnya lembut penuh harap.

"Gue- jeni gue-- akh sial!" umpat nya sendiri sambil mengusap wajahnya kasar.

"Lo kenapa sih?" tanya jeni bingung.

"Gue gk tau."

"Dih gaje lu!"
"Lo kalo mau ngomong, ngomong aja!"
"Kalo gk kita pulang, udh malem gue ada yang nungguin." kata jeni.

Seketika itu juga Davi langsung menatap jeni dengan mata memicing.

"Nungguin?" ulang Davi

"Iya!"

"Siapa?" tanya Davi mulai ada rasa tidak enak dalam hati nya.

"RAHAT!" jawab jeni.

"Rahat?" gumam Davi.
"Anak mana? IPA IPS? kelas berapa?" tanya Davi bertubi.

FexelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang